Tepis Stigma Negatif, Para Penerima Manfaat Balai Phala Martha Sukabumi Buktikan Diri Mampu Mandiri dan Produktif

Tepis Stigma Negatif, Para Penerima Manfaat Balai Phala Martha Sukabumi Buktikan Diri Mampu Mandiri dan Produktif
Penulis :
Ahmad N Ramadhan

SUKABUMI (22 Januari 2022) - Tak dipungkiri lagi, penyandang disabilitas mental (PDM) selama ini mendapatkan stigma negatif di masyarakat. PDM mungkin dekat dengan gambaran tidak produktif, bergantung kepada orang sekitarnya, atau mengganggu masyarakat.


Namun, dengan pendampingan dan layanan yang tepat dan berkelanjutan, tidak sedikit dari mereka yang tampil sebagai sosok tangguh, produktif dan mandiri.


Salah satu PDM yang sukses adalah Titi Chasanah. Sebagai penerima manfaat (PM) pelayanan home care dari Balai “Phala Marta” Sukabumi, perempuan asal Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor Jawa Barat, ini telah merasakan manfaat dari layanan dan bantuan stimulan yang diberikan. 


“Terima kasih untuk Kementerian Sosial yang telah memberikan modal usaha untuk saya berjualan pulsa. Dengan bantuan usaha ini saya memiliki kegiatan yang dapat membantu memulihkan kondisi saya,” ujar Titi, dalam tayangan YouTube kanal Balai Disabilitas Phala Martha Sukabumi.


Bantuan stimulant menjadi sarana yang membantunya membangun mandiri secara ekonomi. Namun juga sarana terapi yang secara berangsur-angsur membuat kondisi mentalnya lebih baik.


Dengan kondisi yang semakin sehat, usaha berjualan pulsa yang dikelolanya juga terus berkembang. Titi kemudian membuka peluang usaha lain yakni dengan berjualan sembako. 


Semangatnya terlihat saat ia melayani para pembelinya dengan sigap dan telaten. Titi mengalami gangguan jiwa tahun 2016. Ia mendapat layanan terapi dan pengobatan dari Kementerian Sosial melalui Balai “Phala Marta” Sukabumi. Titi juga mendapatkan pendampingan, dukungan dan motivasi baik dari keluarga maupun dari pendamping. 


Selain Titi, Herdian Fajar Wijaya juga telah merasakan manfaat layanan Balai “Phala Marta” Sukabumi. Herdian mengembangkan usaha produksi sandal dengan sablon cantik, unik, dan menarik. Warga Desa Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor itu, terus berkembang.


Sukses usaha Herdian tak lepas dari peran ibunya, Yeni. Sang ibu setia mendampingi dan menemani Herdian selama proses produksi sandal. Peribahan  sosok Herdian tentu saja membuat persepsi masyarakat sekitar berubah menjadi lebih positif.


Masyarakat sekitar kini lebih bisa menerima dan bahkan bekerja sama dengan Herdian dengan membeli hasil produksinya. Kisah sukses Herdian bisa mandiri dan diterima masyarakat, membuat Yeni berpesan kepada orangtua yang memiliki anak dengan kondisi serupa. 


“Untuk para ibu yang mempunyai anak dalam sakit seperti ini, harus tetap semangat. Selalu mendampingi anak dan berikan semangat agar sehat selalu. Penuhi kebutuhan obatnya, selalu memperhatikannya. Semoga dengan demikian, ke depan tidak terulang lagi hal yang tidak diinginkan,” kata Yeni. 


Mulyani asal Desa Cisarua, Kecamatan Cisarua juga merasakan segala dukungan yang bermanfaat bagi dirinya dalam melakukan produktivitas sehari-hari. Dengan teliti, Mulyani merajut berbagai macam motif di atas kain. Hasil rajutannya sangat diminati para pecinta rajutan, khususnya di villa sekitar di mana ia tinggal.


Karenanya ia berpesan kepada teman-teman yang memiliki gangguan yang sama dengannya untuk mencari aktivitas yang dapat dilakukan sehari-hari di rumah.


“Untuk teman-teman yang senasib dengan saya, tetap semangat, tetap ceria dan selalu rutin minum obat juga memiliki kegiatan di rumah,” katanya. 


Sebagaimana diketahui, layanan rehabilitasi sosial dari Balai "Phala Martha" Sukabumi tidak hanya dilakukan dengan memberikan terapi psikologi untuk membantu kesembuhan PM. Namun balai juga memberikan dukungan sosial seperti bantuan stimulan agar PM mandiri.


Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI

نشر :