Jalani Pelatihan di Sentra Milik Kemensos, Perempuan SAD Ini Bertekad Meraih Masa Depan Lebih Baik
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Fia Arista Dewi
PALEMBANG (10 Januari 2023) - Mila Karmila melangkah mantap meninggalkan kampungnya di kawasan hutan karet di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Perempuan Suku Anak Dalam (SAD) ini bersiap menempuh tantangan baru.
Perempuan kelahiran 10 Maret 2001 itu berkesempatan menjalani pelatihan di Sentra "Budi Perkasa" di Palembang. Ada dua orang warga SAD ikut berangkat dari kampungnya, di Kampung Simerantian, Desa Suosuo, Kecamatan Sumai, Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Sebanyak lima lagi warga SAD dari daerah lain, sehingga total ada tujuh warga SAD yang berangkat menuju Palembang.
Pada bulan Juli 2022, tujuh warga SAD tersebut menjalani pelatihan di Sentra "Budi Perkasa" di Palembang. "Selama 6 bulan kami menjalani pelatihan menjahit. Pertama-tama diajari menjahit dengan bahan kertas. Setelah bisa, belajar menjahit dengan kain sungguhan," kata Mila.
Ia dan anak-anak SAD lainnya menjalani rutinitas di sentra. Pagi setelah sarapan, mereka dan penerima manfaat (PM) lainnya menerima bimbingan mental (bintal). Para PM diberikan motivasi dan semangat.
"Saya memulai sesi pelatihan pada jam 09.00 sampai jam 12.00. Setelah itu, saya juga membantu di SKA," katanya.
Sentra "Budi Perkasa" di Palembang juga mengembangkan Sentra Kreasi Atensi (SKA) berupa kafe yang menjual aneka minuman dan makanan ringan. Mila sudah terampil menyediakan mie telor atau membantu menyiapkan minuman kopi, teh, dan lainnya.
"Selain membantu menyiapkan makanan ringan dan minuman, saya juga membantu melayani dan mencatat transaksi pembayaran di meja kasir," kata anak sulung dari enam bersaudara ini.
Mila masih bertahan di Sentra "Budi Perkasa" di Palembang, meskipun rekan-rekannya dari SAD sudah kembali ke kampung halamannya. "Mila mengaku masih betah di sini dan ingin mendapatkan bimbingan lebih lanjut. Dia mau sekolah lagi katanya. Kami dari sentra siap membantu," kata Kepala Sentra Wahyu Dewanto.
Mila mengaku banyak mendapatkan hal positif selama berada di sentra. Jelas, ia kini sudah terampil menjahit kemeja dan kebaya. Di luar itu, ia merasakan kehangatan, keramahan dan kerja sama yang baik, dari pimpinan sentra dan jajaran, serta para pendamping selama mendapatkan bimbingan dan pelatihan.
"Selama menjalani pembinaan di Sentra, saya merasa mendapatkan semangat dan lebih giat memperbaiki diri. Saya berharap, lebih banyak teman-teman saya dari SAD mendapatkan kesempatan seperti saya," katanya.
Mila, anak sulung dari enam bersaudara. Di kampung, Mila dan adik-adiknya membantu Suryati (40) - ibunya, menyadap getah karet. Sejak suaminya Jaini (ayah Mila) meninggal, Suryati berjuang sendiri menghidupi anak-anaknya.
Panen seminggu sekali, keluarga ini mendapatkan 60 kg getah karet dengan harga Rp15.000/kg. Adik-adik Mila hanya lulus SMP dan sebagian menikah muda.
"Saya ingin terus maju dan mengajak saudara saya meraih masa depan lebih baik," katanya.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :