Eksistensi Poltekesos, Program Studi Baru dan Prospek Kerja Menjanjikan di Berbagai Sektor
JAKARTA (15 Oktober
2022) - Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) Bandung sebagai Perguruan
Tinggi di bawah Kementerian Sosial baru saja meluluskan 410 SDM kesejahteraan
sosial yang siap terjun ke masyarakat.
Menteri
Sosial, Tri Rismaharini saat berada di acara Sidang Terbuka Wisuda Magister
Terapan dan Sarjana Terapan Poltekesos Bandung, Rabu (12/10) di Sasana Budaya
Ganesha, ITB Bandung mengatakan bahwa lulusan Poltekesos tidak sebatas belajar
di perguruan tinggi.
"Belajar
tidak hanya di kampus (perguruan tinggi). Belajar yang sesungguhnya adalah
terjun di masyarakat," kata Mensos Risma.
Banyaknya
praktik di lapangan yang membuat lulusan Poltekesos memiliki dasar penanganan
masalah sosial yang kompleks dan adaptif dengan perubahan kondisi sosial.
Mensos
Risma menambahkan bahwa lulusan Poltekesos juga tahu bagaimana menangani
perempuan, anak-anak, penyandang disabilitas, lansia dan lainnya. Hal itu juga
yang menjadi alasan Mensos Risma tetap menjaga eksistensi Poltekesos Bandung.
Selain
itu, peluang kerja para lulusan Poltekesos juga sangat besar di berbagai
sektor. Mensos Risma berpesan agar lulusan Poltekesos mengambil peluang tidak
hanya di sektor pemerintahan.
Seperti
2 program studi (Prodi) baru di Poltekesos, yaitu prodi Perlindungan dan
Pemberdayaan Sosial dan Prodi Rehabilitasi Sosial Program Sarjana Terapan yang
profil lulusannya beragam dan membuka peluang kerja di berbagai sektor.
Prodi
Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial (Lindayasos) Program Sarjana Terapan
didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Ristek Dikti Nomor:436/KPT/I/2018
Tanggal 9 Mei 2018. Tepat 12 Oktober 2022, sebanyak 48 mahasiswa lulus dari
program studi ini dan menjadi SDM Kesejahteraan Sosial.
Pendirian
ini juga diperkuat dengan keluarnya Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 24 Tahun
2019 Tentang Statuta Poltekesos Bandung yang menyebutkan bahwa Program Studi
Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Program Sarjana Terapan merupakan salah
satu program studi yang ada di Poltekesos Bandung.
Prodi
Lindayasos yang telah terakreditasi "Baik" ini perdana melahirkan
lulusan yang berpeluang menjadi Analis Jaminan Sosial, Analis Sumber Dana
Bantuan Sosial, Analis Pemberdayaan Sosial, Analis Penata Lingkungan Sosial,
dan Analis Penanggulangan Bencana.
Lina
Favourita, Ketua Program Studi Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial mengatakan
bahwa prodi ini unik. "Ya, Prodi Lindayasos memiliki profil lulusan yang
berbeda dengan Prodi yang lainnya, yaitu sebagai analis jaminan sosial, analis
sumber dana bantuan sosial, analis pemberdayaan sosial, analis penataan
lingkungan sosial, dan analis penanggulangan bencana," katanya.
Para
Lulusan nanti, sambung Lina, diharapkan mampu memiliki pengetahuan ,sikap,
keterampilan dan kompetensi dalam bidang keilmuan pekerjaan sosial secara
generalis dalam bidang perlindungan dan pemberdayaan sosial serta mampu
mempraktikannya secara profesional dalam intervensi pekerjaan sosial.
Lina
menjelaskan bahwa Lulusan Prodi Lindayasos dapat bekerja di Non Government
Organization (NGO) yang bergerak dalam bidang pelayanan pemberdayaan ataupun
perlindungan sosial, di Pemerintah seperti di Kementerian Sosial, Dinas Sosial
Bidang Linjamsos, Bidang Pemberdayaan Sosial, Badan Nasional Penanggulangan
Bencana ataupun Daerah maupun di Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, serta di
swasta dapat bekerja sebagai tenaga dalam bidang Corporate Social
Responsibility (CSR).
Tentunya
lulusan ini mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan sains dalam
implementasi jaminan dan pemberdayaan sosial serta menyelesaikan
masalah-masalah sosial di masyarakat.
Kurniawan
Bagus Dwi Prayogo (22) lulusan prodi ini mengungkapkan bahwa
dirinya tak ragu memilih prodi ini. "Karena memang ketertarikan saya dari
awal pada aras makro terlebih pada sektor community development yang memang
menjadi fokus dari prodi perlindungan dan pemberdayaan sosial," ungkapnya.
Ia
semakin yakin setelah mendengar prospek kedepan dari prodinya yaitu di
bidang CSR atau Community Relation di Non Government Organization ( NGO)
yang bergerak dibidang fasilitator dan di pemerintah bidang perlindungan maupun
pemberdayaan masyarakat.
Sebagai
lulusan, Bagus ingin mengimplementasikan ilmu dan teori Community Development
pada level profesional seperti pada bidang CSR perusahaan.