Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
MATARAM (14 Oktober 2021) - Sentra Kreasi ATENSI Paramita Mataram resmi dibuka oleh Menteri Sosial Tri Rismaharini didampingi Sekretaris Jenderal Harry Hikmat. Peresmian ini juga dibarengi dengan penyerahan dukungan ATENSI senilai total Rp. 826.622.700,- untuk penerima manfaat di kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Utara dan Kabupaten Lombok Barat.
Sentra Kreasi ATENSI (SKA) Paramita Mataram merupakan pusat pengembangan kewirausahaan dan vokasional serta media promosi hasil karya penerima manfaat dalam satu kawasan. Sentra ini juga akan menjadi kawasan pemberdayaan untuk menciptakan embrio-embrio wirausaha mandiri.
Ditandai dengan penandatanganan prasasti, Mensos Risma berharap di SKA ini anak-anak bisa berlatih dan menambah keterampilan untuk bekalnya mengembangkan usaha saat sudah dewasa kelak. "Jadi kalian disini tidak hanya bisa membuat karya sekedar bisa, tetapi bagaimana karya itu bisa memiliki nilai tambah sehingga memiliki daya jual yang tinggi," pesannya.
Di SKA Paramita Mataram terdapat Sentra Kuliner dan Parama Coffee, Laundry, Toko Klontong, dan Sentra Kerajinan Tangan.
Selain itu juga terdapat workshop sebagai wahana pelatihan dan terapi bagi penerima manfaat, yaitu Budidaya Jamur Tiram, Budidaya Ikan, Budidaya Lebah Klanceng, keterampilan las produksi, pertukangan kayu dan keterampilan kecantikan.
Dukungan ATENSI Kuatkan Semangat Penerima Manfaat
Setelah mengunjungi beberapa Sentra di Balai Paramita, Mensos Risma kembali memberikan penguatan dan motivasi kepada anak-anak yang orang tuanya meninggal karena Covid-19, lansia dan penyandang disabilitas penerima bantuan ATENSI.
Bantuan yang diberikan senilai total Rp. 826.622.700 ini terdiri dari dukungan aksesibilitas, tabungan anak yatim, piatu dan yatim piatu, kebutuhan dasar dan nutrisi serta bantuan kewirausahaan.
Azra Ferista Olivia (15 tahun) merasa bersyukur diberi perhatian oleh pemerintah. Dukungan ini menambah semangatnya untuk terus berjuang, tidak putus asa dan terus menggapai cita-cita seperti pesan ayahnya.
Ia menguatkan diri untuk tidak larut dalam kesedihan pasca ditinggal meninggal ayah tercintanya karena Covid-19. Ia ingat betul terakhir ayahnya datang menjenguknya di pondok walau dalam keadaan sakit demi bertemu untuk terakhir kalinya.
"Bapak bilang gini: jangan pernah takut untuk maju jadi yang lebih baik. semua sayang via, jangan pernah berfikir cita-cita terputus sampai disini," kenangnya. Pesan itulah yang menjadikan dirinya kuat menghadapi kondisi duka dan bangkit.
Sama halnya dengan Nurhalimah, Ibu dari Muhammad Ilyas (6 tahun), penyandang disabilitas fisik yang juga mengalami gangguan paru-paru ini tak putus asa membawa anaknya berobat demi kesembuhan anaknya.
"Saya sudah bawa berobat kemana-mana. Tapi belum juga sembuh. Saya senang Ilyas mendapat bantuan kursi roda adaptif. Karena selama ini Ilyas digendong terus. Dia tidak bisa bergerak sendiri di usianya sekarang. Saya yakin suatu saat Ilyas bisa berjalan," ungkapnya.
Peresmian ini dihadiri oleh Anggota Komisi VIII DPR RI, Rahmat Hidayat dan Nanang Samodra, Staf Khusus Menteri Sosial, Pejabat Eselon I dan II Kementerian Sosial, DPD RI, Evita Apita Maya, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Kepala Perpustakaan Nasional M. Syarif Bando dan Kepala Dinas Perpustakaan Daerah dan Kearsipan Provinsi NTB Julmansyah.
Bagikan :