Bersama Pemda, Kemensos Berkomitmen Bantu Anak Yatim-Piatu terdampak Erupsi Gunung Semeru
Penulis :
Koesworo Setiawan
MALANG (31 Januari 2022) - Kementerian Sosial dan pemerintah daerah berkomitmen untuk membantu masyarakat terdampak erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur. Sejak erupsi terjadi, Kemensos telah memberikan respon cepat dengan menyerahkan bantuan logistik.
Menteri Sosial Tri Rismaharini langsung menuju lokasi bencana tak lama setelah erupsi terjadi, pada Sabtu (4/12/2021) sekitar pukul 15.20 WIB. Erupsi Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar, suara gemuruh, serta asap pekat berwarna abu-abu.
Sehari kemudian, Mensos mengunjungi warga terdampak erupsi Gunung Semeru yang mengungsi di Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (05/12/2021).
Mensos juga berkunjung ke lokasi lain terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang. Mensos hadir untuk memastikan masyarakat terdampak mendapatkan logistik. Dalam beberapa kesempatan, Mensos juga berkunjung ke tenda pengungsian untuk bertemu anak-anak.
Kepada generasi masa depan tersebut, Mensos menghibur dengan mengajak mereka bernyanyi dan tak lupa membagikan bantuan. Mensos memberikan perhatian khusus anak-anak terdampak erupsi Gunung Semeru.
Dalam berbagai kesempatan, Mensos menyatakan, pemerintah melakukan pendataan anak-anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu (YAPI) akibat erupsi Gunung Semeru. Mereka bisa mendapatkan bantuan sosial.
“Lagi kita data. Saat saya ke sana minta didata untuk kita masukan program bantuan sosial. Kita lakukan (pendataan) untuk program sosial, untuk PKH (Program Keluarga Harapan) anak yatim dan keluarganya,” kata Mensos (31/01).
Sejalan dengan arahan Mensos, Pemkab Malang dan jajaran melakukan pendataan. Menurut Kepala Dinas Sosial Kabupaten Malang Nurhasyim, dampak erupsi Semeru di Kabupaten Malang tidak seberat di Kabupaten Lumajang.
Kabupaten Malang bekerja sama dengan instansi pemerintah lainnya, termasuk dengan Kementerian Sosial dalam mengatasi dampak bencana. Terkait dengan yatim piatu korban erupsi Semeru, sejauh ini hanya ditemukan satu orang.
“Anak yatim piatu terdampak erupsi Semeru di Kabupaten Malang tercatat satu orang. Ayahnya meninggal saat truk pengangkut pasir yang tengah berada di sungai, terendam lahar dingin. Berkasnya disampaikan ke Kemensos di Jakarta,” kata Nurhasyim.
Sesuai arahan Mensos, Kemensos melalui Unit Pelayanan Teknis (UPT) juga secara proaktif melakukan pelacakan dan memberikan pelayanan kepada YAPI. Salah satu UPT Kemensos yakni Balai Handayani memberikan pelayanan kepada DR bocah 9 tahun yang orangtuanya meninggal akibat erupsi Semeru.
Sejak kejadian bencana, DR dalam pengasuhan keluarga terdekat yakni kakeknya. Kepada warga Desa Cupiturang Kec Pronojiwo, Kabupaten Lumajang tersebut, Balai Handayani memberikan paket pemenuhan kehidupan layak dasar dalam mendukung pemenuhan Gizi dan kesehatan Anak, yaitu makanan siap saji, susu, biskuit, vitamin, minyak kayu putih, masker, dan handsanitizer.
Kemudian juga melakukan pemberian motivasi serta dukungan emosional kepada keluarga pengasuh/wali anak terkait kehilangan yang menimpanya.
Selain bantuan untuk anak yatim, piatu dan yatim-piatu, Kemensos juga memberikan layanan dukungan psikososial secara umum kepada warga terdampak. Sebab, selain menimbulkan korban jiwa, erupsi juga menyisakan trauma psikologis bagi korban terdampak terutama usia anak.
Layanan dukungan psikososial di antaranya diberikan oleh Balai “Margo Laras” Pati yang melaksanakan kegiatan respon kedaruratan dan layanan dukungan psikososial. Tim Balai “Margo Laras” Pati melaksanakan kegiatan respon kedaruratan di Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur Pada 6-8 Desember 2021.
Unit pelayanan teknis Kemensos lainnya juga memberikan layanan lain yang dibutuhkan masyarakat.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :