Penulis :
Humas Balai Satria Baturraden
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
MOJOKERTO (24 Februari 2021) - Sudah lebih dari dua minggu, lima mantan anak jalanan asal Mojokerto yang telah menjalani program Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) di Balai Residen Satria Baturraden mengembangkan usaha mandiri mereka.
Adalah Millenial Koffie, sebuah usaha yang diimpikan oleh "MYA" dan adiknya, "MF" kini telah terwujud atas kerja keras mereka dan didukung oleh Kementerian Sosial RI melalui Balai Residen Satria Baturraden. Bahkan usaha ini diresmikan secara langsung oleh Menteri Sosial RI, Tri Rismaharini pada tanggal 05 Februari 2021.
Suasana Millenial Koffie cukup ramai oleh pengunjung, terlebih ketika malam hari. Seperti yang terlihat senja ini, "MYA" sedang menyiapkan pesanan dan "MF" menyajikannya kepada pengunjung. "MYA" juga telah menambahkan perangkat Wireless Fidelity (WiFi) dan mulai menambah varian menu makanan. Ia juga belajar melakukan pembukuan sederhana untuk mengetahui cash flow kedainya.
Sejak peresmian hingga saat ini, "MYA" dan "MF" mulai bisa menabung. "Alhamdulillah, kemarin saya nabung satu juta. Sehari bisa dapat keuntungan bersih seratus ribu. Rencananya mau nabung lagi," ujar "MYA".
Masih di desa yang sama, Dusun Genengan, Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto dan tak jauh dari lokasi Millenial Koffie, berdiri dua usaha sepatu yaitu JR.KING dan DRAGOBY.
"PSN" dan adiknya, "VSP" mengambil market sepatu kulit. Dengan nama usaha JR.KING, mereka memproduksi sepatu-sepatu berbahan kulit asli yang dikerjakan secara handmade.
Saat ini, JR.KING telah menyiapkan model dan merk sendiri. Sebanyak 20 pasang sepatu sudah diproduksi dan mulai laku di pasaran. "Yang beli biasanya langsung datang ke rumah atau hubungi nomer saya. Sekarang sedang coba juga untuk online," kata "PSN".
Tidak hanya berfokus pada model sepatu pria saja, saat ini JR.KING mulai dirancang untuk produksi sepatu wanita. Bahkan saat ini "VSP" sedang belajar untuk pembuatan sandal gunung.
Selaras dengan JR.KING, DRAGOBY milik "IM" juga memproduksi sepatu-sepatu handmade . Hanya saja, "IM" memilih bermain di market sepatu sporty dan outdoor. Salah satu yang membuat usaha mereka memiliki nilai lebih adalah pelanggan juga bisa memesan model sepatu sesuai keinginan.
Selama dua minggu, DRAGOBY telah menjual 78 pasang sepatu dan saat ini sedang mengerjakan pesanan sebanyak 20 pasang sepatu. Omzet penjualan sepatu sebelumnya mencapai Rp 3.710.000,00, dengan keuntungan mencapai Rp. 2.340.000,00. DRAGOBY juga berencana mengajukan izin merek ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan setempat.
Sejak kemarin hingga hari ini, pekerja sosial Balai Residen Satria Baturraden memantau dan mendampingi secara langsung perkembangan usaha kelima anak tersebut. Salah satunya dengan mendampingi proses pembukuan usaha mereka.
Pekerja Sosial Muda, Suparya selaku pendamping untuk usaha sepatu menyampaikan bahwa konsistensi menjadi penting ketika seseorang membuka usaha. "Tetap jaga pemulihan agar tetap produktif. Produksi dan penjualan seimbang. Termasuk konsisten dalam pembukuannya," kata Suparya.
Hal senada juga disampaikan pekerja sosial pertama, Winarni yang melakukan pendampingan untuk usaha Millenial Koffie milik "MYA" dan "MF". "Terus kembangkan usaha yang sudah didirikan dengan penuh perjuangan ini. Belajar untuk disiplin, tidak terkecuali tertib administrasi," kata Winarni.
Selanjutnya, mereka berlima terus memperoleh pendampingan dan monitoring secara berkala oleh pekerja sosial, baik aspek biopsikososial maupun keberlanjutan kemandirian usaha mereka.
Bagikan :