Penulis :
Justin Foera-era Lase (Peksos Supervisor PKH Kota Gunungsitoli)
Editor :
Alif Mufida Ulya (OHH Ditjen Linjamsos); Annisa YH
Penerjemah :
Salsabila Baiqlis R; Karlina Irsalyana
GUNUNGSITOLI (11 Juni 2020) - Martilina Zendrato, salah satu penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH) asal Desa Iraono Lase, Kecamatan Gunungsitoli Alo’oa, Kota Gunungsitoli, Sumatera Utara memutuskan graduasi di tengah pandemi COVID-19. Keputusannya diambil lantaran usaha ayam potong dan ikan lele yang dikelolanya semakin lancar.
“Kondisi ekonomi keluarga sudah mengalami perubahan menjadi lebih baik, kami mampu memenuhi kebutuhan keluarga secara mandiri tanpa harus bergantung pada (bantuan) PKH,” ungkapnya mengemukakan alasan graduasi.
Martilina memiliki lima orang anak yang saat ini masih menempuh pendidikan sekolah dan satu anak usia balita. Selain perekonomian keluarga sudah lebih baik sejak Februari 2020, ia merasa masih banyak masyarakat lainnya yang lebih membutuhkan bantuan PKH, sehingga ia bersama suami sepakat memutuskan untuk keluar dari kepesertaan PKH.
Lebih lanjut, ia menuturkan bahwa sejak terdaftar menjadi peserta PKH pada 2016, kebutuhan keluarga sangat terbantu. Keberadaan PKH dirasakan sangat bermanfaat dalam membantu memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan anak.
“Saya menerima PKH tahun 2016. Sejak saat itu, PKH banyak membantu kami dalam memenuhi kebutuhan anak-anak di sekolah. Di PKH, kami juga diajarkan dan diberikan motivasi oleh pendamping cara-cara yang baik dalam mengasuh anak dan juga keuangan keluarga,” tuturnya.
Graduasi mandiri adalah wujud nyata keberhasilan PKH membantu masyarakat keluar dari garis kemiskinan, memberdayakan keluarga prasejahtera menjadi keluarga sejahtera mandiri.
Menanggapi hal itu, Koordinator Kota, bersama Supervisor dan Pendamping PKH Kota Gunungsitoli, melakukan kunjungan ke rumah Martilina sebagai bentuk apresiasi atas kesadaran keluarga dia yang secara sukarela keluar dari PKH, Jumat (29/5).
Koordinator PKH Kota Gunungsitoli, Meiman Larosa, secara langsung menyampaikan apresiasi atas keberhasilan keluarga Martilina menjadi keluarga mandiri. Menurutnya, pada masa pandemi COVID-19 ini justru banyak yang berlomba-lomba mendapatkan bantuan.
“Akan tetapi, hal sebaliknya ditunjukkan oleh keluarga Martilina. Mereka lebih memilih hidup sejahtera, dengan tidak berharap bantuan. Karena pada dasarnya, bantuan PKH memang ditujukan untuk keluarga yang benar-benar membutuhkan, terima kasih atas kesadaran keluarga,” ujarnya mengapresiasi.
Sejalan dengan hal itu, Pekerja Sosial Supervisor PKH Kota Gunungsitoli, Justin Foera-era Lase, juga menyampaikan apresiasi bagi keluarga Martilina Zendrato. “Adalah berita sukacita bagi kita jika ada keluarga yang graduasi mandiri karena itu menunjukkan keberhasilan PKH,” kata Justin.
Kesadaran keluarga ibu, lanjutnya, menjadi penyemangat bagi kami bahwa PKH terbukti bermanfaat membantu masyarakat keluar dari kemiskinan. “Sekali lagi, kami apresiasi, kami ucapkan selamat kepada keluarga ibu dan bapak. Kita berharap bahwa semakin banyak lagi masyarakat kita di Kota Gunungsitoli yang keluar dari kemiskinan melalui PKH,” ujarnya menambahkan.
Sementara itu, di tempat berbeda, Kepala Desa Iraono Lase, Peringatan Lase, turut memberikan apresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada PKH. Ia menyebut PKH telah mengambil banyak peran dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Desa Iraono Lase. “Semoga PKH semakin berkembang,” pungkasnya.
نشر :