Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
JAKARTA (24 Juli 2021) - Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial RI, Andi Hanindito mewakili Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini menghadiri acara webinar yang diselenggarakan oleh Lembaga Persaudaraan Muslimah dalam rangka launching Sekolah Lansia Salimah (SALSA) dengan tema "Peran Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Hidup Lansia".
Sambutan Menteri Sosial, Tri Rismaharini yang disampaikan oleh Direktur Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia, Andi Hanindito bahwa saat ini umur harapan hidup manusia Indonesia secara keseluruhan adalah 71,38 tahun, dimana umur harapan laki-laki 69,44 tahun dan perempuan 73,33 tahun. Dari data Badan Pusat Statistik, umur harapan hidup baik perempuan dan laki-laki, bahwa perempuan memiliki kesejajaran dan kesetaraan dengan laki-laki serta memiliki fungsi dan peran penting dalam sebuah keluarga.
Dalam sambutan tersebut juga disampaikan cukup banyak lanjut usia yang sukses, sehat dan menikmati kebahagiaan bersama keluarga, namun tidak sedikit yang mengalami kehidupan yang berat dan sulit dimasa tuanya karena hidup miskin, ditelantarkan dan hidup sendiri. Untuk itu Kementerian Sosial hadir memberikan dukungan layanan dan program untuk mewujudkan lanjut usia yang bahagia di hari tua.
Kementerian Sosial menghadirkan program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi Lanjut Usia dan seluruh kelompok rentan seperti Anak, Penyandang Disabilitas, Gelandangan, Tuna Sosial, Korban NAPZA yang ada di Indonesia. Program ATENSI dapat diakses melalui Balai Besar, Balai dan Loka Kementerian Sosial di seluruh Indonesia.
Melalui ATENSI setiap Lansia dan kelompok rentan lain bisa mengakses 7 layanan langsung, yaitu: Dukungan pemenuhan hidup layak; Perawatan sosial dan/atau pengasuhan anak; Dukungan keluarga; Terapi (fisik, psikososial, dan terapi mental spiritual); Pelatihan vokasional dan pembinaan kewirausahaan; Bantuan sosial dan Asistensi sosial; Dukungan aksesibilitas.
Secara bertahap Kementerian Sosial telah melakukan 5 hal penting dalam melakukan upaya-upaya agar warga negara dapat hidup di hari tuanya secara bahagia, yaitu Pengembangan Sentra Kreasi Atensi (SKA) sebagai wadah pemberdayaan Lansia dan kelompok rentan lainnya; Memberikan Alat Bantu Aksesibilitas yang modern dan berkualitas; Memberikan dukungan layanan pencatatan sipil untuk mendapatkan nomor NIK di Balai-balai Kemensos; Melakukan perbaikan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial; Melakukan layanan penjangkauan kepada Lanjut Usia dalam situasi darurat.
Program Sekolah Lansia Salimah yang dilaksanakan secara informal dengan kegiatan-kegiatan yang konsen terkait dengan keagamaan, kesehatan, psikologi, ekonomi dan keterampilan, "Kami berharap kegiatan-kegiatan ini bisa bersinergi dengan program kami, sehingga dapat secara maksimal melayani Lanjut Usia untuk meningkatkan Kesejahteraan dan Kemandirian Lanjut Usia," tutur Andi.
Ketua Departemen Diklat PP Salimah, Rusmiyati menyampaikan UU RI No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia bahwa sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial, diantaranya adalah pelayanan pendidikan dan pelatihan.
Lebih lanjut Rusmiyati menjelaskan Sekolah Lansia Salimah (SALSA) adalah unit kegiatan Salimah bersifat umum, masal, berkala, dan tematik dengan kurikulum khusus yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup peserta, yaitu meningkatkan pengetahuan dan perilaku lansia terhadap kesehatan agar dapat menjalani masa lansia yang berkualitas, mengetahui lebih awal penyakit yang diderita oleh lansia, meningkatkan kemandirian aspek kesehatan fisik, psikologis, sosial dan spiritual.
"Kami berupaya sekeras mungkin menyusun panduan Sekolah Lansia ini disesuaikan dengan kurikulum berbasis kompetensi, artinya kita berharap apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang bisa terukur dan telusur, serta apa yang kita lakukan adalah semata-mata untuk memperbaiki kualitas para lansia di Indonesia," ucap Rusmiyati.
Ada empat bahasan dalam buku panduan Sekolah Lansia, yaitu keagamaan, melaksanakan ajaran agama yang baik di usia lansia, psikologi, melaksanakan kegiatan terapi stres di usia lanjut, kesehatan, melaksanakan kegiatan dalam menjalankan pola hidup sehat di usia lanjut, ekonomi dan keterampilan, melaksanakan kegiatan membangun kemandirian diri yang baik di usia lansia.
Probosuseno selaku Ketua KSM dan Kepala Klinik Geriatri RSUP Dr. Sardjito menyampaikan peran keluarga dan masyarakat agar lansia setaman, yaitu fasilitasi dan pertahankan kebiasaan baik dan sediakan sarana yang membuat sehat raga, jiwa dan sosial.
Komisaris Utama PT Paragon Technology And Innovation, Nurhayati Subakat menjelaskan untuk menjaga produktivitas di usia lanjut dengan menerapkan 5 nilai diantaranya adalah Ketuhanan, meyakini keberadaan dan kekuasaan Tuhan YME, kepedulian, menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan kasih sayang, kerendahan hati, menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, ketangguhan, menjalani hidup dengan penuh suka cita dan daya juang yang tinggi dan inovasi yaitu selalu mengembangkan hal baru yang lebih baik setiap harinya.
"Tidak semua orang diberi kesempatan untuk menjalani hari-hari di usia lanjut, mari kita jalani kesempatan ini dengan penuh makna dan kebermanfaatan untuk sesama," kata Nurhayati.
Dimas Seto dan Dhini Aminarti yang merupakan Publik Figur berbagi menyampaikan bagaimana menjalani peran keluarga dalam pendampingan lansia, "Kami melakukan pendampingan tersebut karena ibadah, kita mencari keberkahan adanya orang tua kita manfaatkan waktunya dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan rahmat dan ridhonya, tapi perlu juga adanya ilmu-ilmu yang kita pelajari terutama hal-hal yang berhubungan, karena kita belum merasakan menjadi tua, kalau kita berharap ingin menjadi hari tua yang produktif ," tutur Dimas Seto.
Webinar ini diikuti oleh Ketua Umum Salimah, Salimah PD Bantul, DIY, Tim Sekolah Lansia Salimah dan para Lanjut Usia.
Bagikan :