Bersama Komisi VIII, Kemensos Tinjau Banjir Indramayu

Bersama Komisi VIII, Kemensos Tinjau Banjir Indramayu
Penulis :
Direktorat PSKBA
Editor :
Alif Mufida Ulya; Intan Qonita N
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

INDRAMAYU (19 Desember 2020) - Kementerian Sosial meninjau dan menyalurkan bantuan logistik senilai 224,9 juta rupiah untuk korban banjir rob di Pesisir Eretan Kabupaten Indramayu, Sabtu (19/12). Bantuan logistik itu berupa 1.000 paket sembako, 50 lembar matras, 40 lembar kasur dan 30 lembar selimut. 

Bantuan diserahkan oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA), M. Safii Nasution, selaku perwakilan dari Kemensos, bersama tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta Komisi VIII DPR RI yang dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII, TB ACE Hasan Syadzily dan diterima secara simbolis oleh empat kepala desa yang terdampak banjir yaitu Desa Eretan Wetan, Desa Eretan Kulon, Desa Eretan Ilir dan Desa Kertaminangun.

Seperti diberitakan, gelombang tinggi di perairan Laut Jawa menyebabkan banjir rob di sedikitnya dua desa di kawasan pesisir Indramayu. Ribuan rumah warga di Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon, Kecamatan Kandanghaur, diketahui terdampak banjir rob terparah sejak Minggu (6/12).

Koordinator Lapangan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Indramayu, Waminuddin menyebutkan, setidaknya 2.772 rumah warga di kedua desa itu terendam air. Bahkan, sebanyak 52 rumah di antaranya rusak.

"Sampai hari ini (Sabtu), sebagian besar rumah masih terendam," katanya. Ketinggian air bervariasi dengan kisaran 20-60 cm.

Sebelum terendam, lanjutnya, gelombang tinggi air laut setinggi sekitar dua meter menerjang area pemukiman penduduk. Kondisi itu diperparah dengan hujan yang terus turun selama dua hari terakhir. Tidak hanya gelombang laut dan intensitas hujan yang masih tinggi, ketiadaan saluran pembuang turut berkontribusi terhadap waktu surut air.

"Faktor-faktor itu yang membuat air tidak surut-surut. Kalaupun surut akan butuh waktu lama," kisahnya.

Kendati demikian, kata dia, warga masih bertahan di rumah masing-masing. "Tidak ada yang mengungsi," ungkapnya.

Sementara itu, gelombang tinggi diketahui telah membuat sebuah kapal tongkang pengangkut batu bara juga terdampar di Pantai Eretan Kulon.
Bagikan :