Ruang Usaha Pijat Dipercantik, Pasutri Disabilitas Netra di Bangli Ingin Pasiennya Kembali Meningkat

Ruang Usaha Pijat Dipercantik, Pasutri Disabilitas Netra di Bangli Ingin Pasiennya Kembali Meningkat
Penulis :
Alif Mufida Ulya
Penerjemah :
Fia Arista Dewi/Karlina Irsalyana

BANGLI (21 Desember 2022) - Kedua tangan Ni Nyoman Ariasih (45) aktif bergerak meraba setiap detail ruangan. Sudut demi sudut, dipan kayu, kasur busa, lipatan sprei, sampai lemari plastik, dirabanya dengan penuh perasaan.

Ada senyum tersimpul di ujung bibirnya. Kedua penglihatannya boleh jadi tak dapat menangkap apa yang ada di hadapannya. Namun, insting perasa Ariasih mampu menyampaikan apa yang tak tergambar oleh mata.

Di ruangan yang sama, sang suami, I Dewa Made Alit (52), sesama disabilitas sensorik netra, tampak melakukan hal serupa. Meraba, memastikan, sembari merekam setiap letak benda di ruangan yang ke depan akan jadi sumber pundi-pundi rupiahnya.

"Syukur, senang sekali, dapat ruang tempat pijat, dapat dipan pijat baru. Saya berterima kasih banyak kepada Ibu Menteri," kata Ariasih didampingi sang suami, Alit.

Ariasih dan Alit merupakan pasangan suami istri (pasutri) disabilitas sensorik netra yang sama-sama berprofesi sebagai tukang pijat. Keduanya eks penerima manfaat dari Sentra "Mahatmiya" di Tabanan, Bali, pada 2003. Sejak Senin (19/12), mereka resmi memiliki ruang pijat baru.

Ariasih berkisah, sebelumnya, ruang yang dia gunakan untuk pijat pasien hanya beralaskan tikar lusuh di atas lantai semen. "Di sini, memang gitu dah berantakan, depannya itu lantainya masih pake pese (lantai tanpa keramik). Kalo hujan ya gini dah, basah gitu," kata warga Banjar Sidawa, Desa Tamanbali, Bangli, itu.

Tak jarang, pasien hanya mampir sekali dan tak pernah kembali. Ya, ini lantaran ruang pijat tidak bersih. Kini, mereka selain memiliki ruang pijat baru, juga dilengkapi dengan dipan kasur, beserta piranti pijatnya dari Kemensos melalui Sentra "Handayani" di Jakarta berkolaborasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Bangli, Bali.

"Sekarang udah nyaman. Ya, mudah-mudahan lancar usaha pijat kami. Kalau dulu pasiennya seminggu cuma bisa dapat 2, sekarang, kalau udah gini tempatnya, harapan saya, per hari pengennya dapet 6, atau minimal 4 lah," ucap dia.

Keduanya juga menerima bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) dari Kemensos berupa 2 buah Tongkat Penuntun Adaptif (TPA), 2 buah handphone bicara, serta pemenuhan hidup layak dan kewirausahaan senilai total Rp23.954.880, yang diserahkan langsung Menteri Sosial Tri Rismaharini.

Selain menyerahkan bantuan, Mensos Risma juga sempat berbincang dengan keduanya. "Banyak sudah punya langganan, Pak, Bu?," kata Mensos menanyakan usaha pijat yang telah mereka lakoni sejak tahun 2004.

Mensos pun mengamati sekeliling ruangan pijat, memastikan ruangan itu telah siap sepenuhnya digunakan untuk menerima pasien pijat Ariasih dan Alit.

Mensos mengatakan, kedatangannya  dalam rangka Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) di Klungkung, Bali. "Ini bentuk kepedulian kita. Jadi, saya ingin mengetuk semua saja untuk peduli kepada lingkungan kita, orang-orang di sekitar kita," kata Mensos.

Bentuk kepedulian bisa dilakukan dengan menyebarkan informasi jika menemui orang-orang yang membutuhkan bantuan di sekitarnya.

"Menginformasikan saja sudah merupakan bentuk kepedulian. Mungkin, saat ini, kita tidak butuh bantuan orang lain, tapi kita tidak tau, suatu saat nanti, kita akan butuh bantuan orang lain. Artinya, kita menggugah rasa kesetiakawanan itu," katanya.

Terkait intervensi terhadap pasutri ini, sebelumnya, didasarkan atas hasil asesmen jajaran Kemensos. Hasilnya, perlu adanya perbaikan pada tempat usaha pijat mereka.

"Beliaunya pengen ada tempat usaha. Nah, kami bantu tempat untuk pijat karena selama ini di sini, di luar," kata Risma.

Di samping itu, pemerintah juga membantu pendidikan I Dewa Ayu Ratna (18), anak semata wayang pasutri ini. Baru tamat SMA tahun ini, Ayu Ratna akan dibantu pendidikannya untuk melanjutkan kuliah oleh Dinas Sosial Kabupaten Bangli.

"Mau dibantu pendidikannya, kuliah di bidang kesehatan. Nanti, kami juga bisa bantu. Selama kuliah, dia bisa tinggal di Sentra kami, di Tabanan, Bali," ucap Mensos.

Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI 
نشر :