Momen Penyandang Disabilitas Fisik Jajang Saepuloh Beri Lukisannya ke Gus Ipul
Writer :
Khalisotussurur
Editor :
Laili Hariroh
JAKARTA (1 Desember 2024) - Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024 diwarnai dengan momen seorang disabilitas fisik, Jajang Saepuloh memberikan karya lukisannya kepada Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul. Jajang melukis potret Gus Ipul memakai udeng dan berkemeja putih dengan latar belakang hijau.
Jajang merupakan salah satu penerima manfaat dari Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial, Bandung yang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemensos. Gus Ipul pun menerima karya lukisan dengan potret wajah dirinya dengan suka cita.
"Berapa lama melukis?" kata Gus Ipul usai menerima hadiah lukisan tersebut di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Minggu (1/12/2024).
"Seminggu. Ini spesial buat bapak saja," kata Jajang.
"Bagus banget," ujar Gus Ipul.
Gus Ipul menanyakan nama. Jajang pun menyebutkan nama lengkapnya "Jajang Saepuloh" yang hampir sama dengan nama Gus Ipul.
"Terima kasih Saepuloh. Terima kasih jauh-jauh dari Bandung," kata Gus Ipul.
Pada kesempatan terpisah, Kemensos sempat berbincang dengan Jajang. Ia menceritakan sudah mendapatkan informasi akan ada acara HDI 2024. Ia pun ingin ikut serta dan memberikan sesuatu pada peringatan HDI ini.
"Ada ide dan masukan juga dari teman-teman dan support dari kepala balai. Akhirnya saya membuat suatu karya potret fotonya Pak Menteri," kata Jajang.
Ia pun melukis potret tersebut sekitar 5 hari sampai seminggu dengan cat minyak. Jajang mengakui kesulitannya cat minyak sulit kering. Ia sempat khawatir lukisannya tak selesai tepat waktu.
"Akhirnya alhamdulillah pas waktunya selesai," kata Jajang.
Ia bersyukur lukisannya diterima langsung oleh Gus Ipul. Apalagi, Gus Ipul baru menjabat, ia juga senang bisa langsung bertemu.
"Alhamdulillah berkat dukungan semua dari Balai juga, akhirnya saya bisa sampai kesini," kata Jajang.
Jajang ternyata telah menekuni dunia melukis sejak 2010. Ia juga aktif di berbagai komunitas seni di Bandung.
"Bergabung dengan Rumah Seni di Bandung, bergabung juga dengan komunitas dari dinas sosial," katanya.
Ia mengaku senang dan hobi melukis. Dari hobinya ini, ia juga telah menjual sejumlah lukisannya sesuai pesanan mulai dari harga Rp500 ribu.
"Ada Rp1 juta kalau lukisannya rumit," katanya.
Ia berharap sebagai penyandang disabilitas, kegiatan HDI terus ada tiap tahun dan banyak yang terlibat. Ia juga ingin para penyandang disabilitas terus diperhatikan.
"Harapannya ke depannya lebih banyak peluang untuk disabilitas lainnya. Karya-karyanya bisa disetarakan dengan orang-orang," katanya.
Share :