Mensos Sambut Baik Rencana Pembangunan Bengkel Kerja Khusus Para Penyandang Disabilitas

Mensos Sambut Baik Rencana Pembangunan Bengkel Kerja Khusus Para Penyandang Disabilitas
Penulis :
Koesworo Setiawan
Penerjemah :
Yusuf Andika; Karlina Irsalyana

BEKASI (7 Desember 2019) - Menteri Sosial Juliari P. Batubara menyambut baik rencana pembangunan bengkel kerja (workshop) khusus bagi penyandang disabilitas. Rencananya, bengkel kerja ini akan mulai dibangun (ground breaking) pada pertengahan Desember ini.

 

Bengkel kerja khusus penyandang disabilitas ini, akan dibangun oleh PT Metropolitan Land Tbk melalui Yayasan Metropolitan Peduli (YMP). Nantinya, YMP akan menyediakan lahan dan bangunan untuk bengkel kerja yang disebut sebagai “ability hub” di kawasan proyek Metland Cibitung, itu.

 

“Saya menyambut baik rencana ground breaking yang disebut sebagai ability hub untuk kawan-kawan kita penyandang disabilitas. Jadi akan dibangun suatu klaster tersendiri. Ini pertama di Indonesia,” kata Mensos pada kegiatan Pencanangan Bulan Donor Darah Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2019 di Bekasi, Sabtu (07/12/2019).

 

Pernyataan Mensos menanggapi keterangan Ketua Panitia Pusat HKSN  2019 Kris Budiharjo, dalam jumpa pers sesaat sebelumnya. Mensos mengapresiasi langkah nyata dari dunia usaha memberikan kesempatan kepada para penyandang disabilitas mengembangkan usaha produktif.

 

“Ini langkah inovatif. Saya berharap, nantinya rencana ini akan membawa manfaat sebesar-besarnya tidak hanya untuk para penyandang disabilitas tapi juga masyarakat luas,” kata Mensos.

 

Pada kesempatan tersebut, Kris Budiharjo menyatakan bahwa pembangunan bengkel kerja ini memilih lokasi di salah satu klaster di kawasan Met Land Cibitung dengan luas total bangunan 1.451 meter persegi dan tanah 4.862 meter persegi.

 

“Nantinya akan ada 12 jenis usaha yang akan melibatkan para penyandang disabilitas. Pihak YMP membantu mulai penyediaan sarana prasarana, pelatihan, hingga pemasaran,” kata Kris.


Apakah “ability hub” nantinya bisa menampung berapa penyandang disabilitas? “Itu nanti kita tunggu dari Kementerian Sosial,” kata Kris.

 

Jenis usaha yang akan dikembangkan meliputi pembuatan kaki/tangan palsu, pembuatan fasilitas hotel, kerajinan tas souvenir/goodie bag, kerajinan pembuatan souvenir, pembuatan alat peraga pendidikan, pembuatan batik, garmen, sablon, lukisan dan grafis, makanan dan minuman, percetakan ATK, dan lain-lain.

 

Langkah dunia usaha ini, menurut Kris, merupakan bentuk nyata pemihakan terhadap para penyandang disabilitas. “Pembangunan ability hub ini didasarkan pada pertimbangan untuk memberdayakan, meningkatkan kemandirian, dan membuka ruang sosialisasi dengan masyarakat bagi para penyandang disabilitas,” katanya.

 

Tujuannya adalah menyediakan wadah bagi penyandang disabilitas agar dapat menyalurkan keterampilannya, memproduksi barang kerajinan, dan konsumsi. “Kemudian juga untuk membantu pemasaran hasil usaha para penyandang disabilitas,” kata Kris.

 

Langkah YMP sejalan dengan semangat pemerintah, termasuk Kementerian Sosial, dalam mengembangkan lingkungan masyarakat yang inklusif terhadap penyandang disabilitas. Dalam kesempatan sebelumnya, Mensos menekankan, agar masyarakat tidak melihat keterbatasan fisik seseorang, melainkan lebih kepada kemampuannya.

 

Dalam rangkaian peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) tahun 2019 yang baru berlalu, beberapa kali Mensos berpesan agar masyarakat menghilangkan diskriminasi terhadap para penyandang disabilitas. Termasuk di antaranya, dengan memberikan akses terhadap sektor-sektor produktif, seperti dalam bekerja maupun berusaha.

 

Mensos meminta kalangan dunia usaha memberikan porsi 1 persen dari karyawannya untuk penyandang disabilitas. Sementara di kalangan kementerian dan lembaga pemerintah, hendaknya dialokasikan sebesar 2 persen dari total pegawai.

 

 

Plt Kepala Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI

Sonny W Manalu

نشر :