Pantang Menyerah, Erni Sukses Buka Usaha Jahit

Pantang Menyerah, Erni Sukses Buka Usaha Jahit
Penulis :
Lelyana
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya

CIBINONG (24 Januari 2024) – Erni Ika Sari (35), salah satu contoh wanita hebat. Penyandang disabilitas polio ini tidak menjadikan ketidaksempurnaan fisik sebagai penghalang. Justru ia ingin membuktikan, penyandang disabilitas juga bisa sukses seperti wanita lainnya.

Erni lahir di kaki Gunung Ciremai yang sejuk, tepatnya di Kecamatan Cipicung, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Bapaknya bekerja sebagai petani, sedangkan ibunya berjualan makanan kecil-kecilan. Erni lahir normal seperti anak-anak pada umumnya. Ia tumbuh menjadi anak yang lucu dan menggemaskan. Belajar melangkah, berlari dan bermain bersama teman-teman kecilnya.

Tiba-tiba saja di usia 4 tahun, Erni mengalami demam tinggi. Tubuhnya mengigil, wajahnya pucat dan suhu badannya tinggi. Orang tua Erni, dengan segala keterbatasan yang ada, segera membawa Erni ke rumah sakit. Setelah dilakukan pemeriksaan, dokter memvonisnya polio.

Upaya berobat terus dilakukan, namun tak kunjung membuahkan hasil. Kedua orang tua Erni, lantas memilih untuk menggunakan obat-obatan tradisional sambil terapi berjalan. “Alhamdulillah, saya bisa berjalan lagi, meskipun tidak sempurna,” kata Erni mengenang masa kecilnya.

Erni tumbuh menjadi gadis yang cantik. Semangatnya tinggi untuk belajar, maju dan sukses. Tetapi, tidak mudah baginya untuk meraih kesuksesan di daerah yang fasilitasnya terbatas, seperti Kabupaten Kuningan, terutama bagi penyandang disabilitas. Meski demikian, keterbatasan ini tidak menjadi penghalang bagi Erni untuk terus belajar.

Erni mengikuti berbagai pelatihan bagi penyandang disabilitas di Cimahi, Jawa Barat pada 2014 dan di Solo, Jawa Tengah pada 2016. Erni juga mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja di Darut Tauhid Bandung, Jawa Barat pada 2021, serta mengikuti bazaar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Kuningan. Di sela-sela mengikuti pelatihan, Erni membantu usaha ibunya berjualan makanan ringan di Dinas Sosial Kabupaten Kuningan dan Pemda Kabupaten Kuningan.

Lantaran kerap berinteraksi dengan staf di Dinas Sosial Kabupaten Kuningan, Erni mendengar informasi, tersedia berbagai pelatihan bagi penyandang disabilitas di Sentra Terpadu "Inten Soeweno" (STIS) di Cibinong.

Erni pun dengan penuh semangat mengikuti seleksi yang dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Kuningan dan dinyatakan lolos pada 2022. “Saya bersemangat mengikuti pelatihan di STIS di Cibinong karena ingin maju,” kata Erni penuh semangat.

Selama dua bulan, Erni mengikuti pelatihan keterampilan menjahit di STIS di Cibinong. “Materi pelatihannya sangat menarik,” kata Erni.

Di sana, dia mengaku mempelajari sejumlah teori dan praktek, seperti cara mengoperasikan dan merawat mesin jahit, mengukur tubuh, membuat pola, serta teknik-teknik menjahit. “Instruktur berpesan agar banyak  melakukan praktek menjahit,” kata Erni tentang pesan yang disampaikan instrukturnya, Tri Wahyudi.

Kini, Erni sudah terampil menjahit. Selain terampil menjahit, Erni juga gembira karena mendapat bantuan dari Kementerian Sosial berupa mesin jahit, mesin obras, bahkan disediakan tempat usaha menjahit di dalam SKA Inten Soeweno yang diberi nama ATENSI Tailor.

Setiap hari, Erni mendapat pesanan jahit, seperti jahit celana, kemeja, bahkan kebaya. Tarif jahit untuk kemeja berkisar Rp50.000 – Rp60.000, celana Rp100.000, sedangkan untuk kebaya berkisar Rp90.000 – Rp 130.000 tergantung tingkat kerumitannya.

“Mamah berpesan agar jangan mematok harga terlampau tinggi,” kata Erna mengingat pesan ibunya. Erni mematuhi pesan itu. Berkat keahlian menjahitnya, penghasilan Erni terus meningkat. Jika sebelumnya omzetnya dari menjahit sekitar Rp300.000 per bulan, seiring dengan banyaknya permintaan omzetnya meningkat menjadi Rp 800.000 – Rp1 juta per bulan.

“Saya yakin melihat semangat Erni Ika, keahliannya akan terus meningkat dan pelanggannya akan semakin banyak,” kata Tri penuh optimisme.

Erni pun merasa sangat bersyukur sudah banyak dibantu Kemensos. “Saya sangat berterimakasih kepada Kemensos. Melalui STIS di Cibinong, saya bisa berlatih dan bergabung seperti ini,” kata Erni penuh rasa syukur. Erni berharap langkahnya bisa menjadi inspirasi  bagi penyandang disabilitas lainnya.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI

نشر :