Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
BENGKALIS (21 Desember 2021) - Kementerian Sosial RI melalui Balai "Abiseka" Pekanbaru merespon lanjut usia yang tinggal sendiri di gubuk reyot di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau sebagaimana ramai diberitakan media daring.
Tim Respon Kasus Balai "Abiseka" Pekanbaru Senin (20/12) pagi berangkat menuju Bengkalis menempuh 6 jam perjalanan dari Pekanbaru, dilanjutkan menyebrang dengan Kapal Roro.
Tim berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kab. Bengkalis dan Kepala Desa Telatak untuk kemudian mendatangi kediaman Bapak Syahrudin (65) di Dusun Simpang Baru RT 003 RW 004 Desa Teluk Latak, Kecamatan Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.
Pria kelahiran Teluk Latak ini hidup sendiri dan belum pernah menikah. Meninjau kondisi kehidupannya yang tidak mempunyai pekerjaan tetap, Syahrudin termasuk dalam kategori lanjut usia tidak mampu. Beliau menumpang disebuah gubuk reot milik salah satu warga yang peduli dan kasihan padanya. Syahrudin mengurus dirinya sendiri dan tidak mau tinggal di rumah keluarganya maupun di rumah tetangga karena beliau tidak mau merepotkan orang lain.
Kediaman Syahrudin letaknya berada di lahan orang lain yang penghidupannya sangat memprihatinkan karena kebutuhan makan setiap harinya bergantung pada pemberian tetangga yang peduli padanya. Berdasarkan informasi dari Dinas Sosial, Syahrudin telah mendapatkan program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Sebagai bentuk pelayanan dukungan pemenuhan hidup layak program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) Kementerian Sosial RI, Balai "Abiseka" Pekanbaru membawa Syahrudin menjalani pemeriksaan kesehatan (cek asam urat) sesuai dengan keluhan di Puskesmas Teluk Latak.
Tim juga melakukan advokasi BPJS di tingkat kelurahan dan Dinas Sosial Kabupaten Bengkalis dalam rangka memberikan akses terhadap fasilitas dan pelayanan kesehatan.
Balai "Abiseka" Pekanbaru juga menyerahkan bantuan dukungan hidup layak dan dukungan aksesibilitas berupa nutrisi lansia (beras, susu Diabetasol, sereal Quacker, biskuit), alat bantu akesisbilitas berupa tongkat kaki 3 dan matras kesehatan.
Tim juga melakukan musyawarah dengan pihak desa dan pemilik tanah untuk memberikan lahan sebatas yang dibutuhkan dan rumah layak huni akan dibangun oleh Komunitas Tionghoa Bengkalis.
Di samping itu, Tim mendorong Syahrudin dan keluarga besar agar mau tinggal satu rumah karena rumah yang ditempati saat ini merupakan lahan milik orang lain dan bukan milik sendiri ditambah kondisi gubuk yang reyot sehingga tidak bisa mendapat program Rutilahu yang selama ini sudah diajukan oleh pihak Desa.
"Terima kasih Kementerian Sosial untuk bantuannya. Bantuan yang sudah saya terima ini sangat bermanfaat. Semoga bisa saya pergunakan," ujar Syahrudin mengungkapkan perasaannya.
Bagikan :