"Decoupage" dan Telur Asin, Karya Disabilitas Intelektual Isi SKA Balai "Ciungwanara"

  • "Decoupage" dan Telur Asin, Karya Disabilitas Intelektual Isi SKA Balai "Ciungwanara"
  • 16165563569771
  • 16165563693219

Penulis :
Humas Balai Disabilitas Ciungwanara Bogor
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BOGOR (22 Maret 2021) - Kementerian Sosial RI melalui Balai Disabilitas Ciungwanara Bogor wujudkan inovasi Program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) melalui terapi vokasional dan pembinaan kewirausahaan.

Salah satunya melalui pembuatan kreasi decoupage. Decoupage yang berasal dari bahasa Prancis découper atau berarti memotong, merupakan kerajinan menghias objek yang memerlukan potongan-potongan bahan (biasanya kertas tisu) yang ditempel pada objek dan kemudian dilapisi dengan pernis atau pelitur layaknya stiker, namun lebih tahan lama. 

Dela, instruktur decoupage menjelaskan bahwa objek yang dapat diaplikasikan decoupage bervariasi, mulai dari tas, clutch, dompet hingga talenan. 

"Kesenian decoupage merupakan kesenian yang cukup mudah diterapkan bagi penyandang disabilitas intelektual. Peralatan yang digunakan pun cukup sederhana, diantaranya lem, kertas tisu bergambar, kuas, dan objek yang akan ditempeli," jelas Dela.

“I”, salah seorang PM putra yang turut membuat produk decoupage ini menuturkan sangat senang bisa mempelajari hal baru seperti decoupage.

“Saya senang belajar nempel-nempel ini, tas dan dompetnya jadi cantik," ujar I.

Selain decoupage, para penerima manfaat (PM) juga sangat antusias mengikuti terapi penghidupan pembuatan telur asin. PM terlihat bersemangat dalam menumbuk garam dan mengaduk adonan. 

Tahapan yang mudah serta keuntungan yang menjanjikan membuat olahan telur asin dipilih sebagai aktivitas para PM yang dapat dilanjutkan di rumah kelak. 

Uju, instruktur telur asin mengungkapkan bahwa telur asin termasuk keterampilan yang dapat dipelajari oleh PM karena mudah dan bersifat pengulangan. Selain itu, telur asin banyak diminati masyarakat dan menjadi hidangan favorit di sejumlah warung makan di sekitar balai.

"Telur asin ini kan menjadi makanan semua orang yang bisa dikonsumsi oleh ekonomi kelas bawah maupun menengah ke atas, sehingga sangat tepat jika kita pilih sebagai solusi untuk memberdayakan PM," tutur Uju.

Kasi Layanan Rehabilitasi Sosial, Lisdiana pun turut mendampingi proses pembuatan decoupage dan telur asin. Pihaknya berharap produksi decoupage dan telur asin bisa dikembangkan oleh para PM sehingga dapat dipajang di Sentra Kreasi ATENSI (SKA) yang sedang dalam proses pembangunan.

Produk decoupage dan telur asin ini direncanakan akan mengisi pameran dan cafe di SKA Balai Disabilitas Ciungwanara. Para pembeli juga dapat memesan dan melihat berbagai koleksi decoupage yang akan dijual melalui E-commerce Shopee ciwaproduction official .
نشر :