Demi Kesembuhan, Remaja asal Palembang Dibawa Kemensos ke Jakarta
Penulis :
Indah Octavia Putri
Penerjemah :
Alif Mufida Ulya/Karlina Irsalyana
JAKARTA (4 April 2024) – Remaja asal Palembang, Muhammad Rafli Fahrezi (17), awalnya sudah pasrah dengan penyakit yang dideritanya. Operasi bagian kaki yang didiagnosa tumor dan dilakukan tindakan dua tahun lalu di Palembang, bukannya membawa kesembuhan, kini justru kakinya membesar.
Saat harapannya memudar dan nyaris pasrah, ia dipertemukan dengan Sentra "Budi Perkasa" di Palembang milik Kementerian Sosial. Tim Kemensos yang mendatangi rumahnya, lantas membawa Rafli berobat ke Jakarta pada 25 Februari 2024. Sebulan kemudian, pada Selasa 26 Maret 2024, Rafli telah menyelesaikan kontrol yang kelima kalinya di RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Sebelum dibawa ke Jakarta, Rafli telah menjalani beberapa pemeriksaan di fasilitas kesehatan di Palembang.
Pertemuan Rafli dengan Kemensos berawal dari kisahnya yang dimuat di media massa pada akhir Januari 2024. Rafli dikisahkan membutuhkan donatur untuk biaya pengobatan penyakit di bagian kaki yang tak kunjung sembuh. Kakinya kembali membengkak setelah dioperasi dua tahun lalu di Palembang. Suhu badannya tinggi, namun Rafli senantiasa merasa kedinginan.
Ibu Rafli, Yusdiana (42), yang merupakan ibu tunggal, tak sanggup memenuhi semua biaya pengobatan Rafli. Sehari-hari, Yusdiana bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya dan Rafli dengan penghasilan yang minim.
Kepala Sentra "Budi Perkasa" di Palembang, Gini Toponindro mengatakan ia langsung menerjunkan tim untuk melakukan respon kasus. "Arahan Bu Menteri untuk segera ditindaklanjuti. Jadi, 1 Februari tim langsung mendatangi kediaman Rafli," katanya.
Kemensos memberikan bantuan pemenuhan hidup layak berupa kebutuhan dasar dan bantuan kewirausahaan berupa usaha penjualan LPG tiga kilogram, serta konter penjualan pulsa handphone bagi Yusdiana.
Pendidikan Rafli juga menjadi perhatian Kemensos. Sentra "Budi Perkasa" di Palembang telah berkoordinasi dengan SMA Bina Warga 2, tempat Rafli bersekolah, untuk menyampaikan bahwa sementara waktu, Rafli akan dibawa berobat ke Jakarta. Sikap sekolah begitu kooperatif, bahkan memfasilitasi pembelajaran online selama Rafli berobat di Jakarta.
Setelah sebulan berada di Jakarta, Rafli merasakan ada kemajuan dalam proses pengobatannya. "Alhamdulillah, setelah dibawa ke Jakarta, kondisi saya membaik, tidak terlalu sakit seperti sebelumnya. CT Scan juga telah dilakukan untuk mendiganosa penyakit saya,” katanya saat ditemui di Sentra "Handayani" di Jakarta, Minggu (31/3).
Selama proses pengobatan di RSCM, akomodasi dan kebutuhan Rafli dipenuhi oleh Sentra "Handayani" di Jakarta. "Saya sangat senang dan merasa terbantu, terutama selain bantuan pengobatan bagi saya, ibu saya juga banyak dibantu. Terima kasih, Kemensos,” pungkas Rafli.
Pertemuan Rafli dengan Kemensos berawal dari kisahnya yang dimuat di media massa pada akhir Januari 2024. Rafli dikisahkan membutuhkan donatur untuk biaya pengobatan penyakit di bagian kaki yang tak kunjung sembuh. Kakinya kembali membengkak setelah dioperasi dua tahun lalu di Palembang. Suhu badannya tinggi, namun Rafli senantiasa merasa kedinginan.
Ibu Rafli, Yusdiana (42), yang merupakan ibu tunggal, tak sanggup memenuhi semua biaya pengobatan Rafli. Sehari-hari, Yusdiana bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhannya dan Rafli dengan penghasilan yang minim.
Kepala Sentra "Budi Perkasa" di Palembang, Gini Toponindro mengatakan ia langsung menerjunkan tim untuk melakukan respon kasus. "Arahan Bu Menteri untuk segera ditindaklanjuti. Jadi, 1 Februari tim langsung mendatangi kediaman Rafli," katanya.
Kemensos memberikan bantuan pemenuhan hidup layak berupa kebutuhan dasar dan bantuan kewirausahaan berupa usaha penjualan LPG tiga kilogram, serta konter penjualan pulsa handphone bagi Yusdiana.
Pendidikan Rafli juga menjadi perhatian Kemensos. Sentra "Budi Perkasa" di Palembang telah berkoordinasi dengan SMA Bina Warga 2, tempat Rafli bersekolah, untuk menyampaikan bahwa sementara waktu, Rafli akan dibawa berobat ke Jakarta. Sikap sekolah begitu kooperatif, bahkan memfasilitasi pembelajaran online selama Rafli berobat di Jakarta.
Setelah sebulan berada di Jakarta, Rafli merasakan ada kemajuan dalam proses pengobatannya. "Alhamdulillah, setelah dibawa ke Jakarta, kondisi saya membaik, tidak terlalu sakit seperti sebelumnya. CT Scan juga telah dilakukan untuk mendiganosa penyakit saya,” katanya saat ditemui di Sentra "Handayani" di Jakarta, Minggu (31/3).
Selama proses pengobatan di RSCM, akomodasi dan kebutuhan Rafli dipenuhi oleh Sentra "Handayani" di Jakarta. "Saya sangat senang dan merasa terbantu, terutama selain bantuan pengobatan bagi saya, ibu saya juga banyak dibantu. Terima kasih, Kemensos,” pungkas Rafli.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Kementerian Sosial RI
Bagikan :