Penulis :
Humas BRSLU "Budhi Dharma" Bekasi
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Lingga Novianto; Karlina Irsalyana
BEKASI (13 Februari 2020) - Takuyo Ito dari AI Company didampingi oleh Z.Yahya yang berasal dari LPK Massaihara berkesempatan melakukan kunjungan ke Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (BRSLU) "Budhi Dharma" Bekasi untuk dialog tentang Penanganan Lanjut Usia dan melihat langsung penanganan lanjut usia yang diselenggarakan oleh BRSLU "Budhi Dharma" Bekasi.
Takuyo Ito menyampaikan bahwa penangan lanjut usia di Jepang lebih banyak dilakukan oleh pihak swata, sementara pemerintah tetap memberikan support dengan bantuan dana penanganannya. Pada panti yang diselenggarakan oleh Takuyo Ito dan keluarganya digambarkan seperti penanganan di hotel dengan fasilitas yang mewah dan berstandar teknologi modern bahkan fasilitas untuk mandi pun dapat dilakukan hanya dengan memencet tombol maka lansia tersebut sudah dapat menikmati mandi dengan bersih dan menyenangkan di bathtube. Untuk penggunaan mesin robot alat mandi tersebut membutuhkan pelatihan selama 1 (satu) bulan bagi SDM para care givernya. Prinsip mereka bahwa sudah ada alatnya harus ada pelatihannya untuk penggunaan alat tersebut sampai mahir menggunakannya. Disampaikan pula bahwa di Jepang perbandingan petugas atau caregiver dengan lansia adalah 1 (satu) banding 1(satu) dimana 1(satu) caregiver menangani 1 (satu) lanjut usia.
Mewakili Pujiyanto Kepala BRSLU "Budhi Dharma" Bekasi, Siti Rohmah Puji Astuti menyambut dan menyampaikan bahwa BRSLU "Budhi Dharma" Bekasi adalah Unit Pelaksana Teknis milik Kementerian Sosial RI yang memerikan rehabilitasi sosial LANJUT terhadap lanjut usia, sedangkan untuk rehabilitasi sosial dasar menjadi tanggung jawab Pemerindtah Daerah. BRSLU Budhi Dharma Bekasi sebagai bukti bahwa Pemerintah HADIR dalam penanganan lanjut usia di Indonesia. Wilayah jangkauan meliputi 16 Provinsi meliputi seluruh Sumatera dan seluruh Jawa.
Kasie Layanan Rehabilitasi Sosial, Indrawan mengatakan “kita sangat senang mendapatkan kunjungan ini karena kami pun belajar dari teknologi Jepang untuk penanganan lanjut usia dan lanjut usia yang kita berikan penanganan adalah lanjut usia potensial."
"Adapun yang saat ini berada di wisma/cottage adalah mereka yang kita berikan penanganan Respon Kasus dan Temporary Shelther. Waktu penanganan di BRSLU maksimal 6 (enam) bulan dengan diberikan terapi seperti terapi fisik, terapi spiritual, terapi psikosoial dan terapi penghidupan. Dalam rentang waktu maksimal 6 bulan tersebut kita telusuri jika diketemukan keluarga kita kembalikan ke keluarga dan jika tidak memiliki keluarga/telantar maka kita rujuk untuk dikirim panti milik Pemerintah Daerah" lanjut Indra.
Setelah dialog dilanjutkan kunjungan langsung ke fasilitas layanan diantaranya mengunjungi Laboratorium Layanan Rehabilitasi Sosial dan Laboratorium Asesmen dan Advokasi Sosial, Wisma Lanjut Usia Perempuan, ke Dapur, mengunjungi juga lanjut usia Respon Kasus Junaidi yang menunjukkan keahliannya melukis. Kunjungan dilanjutkan ke ruang Sosial Care tempat lanjut usia bedridden mendapatkan penanganan khusus.
Bagikan :