BLBI "Abiyoso" Cimahi Jajaki Peluang Mendapatkan SNI

BLBI "Abiyoso" Cimahi Jajaki Peluang Mendapatkan SNI
Penulis :
Humas BLBI "Cimahi"
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Dimas Puguh; Karlina Irsalyana

CIMAHI (16 Desember 2019) -  Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) “Abiyoso” di Cimahi melaksanakan kegiatan Penyusunan Standardisasi Hasil Produksi di gedung pertemuan Balai. Kegiatan ini dihadiri 15 peserta dari lingkungan BLBI "Abiyoso" serta dua narasumber, yakni Teguh Prakosa dari Badan Standarisasi Nasional (BSN), dan Didi Tarsidi, seorang akademisi dan praktisi di bidang literasi braille.

Dalam sambutannya, sekaligus membuka kegiatan tersebut, Isep Sepriyan selaku Kepala BLBI "Abiyoso" menyampaikan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya atas kesediaan para narasumber untuk memberikan materi terkait dengan pengembangan standardisasi, khususnya standardisasi produk literasi braille. Isep juga menyampaikan bahwa, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 18 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI salah satu tugas dan fungsi BLBI "Abiyoso" adalah sebagai pusat rujukan nasional dalam bidang literasi braille. Oleh sebab itu, tentu seluruh layanan dan produk BLBI "Abiyoso" perlu memiliki standard untuk dijadikan acuan produksi literasi braille secara nasional.

Sementara itu, Teguh Prakosa, memaparkan bahwa untuk memperoleh Standard Nasional Indonesia (SNI) dari BSN, ada sejumlah tahap dan prosedur yang perlu dilalui. Menurut dia, sejauh ini belum ada lembaga manapun di Indonesia yang mendaftar ke BSN untuk mendapatkan SNI dalam bidang literasi braille. Ini artinya, apabila BLBI Abiyoso berhasil memperoleh SNI, lembaga-lembaga lain yang juga membidangi produksi literasi braille wajib mengacu pada standard yang disusun oleh BLBI "Abiyoso".

Pada sesi ketiga, Didi Tarsidi memfokuskan pembahasan pada teknik dan format penyusunan buku braille dan buku audio. Misalnya dalam hal penggunaan kertas braille, perekaman buku audio, penyuntingan, serta penyimpanan hasil rekaman pada server. Didi menjelaskan bahwa dengan format yang tepat, produk BLBI "Abiyoso" akan lebih bermanfaat karena lebih mudah diakses oleh PDSN.

Dengan wawasan dan pengetahuan serta jejaring yang diperoleh dalam kegiatan Penyusunan Standardisasi Hasil Produksi, diharapkan BLBI "Abiyoso" dapat segera menjadi pusat rujukan nasional literasi braille dengan terlebih dahulu mendapatkan legalitas berupa SNI dari BSN.
Bagikan :