Cukupi Kebutuhan Air Layak Konsumsi, Mensos Matangkan Rencana Desalinasi Air Laut di Kawasan 3T

Cukupi Kebutuhan Air Layak Konsumsi, Mensos Matangkan Rencana Desalinasi Air Laut di Kawasan 3T
Penulis :
Koesworo Setiawan

Mensos bertemu Rektor dan Civitas Akademika ITS untuk menjajaki kemungkinan mengoperasikan kapal dengan teknologi desalinasi air laut yang bergerak di sejumlah kawasan 3T


SURABAYA (15 Februari 2022) - Menteri Sosial Tri Rismaharini terus mendorong peningkatan sarana pendukung kebutuhan dasar untuk masyarakat pra-sejahtera, khususnya di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T). Salah satu yang terus dimatangkan oleh Mensos adalah bagaimana meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui intervensi teknologi.


Dari perjalanan dinas Mensos di berbagai pelosok negeri, banyak kasus ditemukan masyarakat di kawasan 3T kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya. Seperti saat Mensos berkesempatan menjejak Pulau Pantar, di Kabupaten Alor, Nusa Tenggara Timur (NTT). 


Seorang ibu, terpaksa harus melintasi laut menuju pulau seberang, karena dimana dia tinggal tidak terdapat air. Dia baru bisa kembali esok hari, karena ketiadaan kapal. Padahal setelah melalui serangkaian uji coba, air bisa didapat dengan menggali tanah sedalam 4 meter. 


Di kawasan lain kebutuhan air bersih diperkirakan memerlukan teknologi melalui desalinasi air laut. Yakni proses menghilangkan kadar garam berlebih pada air, sehingga air dapat dikonsumsi manusia, hewan, dan tumbuhan.


Untuk menjawab berbagai tantangan tersebut, Mensos menggelar pertemuan dengan Rektor Institute Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng, para guru besar, dan civitas akademika ITS. Pertemuan membahas lanjutan rencana kerja sama sejumlah program dari kedua institusi.


Secara umum, pertemuan di Gedung Rektorat ITS (14/02) tersebut, meliputi inovasi teknologi untuk memudahkan akses transportasi dan ketersediaan air di beberapa daerah pedalaman dan perbatasan di Indonesia.


“Masih banyak daerah di kawasan 3T yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan air bersih. Seperti yang dialami masyarakat di Pulau Alor, kawasan ujung di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang harus menyeberang ke Pulau Pantar untuk mendapatkan air,” kata Mensos.


Pun tak ketinggalan wilayah di Kabupaten Asmat, Papua yang kesulitan bercocok tanam dan memperoleh air tawar karena kontur tanah yang cenderung dipenuhi rawa. “Mereka itu benar-benar kesulitan, seorang ibu di Pulau Alor sampai rela bermalam di Pulau Pantar dan tidak bisa kembali ke Pulau Alor karena ombak tinggi hanya untuk mendapatkan air,” katanya.


Hadir juga dalam pertemuan itu, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT (Wakil Rektor 1), Ir Mas Agus Mardyanto ME PhD (Wakil Rektor 2), Dr Eng Ir Ahmad Rusdiansyah MEng (Wakil Rektor  3), dan Bambang Pramujati ST MScEng PhD (Wakil Rektor 4).


Dalam pertemuan tersebut, selain membahas inovasi terbaru, Mensos juga menindaklanjuti pengadaan kapal penumpang bagi masyarakat Memberamo, Papua. Selain itu, juga motor listrik GESITS untuk mobilitas masyarakat di pegunungan Papua, hasil kerja sama dengan ITS dan Universitas Cenderawasih (Uncen), tahun lalu. “Saat ini, telah berhasil dirakit empat unit kapal yang nantinya akan digunakan untuk transportasi air masyarakat di Memberamo,” katanya. 


Menanggapi permasalahan serupa yang turut terjadi di kawasan 3T lainnya, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyambut antusias kesempatan yang diberikan Kemensos ini untuk membantu pembangunan daerah tertinggal. “Dengan senang hati, ITS siap untuk ikut berkontribusi bersama Kemensos guna mendukung pembangunan Indonesia,” ujarnya.


Selain proses perakitan kapal yang sudah mencapai 90 persen tersebut, telah tiba pula dua jenis motor listrik GESITS, yaitu untuk daerah pegunungan dengan kemiringan standar serta kemiringan curam. 


“Saat ini dua motor listrik GESITS telah tiba di Jayapura, tinggal menunggu peluncurannya serta transfer teknologi kepada masyarakat sekitar,” tutur Manajer Sains Techno Park (STP) Otomotif ITS Dr Bambang Sudarmanta ST MT.


Di akhir pertemuan, Mensos mengungkapkan bahwa masyarakat Papua sangat senang menerima bantuan kapal penumpang yang jauh melebihi ekspektasi mereka. Ia berharap, ke depannya kolaborasi sejenis dengan ITS akan terus berlanjut. 


Tak lupa, Rektor ITS yang biasa disapa Ashari juga mengucapkan terima kasih atas kepercayaan Kemensos kepada ITS. “Inovasi ide dari ITS tentu akan sulit untuk direalisasikan kepada masyarakat tanpa dukungan pemerintah seperti ini,” katanya.


Dalam pertemuan ini, disepakati beberapa rencana kolaborasi ITS dengan Kementerian Sosial. Di antaranya adalah penelitian lebih lanjut oleh ahli Geofisika ITS terkait peninjauan daerah sulit air bersih, inovasi pembuatan hidroponik apung di daerah rawa, alat desalinasi portable untuk mengubah air laut menjadi air tawar, pengadaan panel surya di daerah minim listrik, serta penyelenggaraan kuliah kerja nyata (KKN) dan kerja praktik (KP) mahasiswa ITS untuk membantu di wilayah sasaran Kemensos.


Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI

Bagikan :