3.000 Keluarga di Karawang Terima Bantuan Beras dari Kemensos
Penulis :
Alif Mufida Ulya (OHH Ditjen Linjamsos)
Editor :
Alek Triyono (OHH Ditjen Linjamsos) ; Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana
KARAWANG (6 Agustus 2021) - Pandemi COVID-19 menyebabkan banyak warga terdampak lantaran hilangnya matapencaharian atau menurunnya pendapatan, terutama di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali.
Untuk membantu meringankan beban warga, Menteri Sosial, Tri Rismaharini memberikan bantuan beras kepada 3.000 warga masing-masing lima kilogram di Kabupaten Karawang. Bantuan ini menyasar warga di luar penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), atau Bantuan Sosial Tunai (BST).
Salah seorang warga di Kelurahan Karawang Kulon, Kecamatan Karawang Barat, Irawati, yang juga memiliki usaha warung nasi ayam goreng, misalnya, ia bukan merupakan penerima dari program bantuan Kemensos. Pasca usahanya terdampak, ia menjadi penerima bantuan beras lima kilogram yang disalurkan melalui Dinas Sosial setempat.
“Saya punya warung nasi ayam goreng, yang semula saya bisa masak nasi 11 sampai 12 liter beras per harinya, sekarang cuma masak maksimal 3 liter beras. Alhamdulillah, bersyukur, bantuan beras ini sangat berarti bagi saya di masa PPKM ini,” ujar Ira, sapaan akrabnya, usai menerima bantuan beras.
Ia mengungkapkan warungnya dulu begitu ramai oleh para pembeli, terutama pekerja kantoran di area Kecamatan Karawang Barat, dari pagi hingga sore hari, terutama pada jam-jam makan siang. Namun, ia mulai merasakan dampak, terutama sejak diterapkannya PPKM Darurat di wilayah Kabupaten Karawang.
“Selama PPKM ini, pendapatan saya luar biasa anjloknya, karena langganan saya yang semula banyak dari para pekerja di perkantoran sekitar sini, di sekitar rumah saya, sekarang, kabarnya banyak yang dirumahkan, jadi berasa banget berkurangnya,” keluhnya.
Sebelum PPKM, ia melanjutkan, pendapatannya bisa mencapai Rp800-900 ribu per hari. “Sejak PPKM ini, paling banter cuma Rp350 ribu. Tapi, setidaknya, saya sudah ada sewaan tempat. Jadi, berapapun yang saya dapet, ya saya syukuri aja,” tambah ibu lima anak ini.
Senada dengan Irawati, penerima bantuan beras lainnya, Darsono, yang beralamat tak jauh dari rumah Irawati, turut merasakan dampak yang sama. Mengandalkan penghasilan dari warung kelontong yang dikelolanya bersama istri, ia merasa terbantu menerima bantuan beras dari Kemensos.
“Saya terima kasih dapat bantuan beras lima kilo dari Kemensos yang sangat-sangat saya butuhkan karena warung saya sekarang ini rada sepi,” ujarnya.
Darsono mengaku sebagian besar pembelinya didominasi anak sekolah. Namun, lantaran proses belajar mengajar dilakukan dari rumah secara online sejak tahun 2020, anak sekolah mulai jarang datang untuk membeli jajanan dari warungnya.
“Ya, mulai COVID-19 tahun lalu, 2020, udah kerasa sepinya. Dulu mah paling banyak pembelinya dari anak-anak sekolah. Kalo anak anak sekolah ‘kan ada aja yang beli, snack, jajan-jajanan, makanan ringan. Sekarang pada ga ada yang ke sekolah, jadi ga ada yg beli, sampe sekarang masih juga sepi,” ungkapnya.
Pandemi COVID-19, ditambah PPKM Darurat, kata dia, sehari-harinya hanya mampu mengantongi tidak sampai Rp200 ribu. ”Segitu belom dipotong, dipake buat makan, sama kebutuhan yang lain. Makanya, pas tau saya dapet bantuan beras ini, Alhamdulillah, makasih, makasih sekali,” tutur dia.
Pastikan Data Penerima Clear
Sementara itu, Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana, memastikan tidak ada data ganda pada penerima bantuan beras lima kilogram di daerah yang dipimpinnya. Hal ini sesuai dengan arahan Menteri Sosial, Tri Rismaharini, kepada para Pemerintah Daerah di seluruh wilayah kabupaten/kota untuk mengatur pendataan sebaik mungkin agar clear.
“Kami pastikan, pada bantuan beras lima kilogram di Karawang ini, tidak ada duplikasi pendataan. Ibu Mensos, meminta kami, untuk segera menentukan Calon Penerima Calon Lokasi (CPCL)nya saat itu, pendataan bagi mereka yang belum termasuk dalam tiga jenis program bantuan yang diberikan Kemensos,” terangnya.
Menurutnya, tujuannya, tidak lain untuk menghindari tumpang tindih penerima bantuan yang kerap menjadi permasalahan di lapangan. Lebih lanjut, guna menghindari hal tersebut, ia pun turut memantau proses penyaluran dengan target distribusi rampung dalam dua pekan dengan dibantu pilar-pilar sosial, seperti Pendamping PKH, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK), serta Pekerja Sosial Masyarakat (PSM).
“Alhamdulillah, lancar dan tertib sekali (penyalurannya). Insha Allah, target kami, minggu kedua Bulan Agustus selesai 100% penyaluran beras kepada 3.000 penerima di seluruh kecamatan di Kabupaten Karawang,” pungkasnya.
Bagikan :