BRSODH "Bahagia" Laksanakan Respon Kasus ODHA
Penulis :
Humas BRSODH "Bahagia" Medan
Editor :
Putri D
Penerjemah :
Yusa Maliki; Karlina Irsalyana
MEDAN (16 November 19) - Balai Rehabilitasi Sosial Orang Dengan Human Immunodefiency Virus (BRSDOH) “Bahagia” di Medan melaksanakan respon kasus terhadap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) berinisial SY dan NK yang diusir dari rumahnya karena mengalami stigma dan diskriminasi di Kecamatan Teluk Nibung, Kota Tanjung Balai Sumatera Utara.
Respon kasus dilakukan berawal dari adanya laporan yang disampaikan seorang perawat Puskesmas Sipori-pori Kec. Teluk Nibung dan juga dari Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS) yang bergerak di bidang HIV mengenai sepasang suami istri yang terinfeksi HIV/AIDS dan diusir dari rumahnya oleh masyarakat di daerah tempat tinggalnya. Masyarakat merasa curiga dan takut akan sakit yang diderita oleh SY suami dari NK. Sehingga akhirnya SY dan NK bersama kedua orang anaknya harus pergi dari rumahnya dan menumpang di rumah abang dari SY.
Berdasarkan dari laporan tersebut Tim Respon Kasus mengadakan pertemuan didampingi petugas Puskesmas serta adik SY di Puskesmas Sipori-pori. Pertemuan awal dilakukan dengan memberikan edukasi terhadap NK dan keluarganya mengenai HIV, cara penularan dan pencegahannya, karena ternyata berdasarkan informasi SY suami NK ternyata telah meninggal dunia pada hari Sabtu (9/11/19) lalu karena kurangnya pengetahuan dan tidak adanya keterbukaan mengenai kondisi kesehatan dari pihak pasangan serta keluarga dan masyarakat mengenai HIV.
Selain itu Tim Respon Kasus juga melakukan intervensi dengan menghubungi Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Kesehatan Kota Tanjung Balai agar segera memberikan kemudahan dalam mengakses Anti Retroviral (ARV) yang merupakan obat bagi ODHA untuk menekan jumlah virus yang ada dalam tubuh seorang yang terinfeksi HIV. Merekapun tidak memiliki BPJS ataupun JKN sehingga kesulitan untuk dapat mengakses pengobatan di Rumah Sakit. Bantuan nutrisi berupa beras dan susu pun diberikan oleh tim respon kasus untuk memenuhi kebutuhan gizi NK.
Dengan intervensi yang dilakukan, diharapkan NK serta ODHA lainnya dimanapun berada dapat kembali bangkit dari keterpurukannya, bersemangat dalam menjalani kehidupan serta bebas dari stigma dan diskriminasi dari masyarakat. Karena yang harus dijauhi adalah virusnya dan bukan orangnya. [DAO]
Bagikan :