BBPPKS Yogyakarta Ajak Masyarakat Olah Melinjo dan Garut

  • BBPPKS Yogyakarta Ajak Masyarakat Olah Melinjo dan Garut
  • 11
  • 09
  • 10
  • 08
  • 07
  • 06
  • 05
  • 04
  • 03
  • 02
  • 01

Penulis :
BBPPKS Yogyakarta
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

BANTUL (8 September 2022) - Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Yogyakarta melaksanakan kegiatan pelatihan pemberdayaan masyarakat melalui kewirausahaan sosial, berupa olahan pangan berbahan dasar melinjo dan garut. Kegiatan dilaksanakan tanggal 6 sampai 8 September 2022 di rumah Lurah Triharjo, Kapanewon, Pandak, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Olahan pangan dari melinjo dan garut dipilih karena banyak masyarakat di Pandak bekerja sebagai perajin melinjo dan garut.

Peserta pelatihan diajarkan membuat brownies garut, cookies, melinjo, egroll garut dan emping melinjo hijau. Emping hijau adalah jenis olahan emping yang dibuat dengan menambahkan daun suji dan pegagan. Daun suji untuk memberi warna hijau sehinga berbeda dari emping yang biasa. Daun pegagan untuk menetralkan kandungan purin, sehingga emping melinjo tidak lagi menakutkan sebagai penyebab penyakit asam urat, jika mengkonsumsi emping.

Pelatihan dilakukan sebagai tindak lanjut respon kasus yang pernah dilakukan BBPPKS Yogyakarta dan Sentra Prof. Dr. Soeharso, Solo terhadap Ibu Suparmi (45 thn) seorang penyandang disabilitas fisik. Ketika viral diberitakan, Ibu Suparmi penumbuk melinjo memerlukan kursi roda.

Menurut Kepala BBPPKS Yogyakarta, Eva Rahmi Kasim, BBPPKS Yogyakarta melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial. Pemberian keterampilan dalam mengolah melinjo dan garut diharapkan dapat menjadi alternatif dan meningkatkan nilai jual melinjo dan garut yang akhirnya meningkatkan pendapatan keluarga.

Sebanyak 30 orang peserta pelatihan adalah warga yang masuk dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kalurahan Triharjo, termasuk Ibu Suparmi sebagai penyandang disabilitas fisik dan dua orang penyandang disabilitas rungu wicara.

Bagikan :