Mensos Minta KPM PKH Graduasi Tidak "Turun Kelas"
CIREBON
(17 September 2020) - Menteri Sosial Juliari P. Batubara mengumpamakan Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) graduasi sudah naik kelas. Ia berpesan agar KPM PKH graduasi tidak lantas
turun kelas.
"Ibarat
anak sekolah, ibu-ibu sudah naik kelas
atau sudah lulus. Kalau sudah lulus jangan balik lagi jadi KPM,. Kalau sudah
lulus sebaiknya sekolah lagi lebih tinggi, " kata Mensos Juliari dalam
sambutannya pada kegiatan Graduasi KPM dan Rekonsiliasi Nasional Bantuan Sosial
Program Keluarga Harapan 2020, di
Cirebon (17/09).
Dalam
kesempatan ini ia menekankan, tugas
negara dalam mengurangi angka kemiskinan bukan hanya pekerjaan Presiden,
Menteri Sosial atau bupati dan wali kota. Tapi yang lebih penting adalah
motivasi dari dalam diri KPM sendiri.
"Ibu-ibu
harus ada motivasi supaya hidup ke depan lebih baik. Baik bagi ibu-ibu baik
pula buat Indonesia ke depan. Bila
kemiskinan bisa segera dikurangi maka harapan Bapak Presiden agar Indonesia
menjadi negara berpendapat menengah pada tahun
2045 - - tepat 100 tahun Indonesia merdeka, bisa tercapai dengan baik, " katanya.
Oleh
karena itu, di sini Mensos menekankan pentingnya peran pendamping yang
diharapkan memberikan skill dan pengetahuan kepada KPM." Termasuk
bagaimana mengelola dana bantuan sehingga meningkatkan produktifitas KPM,
" katanya.
Mensos
Juliari mengatakan graduasi dan rekonsiliasi merupakan upaya pemerintah dalam
mengikis kemiskinan. "Dari laporan yang saya terima hingga Agustus kemarin
sebanyak 711.126 atau 71,1 persen dari target 1 juta KPM telah mengembalikan
kartu KKS karena sudah mampu secara ekonomi," kata Mensos Juliari.
"Untuk
keluar dari jerat kemiskinan ini harus dimulai dari diri sendiri. Pemerintah
sifatnya mendukung. Kalau dihitung, bantuan PKH itu berapa per tahun, paling Rp
5 juta sampai Rp 6 juta," kata Juliari menambahkan.
Banyaknya
KPM yang keluar dari kepesertaan, dikatakan Juliari berkat kerja keras
pendamping sosial PKH. Untuk itu, ia optimis target graduasi sebanyak 1 juta
KPM pada tahun ini dapat terlampaui.
"Ini
tak lepas dari kerjasama semua pihak terutama pendamping sosial PKH yang
senantiasa memberikan bimbingan dan arahan kepada KPM. Mereka sebagai ujung
tombak dari keberhasilan program ini," tambah mantan anggota DPR dua
periode ini.
Dalam
kesempatan sama, Direktur Jenderal
Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazarudin mengatakan KPM yang telah
graduasi dari awal tahun hingga Agustus ini mencapai 711.126 keluarga, atau
mencapai 71.1 persen dari target yakni 1 juta KPM. Pepen juga menerangkan
tentang jumlah KPM di Jabar yang telah graduasi.
"Hingga
bulan Agustus juga, di Provinsi Jabar tercatat sebanyak 125.406 KPM atau 7.16
persen, dari total 1.750.047 KPM," kata Pepen dalam sambutannya.
Lebih
lanjut, Pepen mengatakan Kemensos memberikan apresiasi kepada KPM yang memilih
graduasi. Ia berharap kesejahteraan KPM yang telah graduasi meningkat. Pihaknya
juga menyalurkan bantuan bagi KPM yang graduasi.
"Hari
ini kami hadirkan 50 KPM PKH yang graduasi, yang berasal dari Kota Cirebon,
Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Indramayu. Pada kesempatan ini akan diserahkan
KUR untuk lima KPM yang telah diverifikasi. Kemudian bantuan kebutuhan rumah
tangga untuk mendukung usaha ibu-ibu," kata Pepen.
Selain
graduasi, Pepen mengatakan pihaknya merekonsiliasi penyaluran banutuan KPM agar
memenuhi 5T, yakni tepat sasaran, waktu, jumlah, manfaat dan administrasi.
Rekonsiliasi dilakukan oleh Direktorat
Jaminan Sosial Keluarga, Dinas Sosial
dan HIMBARA sebagai lembaga penyalur bantuan social. Rekonsiliasi ini
diikuti ratusan peserta.
"Kegiatan
rekonsiliasi diikuti 224 peserta secara luar jaringan (luring). Kemudian, 115
peserta dibagi ke dalam tiga kelas. Dan, 109 peserta secara daring," kata
Pepen.
Biro
Hubungan Masyarakat
Kementerian
Sosial RI