Di Hadapan Pelajar, Mensos Kobarkan Semangat Kepahlawanan Agar Tangguh Hadapi Persaingan Global
JAKARTA (11 November 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak pelajar untuk meneladani nilai-nilai kepahlawanan, terutama keberanian. Hal ini disampaikan saat berdialog dengan ratusan siswa dan guru dari berbagai daerah di Indonesia yang hadir di Gedung Konvensi Taman Makam Pahlawan Nasional Umum Kalibata, Jakarta Selatan, Jumat (10/11).
Mengusung tema "Pahlawanku Teladanku", Mensos menggugah rasa
nasionalisme para pelajar untuk menerapkan nilai-nilai kepahlawanan dalam
kehidupan. Dengan penuh semangat, mantan Walikota Surabaya ini berdiri selama
kurang lebih satu jam untuk membakar semangat para siswa yang hadir.
Dalam dialog itu, Risma mengatakan pelajar sebagai pemuda adalah cucu
pahlawan yang akan meneruskan perjuangan bangsa untuk memajukan kesejahteraan
sosial. Untuk itu, Risma mendorong para pelajar untuk berani menghadapi masalah
dan kesulitan, terutama melawan persaingan global yang semakin menantang.
"Bangsa dan negara ini membutuhkan kalian agar bisa membawa (kita)
sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia," ujarnya yang disambut tepuk
tangan meriah dari peserta yang hadir.
Di hadapan awak media, ia menekankan pentingnya para pelajar memahami
bahwa medan perjuangan pada zaman modern bukan lagi dengan mengangkat senjata,
melainkan perang melawan kemiskinan dan kebodohan. Untuk itu, melalui kegiatan
ini, ia ingin anak Indonesia dapat tumbuh menjadi anak yang berkarakter kuat.
"Karena itu, anak-anak ini kita ajarkan (nilai kepahlawanan),
diharapkan mereka akan bisa menyebar ke teman-teman yang lain, dan
(anak-anak) punya karakter yang kuat sebagai anak-anak bangsa," katanya di
depan awak media.
Nilai kepahlawanan lain yang ditanamkan Risma adalah semangat pantang
menyerah dan kegigihan. Penerima gelar Doktor Honoris Causa dari Tongmyong University di Korea Selatan ini menggugah semangat para pelajar agar
tidak takut dan tidak menyerah menghadapi keterbatasan, kegagalan dan rintangan
dalam meraih cita-cita, sebagaimana para pahlawan yang mampu mengusir penjajah
bersenjata, hanya dengan bambu runcing.
"Yang paling penting, kenapa kita bisa merdeka, itu karena kegigihan
para pejuang. Kemudian, rasa percaya diri bahwa kita juga punya
kekuatan," katanya.
Teladan lain yang ditekankan Risma adalah perjuangan tanpa pamrih.
Dikatakannya, para pahlawan berjuang dengan segenap upaya dan kekuatan yang
dimiliki untuk tujuan kemerdekaan. Ia mencontohkan perjuangan Cut Meutia dan
suaminya yang gugur di medan perang.
Adapun kegiatan penanaman nilai kepahlawanan melalui pelajar diselenggarakan selama satu hari dengan berbagai kegiatan menarik, seperti dongeng pahlawan, ziarah bersama Menteri Sosial, dan nonton bersama film bertemakan Kepahlawanan.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI