Kemensos Berikan Berbagai Bantuan untuk Keluarga Prasejahtera

Kemensos Berikan Berbagai Bantuan untuk Keluarga Prasejahtera
Penulis :
Dian Catur Prasetyaningtyas Kurniawati
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya

MANGGARAI TIMUR (25 Januari 2024) – Duka masih menyelimuti keluarga almarhumah Rosalia Bombol, warga Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur yang meninggal setelah berjuang melawan penyakit lumpuh dan gangguan penglihatan selama 15 tahun. Kondisi keluarga prasejahtera menyebabkan Rosalia tidak sempat dibawa ke rumah sakit. Mengetahui hal tersebut, Kementerian Sosial melalui Sentra "Efata" di Kupang memberikan berbagai dukungan, seperti psikososial  bagi keluarga yang ditinggalkan, bantuan ATENSI dan santunan untuk meringankan beban keluarga Rosalia.

“Sebenarnya, Keluarga Rosalia telah mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan Sembako dari Kemensos. Akan tetapi, bantuan tersebut hanya cukup untuk hidup sehari-hari karena penghasilan mereka pun tidak menentu,” kata Silvanus Jeharum, Pendamping PKH yang mendampingi keluarga almarhumah Rosalia.

Kini, di rumah almarhumah Rosalia, tinggal suaminya, Selfus Tundur (58). Rumah tersebut berdinding potongan pohon lontar, lantai dari tanah dan atap dari seng yang telah usang. Tinggal pula sang menantu, Maria Goreto Oni dengan anak berumur dua tahun. Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, Maria Gareto menjadi buruh tani serabutan yang upahnya Rp30.000 per hari. Selain itu, Selfus tundur mengandalkan kiriman uang dari anaknya yang menjadi buruh perkebunan sawit di Kalimantan.

Mengetahui kisah almarhumah Rosalia dan suaminya, Kemensos tak tinggal diam. Tim dari Sentra "Efata" di Kupang terjun langsung ke lapangan untuk memberikan berbagai bantuan. Selain bantuan psikososial, Sentra "Efata" di Kupang juga menyerahkan uang duka, bantuan ATENSI berupa bahan pokok dan berbagai kebutuhan sehari-hari bagi keluarga Selfus Tundur.

Saat tim Sentra "Efata" di Kupang menemui langsung keluarga Selfus Tundur, ternyata perubahan data keluarganya pun belum diurus ke pemerintah desa setempat. Petugas Sentra "Efata" di Kupang pun segera membantu koordinasi dengan pemerintah setempat untuk pembuatan kartu keluarga yang baru.

Silvanus menjelaskan keluarga Selfus Tundur merupakan salah satu keluarga dengan kondisi kemiskinan ekstrem di Desa Pong Ruan, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur. Kemiskinan sulit diatasi bagi keluarga Selfus Tundur maupun keluarga lainnya lantaran beratnya medan menuju desa tersebut, serta akses transportasi yang sangat terbatas. Akibatnya, hasil pertanian masyarakat sulit dijual karena biaya transportasi sangat mahal. Sebaliknya, barang kebutuhan pokok sehari-hari yang didatangkan dari daerah lain, menjadi mahal karena terbentur tingginya biaya transportasi.

Selain akses yang sulit, Desa Pong Ruan juga menghadapi kesulitan air bersih. Kesulitan ini dialami hampir semua penduduk desa. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga harus berjalan kaki sekitar satu kilometer dan kualitas airnya pun tidak terlalu baik. 

Melihat kondisi seperti ini, Kementerian Sosial melalui Sentra "Efata" di Kupang akan melakukan observasi dan koordinasi dengan aparat pemerintah desa setempat mengenai kebutuhan yang diperlukan masyarakat. Observasi dan koordinasi ini penting untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat. Kemensos menginginkan berbagai persoalan yang dihadapi masyarakat bisa segera diatasi dan masyarakat perlahan meningkat tingkat kesejahteraannya.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
نشر :