Kemensos Salurkan Bantuan kepada Warga Lembantongoa Senilai Rp458 Juta
Penulis :
Direktorat PSKBS
Editor :
Alek Triyono; Annisa YH
Penerjemah :
Intan Qonita N
SIGI (3 Desember 2020) - Pemerintah melalui Kementerian Sosial menyalurkan bantuan sosial tragedi kemanusiaan yang terjadi di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah senilai Rp458.426.000.
Bantuan tersebut terdiri dari santunan ahli waris bagi korban meninggal sebanyak 4 orang masing-masing senilai 15 juta rupiah setiap jiwa, paket sembako, paket perlengkapan bermain anak, paket belajar anak, handsanitizer, masker, sabun, serta paket perlengkapan ibadah.
Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS) Kementerian Sosial, Sunarti, Kamis (3/12).
Mewakili Menteri Sosial, Sunarti menyampaikan keprihatinannya atas tragedi kemanusiaan yang terjadi di tengah pendemi COVID-19 yang menimpa Indonesia.
Sunarti meminta warga Desa Lembantongoa untuk tidak terhasut oleh isu-isu yang menyesatkan di masyarakat karena dapat menimbulkan konflik secara horisontal.
"Percayakan penanganan ini kepada aparat keamanan. Pemerintah berkomitmen menyatakan kahadiran dan kepedulian terhadap keamanan dan kenyamanan warga," tambah Sunarti.
Selain penyerahan simbolis bantuan sosial, Kementerian Sosial juga melakukan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) terhadap penyintas yang berhasil selamat dari tragedi kemanusiaan tersebut, yakni dengan melakukan teknik Progressive Muscular Relaxation (PMR).
"Hal ini dilakukan bertujuan untuk membuat penyintas dapat merasakan rileks sehingga pikirannya dapat kembali disegarkan,"jelasnya.
Untuk mencegah peristiwa terulang kembali, dikatakan Sunarti, pemerintah mengajak tokoh agama, tokoh masyarakat setempat beserta perwakilan dari Gereja Bala Keselamatan serta Persekutuan Gereja-Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) menyatakan komitmennya untuk menjunjung persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
"Kita harus menempatkan persatuan dan kesatuan di atas segalanya, serta meyakini bahwa tragedi kemanusiaan yang terjadi bukanlah merupakan unsur agama, tetapi murni tindakan teror yang bertujuan untuk memecah belah keutuhan warga masyarakat pada umumnya," lanjutnya.
Sunarti menjelaskan penanganan aksi teror harus dilakukan secara terpadu, termasuk adanya kemudahan sarana prasarana, untuk percepatan penyerahan bantuan bagi warga setempat.
Turut hadir dalam penyerahan tersebut Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Sigi, diantaranya Kepala Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah, Ridwan Mumu, Sekretaris Dinas Sosial Kabupaten Sigi, Sabarudin, Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulawesi Tengah dan Kabupaten Sigi, Camat Palolo, serta Kepala Desa Lembantongoa.
Seperti diketahui, peristiwa berdarah yang menewaskan satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah itu merupakan bencana sosial tindak kejahatan dan aksi teror.
Kasus pembunuhan yang menewaskan empat orang itu sempat menyebabkan warga sekitar ketakutan, lalu lari ke hutan untuk bersembunyi. Pasca kejadian itu, 150 kepala keluarga (KK) di desa tersebut kini diungsikan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Kepala Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Deki Basalulu, Jumat (4/12), mengaku senang menerima bantuan dari Kemensos berupa barang/bahan dan uang, termasuk bantuan dari berbagai pihak yang masih mengalir sampai saat ini. Bantuan disalurkan kepada keluarga korban dan warga yang mengungsi setelah serangan teroris di Dusun Lewono, salah satu lokasi permukiman transmigrasi lokal di desa itu.
Dia mengatakan ada empat korban yang dibunuh teroris secara keji. Mereka itu satu keluarga.
Menurut Kades Deki, bantuan terutama logistik bahan makanan masih sangat dibutuhkan warga lantaran dalam beberapa hari setelah serangan teroris yang menelan korban jiwa empat orang itu, kebanyakan warga tidak beraktivitas di kebun akibat trauma berat.
Ia menambahkan pada malam hari pasca peristiwa itu, warga transmigrasi SP-1 Dusun Tokelemo memilih untuk berkumpul di satu tempat dan akan kembali ke rumah keesokan harinya.
Saat ini, rumah-rumah warga transmigrasi Lewono yang rusak dan dibakar tengah dalam upaya pembangunan kembali oleh aparat kepolisian bersama anggota TNI.
Bagikan :