Menteri Sosial Beri Penghargaan Dua Pelopor Perdamaian

Menteri Sosial Beri Penghargaan Dua Pelopor Perdamaian
Penulis :
Tutik Inayati
Penerjemah :
Hendrikus Yoakim; Karlina Irsalyana

YOGYAKARTA (16 Oktober 2019) – Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan penghargaan kepada dua Pelopor Perdamaian pada Puncak Acara Dasawarsa Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) di Pelataran Candi Prambanan Yogyakarta, Rabu.

"Dua orang yang mendapat penghargaan adalah Yason Yikwa dan Titus Kogoya," kata Mensos.

Yason Yikwa (52) adalah seorang pendeta, warga Desa Dokoku, Distrik Kubiki, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Ia membantu mengevakuasi sekitar 300 warga pendatang masuk ke Gereja Baptis Panorama di Phike saat peristiwa kerusuhan yang terjadi pada Senin pagi 23 September. Ketika para pelaku kerusuhan meminta agar warga yang ada di dalam gereja untuk segera keluar, Yason tetap berusaha mempertahankan warga untuk bertahan di dalam gereja dan menemui para perusuh untuk melakukan negosiasi. Atas negosiasi tersebut, masyarakat pendatang yang berada di pelataran Gereja Baptis Panorama akhirnya keluar dari pelataran gereja dengan selamat.

Sedangkan Titus Kogoya (45), seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintah Kabupaten Tolikora merupakan warga Kampung Mawampi, Distrik Wesaput, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua. Saat kerusuhan 29 September terjadi, Titus bersama sejumlah pemuda menghadang pelaku kerusuhan di jalan masuk kampung mereka. Ia bahkan menjadikan rumah keluarganya sebagai tempat 80 warga pendatang mengungsi. Ia mengatakan bahwa sebagian besar warga pendatang sudah seperti saudaranya sendiri.

"Upaya penyelamatan yang heroik yang dilakukan Yason dan Titus patut diapresiasi setinggi-tingginya. Mereka bergerak membantu warga tanpa memandang suku, agama dan ras, bahkan mereka rela mengorbankan nyawanya untuk keselamatan warga," lanjut Mensos.

Pemberian penghargaan Pelopor Perdamaian ini menjadi salah satu rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-10 Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) diselenggarakan pada 14-17 Oktober 2019 di Yogyakarta.

"Saya berharap peringatan HUT Dasawarsa TKSK ini menjadi momentum untuk meningkatkan kembali pelaksanaan nilai-nilai kerelawanan sosial dan kesetiakawanan sosial dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," kata Mensos.

Satu dasawarsa TKSK, lanjutnya, memiliki makna perayaan hari jadi sekaligus momen penguatan pelaksanaan layanan-layanan sosial kepada masyarakat yang membutuhkan. TKSK sebagai relawan sosial selama ini telah membantu upaya penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan.

"Karenanya, saya menyampaikan ucapan terimakasih dan rasa bangga kepada TKSK telah menjadi ujung tombak dalam aksi sosial dan menjadi utama dalam menolong sesama, membantu masyarakat, membantu pemerintah, pemerintah daerah  mengentaskan permasalahan sosial," lanjutnya. 

Acara yang diikuti 700 TKSK dari seluruh Indonesia ini diisi dengan Sarasehan Wawasaan Kebangsaaan, donor darah, lomba dan pameran poster tentang gerakan masyarakat yang dikoordinir oleh TKSK diseluruh wilayah di Indonesia, pembagian leaflet dan merchandise untuk masyarakat, bakti sosial bagi pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial dan pembagian perlengkapan kerja untuk Pedagang Kaki Lima, ziarah ke Taman Makam Pahlawan Nasional (TMPN) Kusuma Negara Yogyakarta, jalan sehat Lanjut Usia, penanaman pohon, bersih-bersih rumah ibadah dan lingkungan, serta acara puncak HUT TKSK: dialog dan pertunjukan kesenian rakyat. 

Hadir dalam puncak acara Komisi VIII DPR RI Ali Taher dan Ace Hasan Sadzly, Sekretaris Jenderal Hartono Laras, Inspektur Jenderal Dadang Iskandar, Dirjen Pemberdayaan Sosial Pepen Nazaruddin, Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Harry Hikmat, Kepala Badan Pendidikan, Penelitian, dan Penyuluhan Sosial Syahabuddin, Staf Ahli Mensos Sonny W. Manalu dan Harry Soeratin, Staf Khusus Mensos Neil Iskandar dan Febri Hendri, Staf Ahli Menteri serta pimpinan dan tokoh Orgaisasi Masyarakat dan Pilar-Pilar Sosial.

Sebagai informasi, TKSK merupakan salah satu unsur relawan sosial yang dibentuk oleh Karang Taruna pada tahun 2009 untuk membantu penyelenggaraan kesejahteraan sosial di tingkat kecamatan setelah keberadaan Pekerja Sosial Kecamatan (PSK) ditiadakan. TKSK dibentuk berdasarkan SK Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Nomor 245/PS.3/KPTS/X/2009 tentang Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan tanggal 9 Oktober 2009. Saat itu jumlah TKSK sebanyak 5.264 yang tersebar di seluruh Indonesia. Saat ini jumlah TKSK berkembang menjadi 7.201 orang, mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Kode dan data wilayah diseluruh Indonesia.


Kunjungan Kerja ke BBPPKS Yogyakarta

Mendahului Puncak Acara Satu Dasawarsa TKSK, Mensos beserta rombongan mengunjungi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Regional III Yogyakarta. Kunjungan bertujuan untuk koordinasi kinerja melalui dialog dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Diklat Family Development Session (FDS) Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan (PKH).

"Kegiatan ini merupakan rangkaian upaya Kemensos bahwa menciptakan Sumber Daya Manusia kesejahteraan sosial yang mumpuni untuk menjalankan program-proram bantuan sosial, khususnya para Pendamping Sosial PKH," kata Mensos

Selanjutnya Mensos menekankan peserta diberikan pendidikan dan pelatihan agar mereka lebih profesional dalam melayani Keluarga Penerima Manfaat (KPM).

Acara dihadiri oleh Kepala UPT Kementerian Sosial wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah, pegawai di lingkungan BBPPKS Yogyakarta, mitra Kerja BBPPKS Yogyakarta, KPM Tergraduasi Mandiri, pendamping Sosial PKH, pendamping Sosial PKH Peserta Diklat FDS.


Plt. Kepala Biro Hubungan Masyarakat 
Kementerian Sosial RI
Sonny W. Manalu

نشر :