Kemensos Respon Bayi jadi Manusia Silver di Pamulang
Tangerang Selatan (26 September 2021) - Kementerian
Sosial melalui Balai Handayani, Balai Mulya Jaya, Balai Melati, dan
Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan respon kasus ke Pamulang Tangerang Selatan.
Tim Kemensos berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan dan
melakukan asesmen di Rumah Singgah milik pemerintah daerah tersebut.
Sebelumnya, potret bayi 10 bulan yang dicat silver
viral di media sosial. Bayi tersebut dibawa meminta-minta oleh ibunya.
Mengetahui hal ini, Menteri Sosial melalui Direktur Jenderal Rehabilitasi
Sosial, Harry Himkat langsung memerintahkan Tim Kemensos untuk turun melakukan
respon kasus pada Minggu (26/09).
Berdasarkan hasil asesmen, diketahui bayi tersebut
telah dibawa ke jalanan selama 2 bulan.
"Kalau jadi manusia silver sudah 2 bulan
ini bu", ucap Rani (bukan nama sebenarnya) yang merupakan ibu kandung bayi
manusia silver kepada pekerja sosial Balai Anak Handayani.
Menurut Rani, sebenarnya ia sudah mulai mengamen
dan menjadi manusia silver sejak ia putus sekolah 2 tahun yang lalu. Ia sempat
berhenti karena hamil dan melahirkan.
"Dari melahirkan sampai si dede usia 6 bulan
saya tinggal sama bapak di Brebes bu, lalu saya pindah lagi ke Jakarta",
ceritanya.
Tinggal di Jakarta dengan membawa bayi tentu tidak
mudah bagi Rani yang bahkan belum genap berusia 18 tahun. Akhirnya hal ini lah
yang mendorongnya membawa bayinya ke jalanan menjadi manusia silver.
"Saya butuh uang bu untuk bayar
kontrakan, makan, beli susu dan popok bayi. Dari hasil turun ke jalanan
lumayan bu, bisa nutup walaupun kadang masih kurang", ucap Rani sambil
menggendong bayinya.
Menurut Rani, sehari-hari ia mulai turun ke jalan
dari pukul 10 pagi dan pulang pukul 10 malam. Seharian berada di jalan, Rani
dapat mengantongi uang sebesar 80 ribu rupiah sampai 150 ribu rupiah yang
ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kehidupan tidak pernah mudah bagi Rani. Ia sudah
ditinggal ibunya sejak bayi, dan ayahnya menikah lagi. Ditambah saat ini ia
harus membesarkan bayinya sendiri tanpa keluarga dan tanpa ayah dari bayinya
karena menurut pengakuan Rani, ia tidak pernah menikah secara sah dengan ayah
kandung bayinya.
Namun hal itu tidak membuatnya ingin menyerah
dengan keadaan. Setelah berbicara dengan Tim Kemensos, Rani berkeinginan untuk
merajut kembali masa depannya.
"Iya bu, kalau boleh saya ingin buka usaha bu.
Dulu di Brebes saya sempat bantu bibi jualan Mie Ayam, jadi saya agak tau soal
itu", ucapnya saat ditanya oleh pekerja sosial mengenai harapan dan
cita-citanya.
Rani pun setuju untuk dibawa ke Balai Kemensos di
Bampu Apus untuk mendapatkan rehabilitasi sosial dan pelatihan
vokasional.
Kasus Rani merupakan salah satu dari banyak kasus
yang menjadi perhatian Menteri Sosial Tri Rismaharini. Ia menekankan respon
cepat terhadap penanganan permasalahan sosial di masyarakat. Risma menyampaikan
agar Balai Kemensos tetap mendampingi kasus anak manusia silver dan
keluarganya.
Sementara itu, Kepala Balai Handayani,
Hasrifah Musa menyampaikan bahwa pihak balai akan berkoordinasi dengan
berbagai pihak untuk kepentingan terbaik anak, terutama bagi anak manusia
silver yang sedang ditangani ini.
"Ini adalah tugas kita bersama. Dari
teman-teman di lapangan kita ketahui bahwa ternyata ibu dari bayi ini juga
masih umur anak. Artinya anak yang punya anak. Oleh karena itu, kami juga akan
concern terhadap rehabilitasi sosialnya, disamping pelatihan vokasional.
Mungkin kita nanti akan ajarkan parenting agar hal seperti ini (anak menjadi
manusia silver - red) tidak terjadi lagi," jelasnya.