Kemensos Respon Bayi jadi Manusia Silver di Pamulang

Kemensos Respon Bayi jadi Manusia Silver di Pamulang
Penulis :
Humas Balai Handayani Jakarta
Editor :
David
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

Tangerang Selatan (26 September 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai  Handayani, Balai Mulya Jaya, Balai Melati,  dan Tim Reaksi Cepat (TRC) melakukan respon kasus ke Pamulang Tangerang Selatan. Tim Kemensos berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Tangerang Selatan dan melakukan asesmen di Rumah Singgah milik pemerintah daerah tersebut. 

 

Sebelumnya, potret bayi 10 bulan yang dicat silver viral di media sosial. Bayi tersebut dibawa meminta-minta oleh ibunya. Mengetahui hal ini,  Menteri Sosial melalui Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Himkat langsung memerintahkan Tim Kemensos untuk turun melakukan respon kasus pada Minggu (26/09). 

 

Berdasarkan hasil asesmen, diketahui bayi tersebut telah dibawa ke jalanan selama 2 bulan. 

 

"Kalau  jadi manusia silver sudah 2 bulan ini bu", ucap Rani (bukan nama sebenarnya) yang merupakan ibu kandung bayi manusia silver  kepada pekerja sosial Balai Anak Handayani. 

 

Menurut Rani, sebenarnya ia sudah mulai mengamen dan menjadi manusia silver sejak ia putus sekolah 2 tahun yang lalu. Ia sempat berhenti karena hamil dan melahirkan. 

 

"Dari melahirkan sampai si dede usia 6 bulan saya tinggal sama bapak di Brebes bu, lalu saya pindah lagi ke Jakarta", ceritanya. 

 

Tinggal di Jakarta dengan membawa bayi tentu tidak mudah bagi Rani yang bahkan belum genap berusia 18 tahun. Akhirnya hal ini lah yang mendorongnya membawa bayinya ke jalanan menjadi manusia silver. 

 

"Saya butuh uang bu untuk bayar kontrakan,  makan, beli susu dan popok bayi. Dari hasil turun ke jalanan lumayan bu, bisa nutup walaupun kadang masih kurang", ucap Rani sambil menggendong bayinya. 

 

Menurut Rani, sehari-hari ia mulai turun ke jalan dari pukul 10 pagi dan pulang pukul 10 malam. Seharian berada di jalan, Rani dapat mengantongi uang sebesar  80 ribu rupiah sampai 150 ribu rupiah yang  ia gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. 

 

Kehidupan tidak pernah mudah bagi Rani. Ia sudah ditinggal ibunya sejak bayi, dan ayahnya menikah lagi. Ditambah saat ini ia harus membesarkan bayinya sendiri tanpa keluarga dan tanpa ayah dari bayinya karena menurut pengakuan Rani, ia tidak pernah menikah secara sah dengan ayah kandung bayinya.  

 

Namun hal itu tidak membuatnya ingin menyerah dengan keadaan. Setelah berbicara dengan Tim Kemensos, Rani berkeinginan untuk merajut kembali masa depannya.

 

"Iya bu, kalau boleh saya ingin buka usaha bu. Dulu di Brebes saya sempat bantu bibi jualan Mie Ayam, jadi saya agak tau soal itu", ucapnya saat ditanya oleh pekerja sosial mengenai harapan dan cita-citanya. 

 

Rani pun setuju untuk dibawa ke Balai Kemensos di Bampu Apus untuk mendapatkan rehabilitasi sosial dan pelatihan vokasional. 

 

Kasus Rani merupakan salah satu dari banyak kasus yang menjadi perhatian Menteri Sosial Tri Rismaharini. Ia menekankan respon cepat terhadap penanganan permasalahan sosial di masyarakat. Risma menyampaikan agar Balai Kemensos tetap mendampingi kasus anak manusia silver dan keluarganya. 

 

Sementara itu, Kepala Balai  Handayani,  Hasrifah Musa menyampaikan bahwa pihak balai akan  berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk kepentingan terbaik anak, terutama bagi anak manusia silver yang sedang ditangani ini. 

 

"Ini adalah tugas kita bersama. Dari teman-teman di lapangan kita ketahui bahwa ternyata ibu dari bayi ini juga masih umur anak. Artinya anak yang punya anak. Oleh karena itu, kami juga akan concern terhadap rehabilitasi sosialnya, disamping pelatihan vokasional. Mungkin kita nanti akan ajarkan parenting agar hal seperti ini (anak menjadi manusia silver - red) tidak terjadi lagi," jelasnya. 

 

Bagikan :