Bertekad Edukasi KPM, Ratusan Pendamping Sosial Ikuti Workshop PENA

Bertekad Edukasi KPM, Ratusan Pendamping Sosial Ikuti Workshop PENA
Penulis :
Dian Catur Prasetyaningtyas Kurniawati
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya

JAKARTA (27 Januari 2024) - Sebanyak 303 pendamping sosial tampak memadati Workshop Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA) yang digelar di Rusun "Mulya Jaya" di Jakarta selama tiga hari, pada 26 s.d 28 Januari 2024. Kementerian Sosial membekali para pendamping sosial di area Jakarta dan Tangerang dengan berbagai materi untuk memperkuat pemberdayaan mereka sendiri dan juga untuk diterapkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang mereka dampingi.

Kepala Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Pengembangan Profesi, Afrizon Tanjung mengungkapkan Kemensos, salah satunya melalui Pusdiklatbangprof, selalu berupaya melakukan peningkatan, baik kepada ASN maupun non ASN, yang diantaranya meliputi pendamping sosial dan masyarakat umum. Pelatihan-pelatihan tersebut merupakan upaya agar penerima manfaat bisa lebih cepat mandiri.

"Dalam penguatan KPM PENA, tentu saja membutuhkan peran pendamping. Oleh karena itu, kita juga perlu melakukan penguatan kepada para pendamping," kata Afrizon.

Dalam Workshop PENA kali ini, Kemensos menyediakan tiga kelas yang diperuntukkan bagi pendamping sosial terdiri dari Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH), Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Pendamping Rehabilitasi Sosial. Setiap kelas memberikan pelatihan mengenai riset sederhana, literasi keuangan, digital marketing, serta fotografi dan videografi.

Dalam pelatihan riset sederhana, pendamping dibekali dengan ilmu untuk melihat kondisi pasar dan prospek penjualan produk. Adapun, melalui digital marketing, peserta diajarkan tips dan triks memasarkan produknya melalui marketplace ataupun media sosial. Pembekalan fotografi dan videografi juga sangat diperlukan untuk menunjang pemasaran tersebut. Tampilan produk yang apik dan cantik tentu akan membuat produk lebih menarik dan lebih laris di pasaran.

Selain ketiga hal tersebut, pelatihan yang tidak kalah penting ialah literasi keuangan. Dalam hal ini, para peserta diajarkan untuk bijak mengelola keuangan dan tidak menghabiskannya untuk keperluan tersier. Hal ini sangat penting mengingat cukup banyak terjadi di mana saat ekonomi membaik, pengeluaran KPM lebih besar daripada pemasukan.

Khoirotun Nisa, Pendamping PKH wilayah Tangerang Selatan turut mengikuti kelas pelatihan riset sederhana pada Sabtu (27/1). Wanita yang kerap disapa Nisa ini merasa senang lantaran mendapat banyak ilmu yang berguna bagi dirinya maupun KPM.

"Ini bermanfaat sekali untuk saya. Kalau ada KPM yang punya usaha, kita jadi bisa ngajarin untuk meneliti dulu dari segi kualitatif dan kuantitatif, bagaimana prospek ke depannya. Jadi, ini bermanfaat bagi KPM, bagi kita (pendamping) juga," kata Nisa.

Hal senada juga dirasakan oleh Andi Mawardi, Koordinator Wilayah (Korwil) PKH Jakarta yang mengikuti kelas videografi. Andi merasa Pendamping PKH harus bisa mengikuti perkembangan zaman agar bisa mengajarkannya kepada KPM yang mereka dampingi.

"Ke depannya, teknologi sudah tinggi. Media sosial juga pengaruhnya luar biasa terhadap lingkungan. Penting bagi kami mengetahui videografi sehingga kami bisa menularkan kepada para KPM dengan bahasa para pendamping yang lebih mudah dipahami oleh KPM," ungkap Andi.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :