JAKARTA (17 Desember 2024) - Menteri Sosial, Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan tantangan yang dihadapi para pekerja sosial Kementerian Sosial (Kemensos) saat ini lebih kompleks. Karena itu, diperlukan berbagai pendekatan yang harus dikombinasikan.
"Sehingga, kita mampu merumuskan dengan baik apa yang menjadi target dari Kemensos," kata Gus Ipul dalam acara Konsolidasi Nasional Pekerja Sosial Indonesia Tahun 2024 di Gedung Pusat Pendidikan, Pelatihan, dan Pengembangan Profesi, Jalan Margaguna Raya, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2024).
Ia juga berharap agar rekomendasi dan pembahasan soal pekerja sosial dalam forum tersebut dapat ditindaklanjuti dalam bentuk lebih konkrit. Ia dan wakil menteri sosial terbuka untuk menerima masukan agar kebijakannya memiliki dampak yang bisa dirasakan para pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial.
"Terima kasih atas partisipasinya. Saya ingin ada pertemuan-pertemuan rutin. Amati, respons dinamika di lapangan bisa kita lakukan secara rutin," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Sosial (Wamensos), Agus Jabo Priyono mengatakan para pekerja sosial harus terlibat aktif agar masyarakat bisa mandiri dan lulus dari persoalan kemiskinan. Menurutnya, pandangan lama bahwa tugas Kemensos di sektor sosial hanya menjadi penjaga agar kelompok fakir miskin dan rentan bisa bertahan harus diubah.
"Supaya kita tidak hanya berbicara masalah bantuan sosial, tapi juga meningkatkan masyarakat secara kualitatif, mandiri, berdikari," kata Agus Jabo.
Ia menuturkan fokus kerja selama ini menekankan perlindungan jaminan sosial dan rehabilitasi sosial, bukan pemberdayaan sosial. Tapi, saat ini ia dan Gus Ipul ingin menonjolkan keberhasilan daerah yang sudah graduasi dari kemiskinan.
"Supaya masyarakat perspektifnya hijrah, tidak setiap hari, tiap waktu menunggu bantuan," ujarnya.
Ia mengatakan berdaya memiliki makna produksi. Karena itu, semua yang ingin bekerja harus diberi lapangan kerja. Lalu yang mau berusaha harus diberi lapangan usaha.
"Tidak akan ada graduasi, peningkatan masyarakat secara kualitatif kalau tidak ada pemberdayaan, tidak ada produksi," katanya.
Agus menekankan tugas utama pekerja sosial selain menjaga kelompok rentan juga terlibat aktif dalam kegiatan ekonomi untuk pemberdayaan masyarakat. Sehingga, tak lagi berdebat soal anggaran bantuan sosial tapi bagaimana caranya graduasi.
"Jadi, targetnya penurunan angka kemiskinan, berangkat dari data tunggal, jalannya kolaborasi dan alatnya produksi," ujarnya.
Terkait hal ini, Sekjen Kemensos, Robben Rico mengatakan telah memberi mandat kepada Sentra dan Balai Besar agar memfasilitasi pekerja sosial dalam melakukan praktik pekerjaan sosial. Ke depan, ia juga berharap dapat disusun peta jalan baru menuju keprofesionalan pekerjaan sosial.
"Ke depannya, saya harap standardisasi pekerjaan sosial juga harus sama di seluruh Indonesia," katanya.