JAKARTA (22 Januari 2020) - Direktorat Jenderal Penanganan
Fakir Miskin (Ditjen PFM) menyelenggarakan Sosialisasi Program Sembako Tahun
2020 yang dihadiri oleh Menteri Sosial RI
(Mensos), Juliari P Batubara. Pada pembukaannya, Mensos menyampaikan bahwa Program
Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) memberikan kontribusi pada penurunan angka
kemiskinan. “Survey BPS terakhir disebutkan adanya penurunan angka kemiskinan,
dari 9,41 persen menjadi 9,22 persen itu juga adalah prestasi kita semua yang
hadir di sini, karena di resumenya dituliskan antara lain berkat Program BPNT,”
Kata Mensos membuka kegiatan tersebut.
Disampaikan
oleh Menteri Sosial bahwa Program Sembako merupakan salah satu janji kampanye
Presiden Jokowi dengan sistem transaksi yang tetap menggunakan Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS). “Saya sampaikan saat ini
belum ada penggantian atau perubahan kartu, masih menggunakan kartu (KKS) yang
saat ini kita gunakan,” kata Mensos.
Dijelaskan
pula oleh Menteri Sosial, Perbedaan yang ada antara Program BPNT dengan Program
Sembako saat ini adalah kenaikan Indeks bantuan yang diberikan kepada keluarga
penerima manfaat (KPM) serta tambahan pilihan komoditas yang telah ditentukan.
“Bedanya yang kemarin Rp110.000/KPM/bulan sekarang Rp150.000/KPM/bulan, perbedaan
Rp40.000 tersebut di peraturan Mensos yang baru sudah diatur untuk dialokasikan
untuk penambahan bahan pangan lainnya,” jelas Mensos.
Sebelumnya,
Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM), Andi ZA Dulung
menyampaikan hasil survey dari Microsave yang dilakukan pada tahun 2018. Pada survey tersebut disampaikan bahwa 96
persen KPM dan 89 persen Elektronik Warung Gotong Royong (e-Warong) menyatakan
puas terhadap program BPNT. “Kami
optimis bahwa program 2020 ini bersama dengan semua instansi terkait dapat
meningkatkan kepuasan penerima lagi nantinya, sehingga upaya pemerintah dengan
Program Sembako untuk memberikan akses KPM terhadap kandungan gizi lainnya
dapat tercapai,” kata Dirjen PFM.
Dirjen
PFM juga menyampaikan sejarah singkat dari program bantuan sosial pangan, dimana sebelumnya
merupakan Subsidi Beras Sejahtera (Rastra) dan mulai ditransformasikan menjadi BPNT pada tahun 2017 di 44 kota. Pada
tahun 2018 program Subsidi Rastra secara menyeluruh ditransformasi menjadi
program Bantuan Sosial Pangan yang disalurkan melalui skema nontunai dan Bansos
Rastra. Pada akhir tahun 2019 program Bantuan Sosial Pangan di
seluruh kabupaten/kota dilaksanakan dengan skema nontunai atau BPNT. Hingga pada tahun 2020, program BPNT yang telah
dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia tersebut dikembangkan menjadi Program
Sembako dalam rangka mewujudkan penguatan perlindungan sosial dan meningkatkan
efektivitas program bantuan sosial pangan.