Percepatan Penyaluran Bansos Sasar Nelayan, Lansia dan KPO di Indramayu

  • Percepatan Penyaluran Bansos Sasar Nelayan, Lansia dan KPO di Indramayu
  • IMG-20200601-WA0070

Penulis :
OHH Ditjen Rehsos
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N

CIREBON (30 Mei 2020) - Percepatan penyaluran bantuan sosial (bansos) dari pemerintah, melalui Kementerian Sosial menyisir lanjut usia, nelayan, korban perdagangan orang di Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon, serta Indramayu.  

Warga yang terdampak langsung COVID-19 dan belum mendapatkan bantuan dari pemerintah, provinsi dan kabupaten/kota, maka berhak menerima Bantuan Sosial Tunai (BST).

“BST diberikan bagi warga yang terdampak langsung COVID-19 dan belum menerima bansos dari manapun, baik pemerintah pusat, provinsi maupun  kabupaten/kota,” ujar Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial Harry Hikmat saat meninjau penyaluran BST di Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon, Sabtu (30/5/2020).

Penyaluran BST, kata Harry, di kantor Pos Indonesia sudah sesuai dengan protokol kesehatan, dengan menjaga jarak, menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer, serta memakai masker.

“Saya lihat ini sudah bagus dan telah mengikuti standar protokol kesehatan, seperti yang dianjurkan oleh pemerintah, penerima melewati tiga tahap pengecekan untuk memastikan warga yang menerima BST benar-benar tepat sasaran,” kata Harry.

Dalam perjalanan dari Indramayu menuju ke Cirebon, rombongan singgah ke kampung nelayan dan bertemu dengan mantan Penerima Manfaat (PM) dari Mulya Jaya, Jakarta.

Alhamdulillah saya, alumni dari Mulya Jaya Jakarta dan sekarang sedang mengembangkan usaha, seperti usaha warung, jual gas dan air minum galon, serta jual bensin eceran (mini pom bensin), ” ujar Litawati, 33 tahun, sambil tersenyum. 

Dirjen Rehsos pun sangat senang dan memberikan apresiasi sekaligus pujian bagi Lita yang kini telah sukses dan mampu hidup mandiri dengan penghasilan yang besar setiap harinya. 

"Penghasilannya berapa kalau untuk sehari?" tanya Harry. "Alhamdulillah kalau bensin bisa laku terjual 5 jerigen dengan keuntungan bersih Rp 100 ribu, kalau ditambah sembako bisa Rp 200 ribu sehingga dalam sehari Rp 300 ribu,“ kata Lita.

Sementara itu, di Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) Bangkir Pelabuhan (Bapel) Gold, Desa Rambatan Kulon RT 28/RW 04, Belakang Pasar Bangkir, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu, Dirjen Rehsos menyapa penerima bansos Korban Perdagangan Orang (KPO) dan lanjut usia (lansia). 

“Ada saudara kita yang kurang beruntung dan mengambil pilihan keliru dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga harus mampir di Balai Mulya Jaya Jakarta,” ujar Harry. 

Bansos sembako disalurkan sebanyak 40 paket bagi PM binaan LKS Bapelgold dan bansos sembako dari Presiden 15 paket bagi eks PM Balai Mulya Jaya dan secara simbolis diterima oleh ketua LKS Bapelgold, Nurkasan.

Balai Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Budhi Dharma Bekasi memberikan bantuan sosial sebanyak 3.038 paket sembako bagi lansia di tiga Provinsi, yaitu Jawa Barat, Banten, serta Lampung melalui LKS. 

Selain itu, Balai Mulya Jaya menyalurkan bansos kemandirian bagi PM luar balai yang merupakan binaan LKS Bapelgold yang telah mengikuti kegiatan kemandirian, yaitu terapi mental spiritual, terapi psikososial, serta keterampilan.

"Bansos Kemandirian bagi 10 PM, masing-masing menerima Rp 5 juta total Rp 50 juta, yang digunakan untuk modal awal membuka usaha seperti warung sembako, kue tradisional, serta menjahit. Sebelumnya mereka diverifikasi melalui data, asesmen, persyaratan serta dianggap layak mendapatkan bantuan," ungkap Kepala Balai "Mulya Jaya", Juena Sitepu, dalam laporannya.

Dalam kunjungan tersebut, Dirjen Rehabilitasi Sosial tidak datang sendirian melainkan didampingi oleh Direktur RS LU, Andi Hanindito; Direktur RS TSKPO, Waskito Budi Kusumo; dan Kabag Umum, Herman Koswara.

Juga, Kepala Balai Watunas Mulya Jaya Jakarta, Juena Sitepu; Dirut Biro Klasifikasi Indonesia (BKI), Rudiyanto; Manager BKI;  Manager Divisi Umum BKI; serta Kepala Balai Budi Dharma, Pujianto.

Pemerintah tidak bisa kerja sendirian mengatasi permasalahan sosial, perlu peran dunia usaha, salah satunya dari perusahaan pelat merah, Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).

“Kami dari BUMN-BKI memiliki komitmen untuk bersama Kemensos mengurangi dampak COVID-19 salah satunya bagi para nelayan dan pihak lainnya yang membutuhkan melalui dana CSR,” ujar Dirut BKI, Rudiyanto. 

Seorang lansia jompo, Nenek Darmi (84 tahun), menerima bansos sembako mengaku senang bisa menerima bantuan, terlebih saat pandemi COVID-19 karena tidak mampu kemana-mana lagi.

“Iya, terima kasih pada pemerintah yang telah memberikan bantuan kepada saya, semoga bermanfaat dan berkah,” ucap Darmi, lirih dalam bahasa Jawa. 

Hal yang sama diakui juga oleh Ibu Atim, 35 tahun, warga Haur Geulis, Indramayu, sebagai mantan korban perdagangan orang dan berterima kasih karena dengan bantuan yang ia terima, berarti telah membantu kebutuhan keluarganya.

“Jelas, seneng sekali mas. Saya menerima bansos sembako dari Bapak Dirjen tadi karena bisa membantu memenuhi kebutuhan keluarga saya. Sekali lagi, terima kasih ya,” kata Atim.
نشر :