Lima Tahun Berjalan dengan Tongkat, Lansia di Kota Bogor Sangat Terbantu Terima Kursi Roda dari Kemensos

Lima Tahun Berjalan dengan Tongkat, Lansia di Kota Bogor Sangat Terbantu Terima Kursi Roda dari Kemensos
Penulis :
Koesworo Setiawan

Pilar sosial diminta tingkatkan kepekaan dan kesiagaan menghadapi dinamika masyarakat yang semakin meningkat


BOGOR (22 Agustus 2022) – Memasuki usia 63 tahun, kemampuan fisik Wardiyo semakin menurun. Gangguan kesehatan berupa pengapuran sendi sejak tahun 2017, telah membuat warga Kelurahan Pakuan, Kota Bogor ini sulit bergerak.

 

Selama ini, hanya sebatang tongkat atau pertolongan istri yang menjadi tempat ia bergantung bila harus bergerak. Tentu, itu tidak terlalu memadai. Akses terhadap layanan pengobatan dan alat bantu, bukan persoalan sederhana.

Wardiyo mengaku sudah tidak bekerja, istrinya juga hanya sebagai ibu rumah tangga. Pemenuhan kebutuhannya sehari-hari hanya mengandalkan anaknya yang bekerja sebagai SPG di perusahaan swasta.

 

Namun, ia bersyukur, pemerintah mengetahui kesulitannya dan datang memberikan bantuan berupa kursi roda. “Baru kali ini, saya mendapatkan bantauan. Terima kasih kepada Kementerian Sosial sudah memberikan bantuan kursi roda untuk saya. Harapan saya, ke depan, masih bisa mendapatkan bantuan lainnya karena kami hanya hidup dari anak,” kata Wardiyo di Kota Bogor, Senin (22/8).

 

Penyerahan bantuan bersamaan dengan Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI di Kota Bogor Jawa Barat. Hadir dalam kunjungan kerja ini Plt. Dirjen Linjamsos Robben Rico, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Diah Pitaloka, pejabat terkait di Kementerian Sosial, jajaran Pemkot Bogor, dan undangan lainnya.

 

Dalam kesempatan itu, secara sembolis, Diah Pitaloka menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dan  buffer stock logistik Penanggulangan Bencana untuk masyarakat Jawa Barat. 

 

Jenis bantuan berupa 1.000 paket sembako dengan total keseluruhan Rp160.000.000 dan buffer stock logistik bencana dengan total Rp160.442.680.

 

Adapun bantuan ATENSI dari Sentra Inten Soeweno dalam bentuk alat bantu disabilitas berupa 5 unit kursi roda standar untuk 5 orang PPKS (Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial) di Kota Bogor, dengan total senilai Rp14.310.000.

 

Dalam kesempatan tersebut, Diah Pitaloka dan jajajaran Kemensos juga menghaddiri bimbingan teknis SDM PKH peningkatan kapasitas Pilar-Pilar Sosial. Di hadapan SDM PKH, Diah Pitaloka menyatakan, pilar-pilar sosial merupakan ujung tombak dalam penanganan masalah sosial. 

 

Diah Pitaloka mengingatkan Pidato Presiden Joko Widodo dalam sidang paripurna MPR/DPR, yang mengidentifikasi masih adanya krisis global. Ini mengindikasikan masih stragisnya peran Kemensos ke depan. Konsekwensinya, Pilar-pilar Sosial perlu terus mengasah kepekaan, kesiagaan, dan kekompakan, terutama di tengah gempuran krisis global.



“Dari pidato Presiden, Kementerian Sosial menjadi salah satu kementerian yang masih diandalkan dalam mengimbangi dinamika sosial masyarakat. Dan ini artinya Pilar Sosial yang hari ini kerjanya menjadi ujung tombak di lapangan bagi Kementerian Sosial, itu perannya menjadi sangat penting,” katanya.

 

Diah Pitaloka meminta Pilar-pilar Sosial merawat dan menghidupkan gotong royong di tengah masyarakat sebagai ciri khas Kementerian Sosial. Dengan hidup suburnya gotong royong, diyakini bisa meredam dampak krisis.

 

Ia mencontohkan salah satunya Program Rumah Usaha Sederhana, yang merupakan salah satu upaya pemberdayaan masyarakat pra sejahtera, yang di dalamnya juga terkandung unsur gotong royong di tengah masyarakat. 

 

“Jalin kolaborasi dalam menerapkan gotong royong. Kawal terus program- program yang diluncurkan Kementerian Sosial,” katanya. Ia berjanji, Komisi VIII akan terus mendukung program Kemensos. “Dukungan diberikan melalui anggaran, pengawasan dan legislasi yang masih berada dalam ranah Komisi VIII DPR RI,” katanya.

 

Senada dengan Diah Pitaloka, Robben menyatakan, kolaborasi antar Pilar Sosial tidak boleh terkotak pada satker mana ia berasal. “Karena nantinya akan berpengaruh besar terhadap program-program yang sifatnya terpadu, yang perlu adanya kerja sama lintas satker,” katanya.

Dengan kolaborasi, beragam program di Kementerian Sosial bisa berjalan beriringan, dan tentunya akan menguntungkan bagi penerima manfaat. Bentuk kolaborasi antar Pilar Sosial bisa juga dalam bentuk saling bertukar informasi, sehingga ketika terjadi permasalahan sosial di masyarakat bisa segera ditangani.

 

"Tidak ada lagi pembedaan, semua sama (Pilar-pilar Sosial). Kita bekerja berdasarkan tupoksi masing-masing, misalkan pendamping PKH kalau misal tahu ada orang ODGJ, wajib menyampaikan informasi kepada TKSK,” kata Robben. 

 

Kegiatan Bimbingan Teknis SDM PKH, Peningkatan Kapasitas Pilar - Pilar Sosial dan penyaluran bantuan sosial juga digelar di Kabupaten Cianjur (22/08). Dalam kegiatan kali ini, Diah Pitaloka didampingi Dirjen Rehabilitasi Sosial Pepen Nazaruddin dan jajaran pejabat terkait di lingkungan Kemensos.

Kegiatan diikuti 513 peserta yang terdiri dari Korwil 2 orang, Korkab 5 orang, APD 5 orang, Pendamping PKH 476 orang, Tagana 15 orang dan TKSK 10 orang.

 

Dalam acara tersebut Kemensos menyerahkan bantuan 1.000 paket sembako senilai Rp160.000.000 yang diserahkan secara simbolik kepada 5 KPM PKH, bantuan Atensi sejumlah 5 kursi roda senilai Rp. 14.151.000 untuk 5 KPM, dan buffer stock .

 

Bantuan lainnya adalah bantuan Logistik Penanggulangan Bencana terdiri dari Lumbung Sosial Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Sukanagara senilai Rp378.477.160.


Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI

نشر :