CILEUNYI (14 Juli 2021) - Kementerian Sosial melalui Balai Literasi Braille Indonesia (BLBI) "Abiyoso" hari ini menyalurkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa modal usaha senilai Rp4.000.000,- dan Rp1.000.000,- kepada penyandang disabilitas fisik.
Penyerahan bantuan ini merupakan bentuk tindak lanjut dari hasil asesmen yang telah dilaksanakan oleh tim BLBI "Abiyoso" Cimahi terhadap para penyandang disabilitas fisik tersebut.
Yan Martin adalah salah seorang penyandang disabilitas fisik yang menerima bantuan modal usaha. Sehari-hari ia bekerja dengan menyewakan rental Play Station untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Selain itu, Yan juga membuat kemasan makanan dari kertas bekas.
Namun, setelah wabah COVID-19 ini pemesanan kemasan tersebut mulai berkurang. Istrinya pun turut membantu perekonomian keluarga dengan berjualan gorengan makanan setiap sore hari.
Dengan kondisi disabilitasnya, mobilitas Yan Martin bergantung kepada skateboard yang ia rancang sendiri. Sebelumnya ia pernah menggunakan kursi roda, tetapi tangannya tidak kuat untuk mengayuh roda dikarenakan kursi roda yang diberikan sulit untuk ia gunakan.
Bantuan ATENSI senilai Rp.4.000.000,- tersebut akan digunakan Yan Martin untuk modal usaha berjualan voucher/token pulsa listrik di rumahnya.
Kepala BLBI "Abiyoso" Isep Sepriyan menyampaikan bahwa bantuan ini harus benar-benar dimanfaatkan untuk menjalankan usaha.
"Tim BLBI "Abiyoso" akan membantu dalam pendampingan pembelian perlengkapan yang dibutuhkan untuk usaha tersebut," kata Isep.
Engkus, yang juga merupakan penyandang disabilitas fisik menerima bantuan pengembangan modal usaha untuk membeli mesin parut singkong yang digunakan untuk usaha kicimpring.
Usaha kicimpring yang dijalankan Engkus sudah lumayan berkembang. Dengan kondisi tangannya yang disabilitas, proses menyerut/memarut singkong untuk bahan pembuatan kicimpring sangat terhambat karena selama ini ia begitu kesulitan saat memarut kelapa dengan alat parut manual/tradisional.
Yan Martin dan Engkus sangat berterima kasih atas bantuan ATENSI yang diberikan untuk modal usaha tersebut. Meskipun memiliki keterbatasan fisik, mereka adalah penyandang disabilitas yang semangat dalam bekerja. Setelah menerima bantuan ATENSI, Yan Martin dan Engkus bertekad menjalankan usaha dengan sungguh-sungguh.