Bantuan Kemensos untuk ODGJ yang Bakar Rumah Sendiri

Bantuan Kemensos untuk ODGJ yang Bakar Rumah Sendiri
Penulis :
Humas Mahatmiya Bali
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BANYUWANGI (12 September 2022) - Pria berinisial MS (38) menjadi buah bibir di media sosial ketika ia membakar rumahnya sendiri saat penyakitnya kumat. Rumah tersebut berada di tengah kebun pisang milik orang tuanya di Dusun Kabatmatren, Desa Wringinputih, Kecamatan Muncar, Banyuwangi. 

Ia menderita gangguan jiwa sejak umur 15 tahun. Kejadian berawal  disaat tengah malam ia mulai membakar kasur lalu api membesar dan melahap seisi rumah mulai satu unit sepeda motor, kasur, lemari, pakaian hingga kayu bagian atas rumah kamar dan ruang tamu. 

Kepala Sentra Mahatmiya, Sri Wibowo mengarahkan kepada Penyuluh Sosial untuk melakukan asesmen mendalam terhadap MS. “Lakukan asesmen komprehensif mengenai MS, fasilitasi Adminduk, dan jika memungkinkan arahkan untuk berwirausaha, serta koordinasi dengan Puskesmas setempat mengenai pengobatannya”, ujarnya

Kementerian Sosial melalui Tim Respon Kasus Sentra “Mahatmiya” beserta Sakti Peksos dan Dinas Sosial Kabupaten Banyuwangi segera mendatangi kediaman MS, didampingi oleh aparat Desa Wringinputih, Ketika didatangi, kondisi MS sudah stabil setelah mendapatkan pengobatan dari Puskesmas setempat. 

Ia tak mempunyai masalah dalam hal berkomunikasi. Seperti halnya saat menjelaskan awal mula terjadinya musibah tersebut. "Obate entek Mas, makane aku mumet, pengen wae ngobong kasur" (Obatku habis Mas, makanya aku stres, lalu ingin saja membakar kasur), tegas MS dengan bahasa Jawanya. 

Diketahui bahwa obat yang dikonsumsinya telah habis sebelum kejadian itu terjadi. Hal itu dibenarkan oleh salah satu sanak saudaranya.

Lima tahun yang lalu MS pernah dirawat selama 10 hari di Puskesmas Licin atas gangguan jiwanya. S Ia hanya berobat di Puskesmas setempat dan mendapatkan obat untuk dikonsumsi setiap hari. 

Saat ini ia tidak bekerja, tanpa ada aktivitas berarti yang menopang kehidupannya. Tim mengarahkannya untuk berwirausaha dan memberikan bantuan kewirausahaan kepadanya, namun dia menolak  saat ini. "Sesok ae mas nek aku wes mari."(Besok-besok saja mas kalau saya sudah sembuh", ungkapnya. 

MS sudah memiliki KTP dan BPJS, namun terbakar saat musibah itu terjadi. Tim berkoordinasi dengan pihak Dinsos dan aparat desa untuk mengecek kembali administrasi tersebut. 

Sentra Mahatmiya memberikan bantuan berupa makanan siap saji, lauk pauk, peralatan dapur, kasur dan pakaian layak  serta salah satu keluarganya telah siap menjadi pengawas minum obat bagi MS. Hal ini diperlukan untuk memastikan MS meminum obat secara rutin supaya penyakitnya tidak kambuh.

Selanjutnya Sentra Mahatmiya Bali akan terus memantau perkembangan kondisi kesehatan MS melalui keluarganya dan memberikan bantuan kewirausahaan jika MS telah siap untuk bekerja.
Bagikan :