Kementerian Sosial Respon Kasus Anak yang Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19 melalui Program ATENSI

  • Kementerian Sosial Respon Kasus Anak yang Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19 melalui Program ATENSI
  • 16313291108772
  • 16313291127823

Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (8 September 2021) - Kementerian Sosial hadir dalam webinar yang diselenggarakan dalam rangka Ulang Tahun SOS Children's Villages Indonesia yang ke 49 Tahun. Webinar ini sebagai respon atas dampak Covid-19 bagi anak-anak yang kehilangan pengasuhan orang tua akibat Covid-19.

Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat sebagai salah satu narasumber pada webinar hari ini menyampaikan bahwa berdasarkan data yang terlaporkan kepada Kementerian Sosial per 7 September 2021 total Anak Yatim, Piatu, Yatim dan Piatu 25.202 Anak. 

Upaya pendataan dan respon kasus bagi anak-anak yang kehilangan orang tua akibat Covid-19, Kementerian Sosial memberikan dukungan secara langsung melalui Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang mencakup dukungan pemenuhan hidup layak, bantuan ini berupa vitamin, telur, susu, tes kesehatan (swab, PCR), dan kelengkapan identitas anak.

Harry Hikmat juga menyampaikan bahwa program ATENSI ini sangat peduli atas pengasuhan anak termasuk pengasuhan alternatif. "Kondisi dilapangan yang menentukan, pendekatan apa yang perlu dilakukan. Anak yang terdampak Covid-19 belum tentu harus dibawa ke panti, kalau ada keluarga besarnya, bisa dengan melakukan pendekatan berbasis keluarga," ujar Harry.

Kementerian Sosial melalui program ATENSI juga memberikan pendampingan keluarga dan/atau penguatan kapabilitas dan tanggung jawab sosial keluarga serta memberikan bantuan perlengkapan bagi keluarga atau anggota keluarga berupa keterampilan mengasuh, memberikan pemahaman dan kedisiplinan anak dalam menerapkan protokol kesehatan dimasa pandemi Covid-19.

Selain itu juga ada dukungan keluarga yang mencakup mediasi keluarga, preservasi keluarga, reunifikasi, dukungan antar keluarga, dukungan kelompok sebaya, dan/atau temu penguatan anak dan keluarga.

Dukungan lainnya dalam layanan terapi melalui ATENSI berupa terapi fisik, psikososial, dan mental spiritual yang diberikan kepada anak yang mengalami kehilangan orang tua atau pengasuh lainnya akibat Covid-19. "Ini bisa dilakukan oleh para pendamping sosial, relawan untuk memberikan motivasi, bimbingan, dukungan emosional kepada anak-anak," jelas Harry.

Selanjutnya, Kementerian Sosial sudah mempunyai skema untuk menyiapkan Sentra Kreasi ATENSI bagi anak-anak untuk masa depan anak melalui pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan agar anak mampu hidup mandiri dan produktif. Pelatihan ini sekaligus bisa menjadi terapi dan membangun pola pikir yang positif.

Kementerian Sosial RI juga berupaya memberikan dukungan aksesibilitas untuk membantu anak agar dapat mengakses kebutuhan lainnya. Oleh karena itu program ATENSI anak diputuskan sebagai sebuah program yang merespon anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu agar tumbuh kembang anak bisa optimal. "Mari kita bersama-sama selamatkan, muliakan, mengasuh anak-anak yatim, piatu, dan yatim piatu", ungkap Harry.

Harry juga menyampaikan bahwa UPT Kementerian Sosial sekarang sudah tidak lagi berdasarkan klaster tertentu. Jadi, 41 UPT mempunyai kewajiban merespon berbagai masalah, tidak terkecuali.

"Kita perlu bekerjasama dengan berbagai kementerian lain, termasuk Kemenko PMK, KPPPA, Kemendagri, Kemendikbud dan Kementerian Kesehatan. Sementara dengan Pemerintah Daerah sudah tentu dengan Dinas Sosial terkait", tutup Harry.

Webinar ini dihadiri secara virtual oleh Balai-balai Rehabilitasi Sosial di Kementerian Sosial, Direktur Nasional SOS Children's Villages Indonesia dan jajarannya, Relawan Kawal Masa Depan.
Bagikan :