Balai “Bahagia” Medan Siap Melayani ODHA di Era Tatanan Normal Baru

Balai “Bahagia” Medan Siap Melayani ODHA di Era Tatanan Normal Baru
Penulis :
Humas BRSODH "Bahagia" Medan
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Gumilang F. Wicaksana; Karlina Irsalyana

MEDAN (13 Juli 2020) - Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan HIV (BRSODH) “Bahagia” Medan menyelenggarakan webinar dengan topik “Rehablititasi Sosial ODHA di Masa Pandemi COVID-19. Webinar ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan penting dalam pelayanan rehabilitasi sosial terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA).

 

Kegiatan webinar ini  diikuti oleh 250 orang yang berasal dari  Kementerian Sosial, Dinas Sosial, Rumah Sakit, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS)  yang berkecimpung dalam mendukung pelayanan rehabilitasi sosial terhadap ODHA dan tersebar di seluruh Indonesia.

 

Acara ini dibuka oleh Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Robert Sitorus yang menjelaskan terkait tata tertib selama webinar ini berlangsung. Untuk selanjutnya materi Asistensi Sosial Rehabilitasi Sosial (Atensi) dipaparkan oleh Kepala Balai Bahagia, Sumarno Sri Wibowo.

 

“Adanya sistem kerja baru berkaitan dengan menghadapi pandemi COVID-19, tidak terkecuali untuk HIV. Balai bahagia menyadari bahwa ini tantangan dalam situasi yang tidak menentu, berusaha mempersiapkan dan membekali SDM, dengan memberikan pembekalan dengan tema rehabilitasi sosial pada masa pandemi COVID-19," ucap Sri Wibowo.

 

“Harapannya, melalui webinar ini muncul rekomendasi yang positif, terutama dalam rehabilitasi sosial ODHA, akhirnya terdapat model rehabilitasi untuk mengakses dalam hal kesehatan, sosial maupun aspek lainnya. Selanjutnya diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap target global 3 Zero,” harap Sri Wibowo.

 

Pemateri kedua, Ayi Haryani selaku Dosen Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan Rehabilitasi Sosial ODHA Dalam Masa Pandemi COVID-19. "Ada tiga pendekatan yang saat ini dikembangkan oleh Kementerian Sosial dalam memberikan asistensi sosial kepada Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS). Ada yang family based care, community based care dan residential based care," jelas Ayi seraya menjelaskan materi yang disampaikan.

 

Antusias peserta webinar juga ditunjukan dengan banyaknya pertanyaan yang masuk pada kolom chat webinar. Banyak dari peserta yang memang berasal dari luar institusi Kementerian Sosial menyatakan bahwa asistensi sosial merupakan konsep pelayanan yang benar-benar baru bagi mereka.

 

Diakhir webinar, panitia pelaksana juga menyebarkan angket evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan webinar ini. Hasilnya, para peserta sangat berharap kegiatan yang sama dapat dilaksanakan kembali dengan tema yang lebih menarik lagi tentunya.

Bagikan :