Respon Cepat Kasus Balita “Manusia Silver”, Kemensos Berikan Bantuan ATENSI

Respon Cepat Kasus Balita “Manusia Silver”, Kemensos Berikan Bantuan ATENSI
Penulis :
Humas Balai Melati Jakarta
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (26 September 2021) - Kementerian Sosial merespon cepat informasi mengenai MFA, bayi berusia 1 tahun yang viral kisahnya di media sosial (www.megapolitan.kompas.com) tanggal 25 September 2021 lantaran dicat menyerupai manusia silver dan diajak meminta-minta di sekitar SPBU Parakan, Pamulang, Tangerang Selatan. 

Melalui kolaborasi apik tiga balai, yaitu Balai "Melati" Jakarta, Balai  "Handayani" Jakarta, Balai "Mulya Jaya" Jakarta, dan Tim Reaksi Cepat Kementerian Sosial, MFA beserta ibu kandungnya CK berhasil ditemui dan dibawa ke Balai "Melati" Jakarta untuk selanjutnya dilakukan asesmen komprehensif terhadap permasalahan dan krisis yang dihadapi oleh CK dan keluarganya. 

Sebelumnya, tim melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Kota Tangerang untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai kasus MFA yang viral di media sosial. Pihak Dinas Sosial mengatakan bahwa Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Tangerang Selatan sempat mengamankan 2 orang berinisial E dan B yang membawa MFA meminta-minta. Sementara itu, CK mengaku sama sekali tidak tahu bahwa anaknya dibawa E dan B untuk meminta-minta. 

Berdasarkan hasil asesmen awal yang didapatkan oleh Tim Kementerian Sosial, didapatkan informasi bahwa CK juga berprofesi sebagai manusia silver sejak 2 bulan terakhir dan tinggal bersama rekan-rekannya sesama manusia silver di sebuah kosan dengan biaya 400 ribu per bulan. 

“Saya dari Brebes, Pak. Dulu saya tinggal di Tanah Abang dengan tante saya, tapi diusir karena saya hamil (diluar nikah). Terus saya tinggal di tempat laki saya sampai melahirkan,” tutur CK.

CK belum menikah secara resmi. Hubungannya dengan HS berjalan begitu saja hingga MFA lahir. Saat proses kelahiran, ibu tiri HS dan pemilik kontrakan tempat HS tinggal membantu proses persalinan CK di kamar mandi. Tragisnya, pemilik kontrakan justru meminta uang sebesar Rp. 1.300.000 untuk pengurusan akte kelahiran MFA. Namun, hingga saat ini akte kelahiran MFA tak kunjung ada. 

“Saya gak tahu pak kalo anaknya saya dicat silver. Memang sering saya titip anak saya ke E dan B kalo saya lagi cari uang. Saya tahu salah. Tapi, gak ada orang yang mau bantu saya pak,” ujar CK membela diri.

Tim kemudian memberikan motivasi agar CK dan anaknya bersedia dibawa untuk mendapatkan layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di Balai "Melati" Jakarta. CK menyetujui tawaran tersebut dan Minggu (26/9) sore, CK beserta anaknya telah berada di Balai "Melati" Jakarta. 

Berdasarkan hasil asesmen kebutuhan disetujui rekomendasi tindak lanjut untuk CK dan MFA, yaitu dengan memberikan bantuan ATENSI berupa pemenuhan kebutuhan dasar, yaitu susu dan pampers bagi MFA. Selain itu, CK akan diberikan bantuan pembinaan kewirausahaan agar dapat membuka usaha mie ayam di daerah asalnya Brebes. 

CK akan terus mendapatkan Layanan Dukungan Psikososial selama berada di Balai "Melati" Jakarta untuk mengatasi krisis yang dihadapi dan menghasilkan perubahan perilaku positif sehingga CK memahami peran dan tanggung jawabnya untuk mengoptimalkan tumbuh kembang MFA sebaik-baiknya.
Bagikan :