Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
PANGKAL PINANG (18 Desember 2021) - Menteri Sosial Tri Rismaharini menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) senilai total Rp. 1.477.295.580 kepada Anak, Penyandang Disabilitas, ODHIV, Lansia dan Korban Penyalahgunaan Napza yang ada di Kota Pangkal Pinang Provinsi Bangka Belitung.
Penyerahan bantuan ini dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) Tahun 2021. Mensos Risma juga mengajak seluruh pekerja sosial di bawah Kementerian Sosial untuk bergandengan tangan tulus ikhlas dalam membantu orang lain.
Menurut Risma, tugas-tugas sosial yang dilakukan bukan hanya diamanatkan oleh negara tetapi juga oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
"Disini ada teman-teman dari sayap Kementerian Sosial ada Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), Pendamping Rehabilitasi Sosial, Program Keluarga Harapan (PKH), Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM), Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang selama ini berbaur bersama kami melaksanakan tugas-tugas sosial. Yang ingin saya sampaikan kepada teman-teman semua, saat kita menjadi seseorang yang dipercaya oleh Tuhan maka kita harus bisa melepas kepentingan pribadi atau golongan kita, untuk kemaslahatan umat. Jangan pernah kita menyalahgunakan kekuatan atau kekuasaan karena akan dipertanggungjawabkan bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat," kata Risma saat memberikan arahan dalam peringatan Hari Kesetiakawanan Nasional (HKSN) tahun 2021 di Rumah Dinas Wali Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung, Sabtu, 18 Desember 2021.
Risma kembali menegaskan agar seluruh sayap Kemensos menemukan orang yang kesusahan siapapun dia harus segera dibantu sebagai bentuk kesetiakawanan. Apalagi, Indonesia dibangun dengan rasa kesetiawanan, perjuangan yang sangat luar biasa.
Ia mencontohkan, Indonesia dulunya terdiri dari banyak kerajaan, tapi para raja dengan rasa ikhlas rasa tulus mau melepas kepentingannya demi negara kita tercinta. Demikian pula dengan para pahlawan yang rela mengorbankan waktu, tenaga pikiran bahkan nyawanya demi Indonesia.
"Mari kita jaga rasa ini untuk kita jadikan kekuatan yang luar biasa karena ke depan musuh kita adalah globalisasi ekonomi, maka kita akan berhadapan dengan orang-orang dari seluruh dunia. Coba bayangkan kalau kita tidak bisa memenangkan itu maka kita akan menjadi penonton di negara kita sendiri. Kalau itu terjadi artinya kita dijajah kembali karena kita bukan siapa-siapa saja kita seolah-olah hanya kost di negara kita sendiri," bebernya.
Risma mengingatkan bahwa musuh terbesar saat ini adalah kemiskinan dan kebodohan. Namun, bila seluruh pihak bergandeng tangan dan bekerjasama ia yakin
kedua hal tersebut dapat diberantas.
Ia meminta agar para pekerja sosial tidak diam ketika melihat orang lain atau anak yatim yang membutuhkan bantuan.
Sebab kalau hanya diam mungkin saja, Tuhan akan diam saat kita punya masalah.
"Saya berharap mari kita bersama-sama bergandengan tangan untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial yang ada di sekitar. Kita harus peduli, bahkan kita juga wajib memberi bila tetangga mencium bau makanan kita. Jangan diam saja karena saat kita diam saja saat ada masalah maka Tuhan pun juga akan diam saat kita punya masalah. Kita berikan yang terbaik diri kita untuk kepentingan orang lain itulah inti dari hari HKSN, bukan hanya seremonialnya," ujar dia.
Risma mengungkapkan, saat ini sudah tersedia Command Centre sehingga para pekerja sosial ataupun pendamping akan lebih mudah dalam melaksanakan tugasnya menolong orang lain.
Ia juga mengajak media untuk turut mengumpulkan pahala dengan menyebar informasi bila ada orang yang membutuhkan pertolongan.
"Seperti misalnya, kejadian yang menimpa anak yatim piatu penderita TBC tulang, saya mendapat informasi dari media dan langsung ditindaklanjuti. Menolong orang lain bisa dengan menginformasikan tanpa perlu mengeluarkan uang.
Bagikan :