Kemensos Tangani Siswi Korban Rudapaksa Gurunya
PONTIANAK (19 Januari 2023) – Kementerian Sosial RI melakukan respon kasus terhadap A (17)
seorang siswi perempuan korban kekerasan seksual, yang diduga dilakukan oleh
oknum Guru SMA-nya hingga hamil. Melalui Sentra Antasena Magelang, Kemensos
mengambil langkah untuk memastikan korban mendapatkan bantuan yang sesuai.
Kasus kekerasan seksual yang dialami oleh korban
atas nama A (17) diduga berawal dari adanya chat ES yang menggunakan
identitas palsu pada Mei 2023 lalu. Diketahui ES adalah Guru SMP A yang
mengajarnya dulu. A baru menyadari bahwa ES adalah gurunya ketika mereka
bertemu di suatu tempat makan. Selesai makan pelaku memaksa A untuk masuk ke
kamar hotel dan melakukan rudapaksa. Setelah kejadian ES (pelaku) dan A
(korban) tidak pernah bertemu lagi.
“Dia ngajak ketemu lagi, tapi saya tidak mau.
Bahkan dia pernah bilang mau ngajak nikah, tetapi saya bilang tidak mau karena
mau sekolah,” ucap korban.
Setelah kejadian tersebut, korban tidak mengalami
datang bulan, akhirnya ia memutuskan untuk membeli test pack dan
hasilnya positif. A sangat takut untuk bercerita ke keluarga sehingga dia
bercerita ke sahabatnya, dan sahabatnya kembali menceritakan hal tersebut
kepada orangtua A.
Akibat perbuatan pelaku, korban hamil dan keluarga
melaporkan kasus rudapaksa ke Polresta Pontianak pada 06 Oktober 2023 lalu.
Awalnya proses pengaduan berjalan agak lambat,
hingga keluarga A mencari bantuan ke Yayasan Nanda Dian Nusantara untuk
membantu proses hukum.
Setelah pelaporan diterima, A dibawa ke rumah aman
dan ES ditahan pada 22 Desember 2023. ES sempat membantah pernyataan tersebut,
namun polisi menemukan barang bukti.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kemensos melalui
Sentra Antasena Magelang melakukan asesmen komprehensif untuk memastikan
kebutuhan A. Tim Sentra Antasena memberikan pendampingan untuk pemeriksaan
medis dan psikologis terhadap korban pasca melahirkan.Bayi yang lahir pun
sehat.
Adapun keadaan psikologis korban saat ini masih
dalam taraf wajar. Hanya saja pasca melahirkan A cenderung lebih sensitif.
“Korban diharuskan banyak istirahat, makan makanan yang bergizi, lebih rileks,
serta tidak banyak pikiran agar kondisi fisik dan psikisnya segera pulih,” ujar
psikiater yang menangani korban.
Untuk saat ini dukungan keluarga menjadi
potensi yang sangat baik dalam memberikan penguatan kepada korban.
Disamping itu, Kemensos melalui Sentra Antasena juga membantu dengan memberikan
hipnoterapi untuk korban serta memberikan edukasi tentang perawatan dan
pengasuhan bayi. Selain itu Sentra Antasena juga berkoordinasi
dengan sekolah melalui Komisi Nasionak Perlindungan Anak di Kota
Pontianak serta Yayasan Nanda Dian Nusantara untuk kelanjutan sekolah
A karena masih ingin bersekolah.