Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
JAKARTA (15 November 2021) - Kementerian Sosial menggelar Pertemuan Tim Koordinasi Nasional Upaya Penghormatan, Pelindungan dan Pemenuhan Hak Penyandang Disabilitas. Pertemuan yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial, Harry Hikmat mewakili Menteri Sosial ini digelar di Gedung Aneka Bhakti Kementerian Sosial, Jakarta.
Agenda Pertemuan ini membahas Updating Pelaporan Agenda Aksi Dasa Warsa Penyandang Disabilitas Asia Pasifik Tahun 2013-2022 dan implementasi Konvensi Hak-Hak Penyandang Disabilitas (CRPD) dalam dialog konstruktif CRPD dan pertemuan tingkat Menteri anggota United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) tahun 2022 yang akan datang.
Di lingkungan Kementerian Sosial sudah dilakukan berbagai penataan baik program, sumberdaya manusia maupun sarana prasarana yang akan mendukung upaya penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas.
“Insiatif baru sudah dilakukan dan bisa dimasukkan ke dalam laporan CRPD. Diantaranya dari sisi aksesibilitas, Mensos Risma minta lingkungan Kemensos aksesibel bagi semua Penyandang Disabilitas termasuk sarana prasarana di ruang-ruang kantor Kemensos. Contohnya yaitu penyediaan toilet aksesibel bagi penyandang disabilitas,” ungkap Harry.
Penyediaan ini juga dilakukan di 41 balai-balai rehabilitasi sosial. Seluruh balai diminta untuk menerapkan multi layanan bagi beragam penyandang disabilitas dan klaster lain seperti anak, lansia, korban penyalahgunaan napza serta tuna sosial dan korban perdagangan orang. Penerapan multi layanan ini melalui layanan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) yang tertuang dalam Permensos Nomor 7 tahun 2021.
Program ATENSI ini merupakan layanan yang terintegrasi bagi penyandang disabilitas yang berbasiskan keluarga, komunitas dan residensial. Layanan ATENSI meliputi pemenuhan kehidupan yang layak bagi penyandang disabiltias, perawatan pengasuhan sosial, dukungan keluarga, pelaksanaan terapi-terapi mulai dari terapi fisik sampai sosial, bantuan dan asistensi, pembinaan kewirausahaan dan pelatihan vokasional serta dukungan aksesibilitas.
Harry menyampaikan pesan Mensos Risma agar Kemensos harus menjadi contoh utama dan pertama dalam memberikan penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas. Terlebih Kemensos merupakan instansi yang diberikan mandat mengoordinasikan upaya penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas sesuai UU Nomor 8 Tahun 2016.
Selanjutnya, Harry mengungkapkan bahwa tim harus menyiapkan laporan aksi dasa warsa disabilitas Asia Pasific 2013-2022. Bagi Indonesia, laporan ini sangat penting karena akan melihat perkembangan dalam 20 tahun terakhir.
“Ini membutuhkan bukti-bukti faktual dan data terolah yang bersifat tren analisis dari tahun ke tahun. Maka pada kesempatan ini, bapak ibu yang terlibat bisa bahu membahu memastikan perkembangan dalam satu dasawarsa paling tidak tentang upaya kita bersama-sama dalam memberikan penghormatan, pelindungan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas,” tegas Harry.
Laporan CRPD dan laporan aksi dasa warsa disabilitas Asia Pasific 2013-2022 bisa menjadi instrumen penting dan bahan dalam melakukan dialog konstruktif di berbagai forum internasional, antara lain di momen terdekat yaitu penyelenggaraan pertemuan tingkat Menteri anggota United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) tahun 2022 yang akan datang.
Harry mengungkapkan bahwa Mensos Risma ingin memperlihatkan hasil-hasil karya penyandang disabilitas dalam pertemuan UN-ESCAP tersebut. Mulai dari karya seni musik maupun karya dalam membuat merchandise yang dibuat oleh penyandang disabilitas.
Salah satu contohnya adalah Disabilitas Netra Band (Disnet Band) yang biasa tampil di Sentra Kreasi ATENSI Pangudi Luhur. Mereka sedang proses latihan untuk menyuguhkan 100 lagu dari berb
Bagikan :