Ingat Pesan Mensos Risma, Akram Berani Tukar Peran Jadi Bupati
Penulis :
Alif Mufida Ulya
MAJENE (5 Agustus 2022) - Anak-anak di Majene ini tak lagi ragu berekspresi. Bagi mereka, benar harus menjadi anak yang berani agar sukses. Keberaniannya diadopsi sejak Menteri Sosial, Tri Rismaharini menyapa mereka secara virtual dari Lombok Timur di Hari Anak Nasional (HAN) 2022, Senin lalu (1/8).
“Anak-anakku harus berani, harus memiliki sikap patriotis, tidak boleh minder dan tidak boleh berputus asa dalam menghadapi setiap persoalan, ini modal sukses kalian,” kata Mensos kepada anak-anak di sejumlah daerah di Indonesia melalui sambungan video teleconference, beberapa waktu lalu.
Semula, mereka diam seribu bahasa, tak berani mengeluarkan kata-kata. Namun, usai mendengar pesan yang sarat akan optimisme dari Mensos Risma, satu dari mereka, Akram (9), mulai berani menyapa, bahkan menyampaikan ucapan untuk Mensos Risma, mewakili teman-teman seusianya.
"Alhamdulillah, terima kasih Bu Menteri, sekolah kami sudah dibangun dan kami dapat perlengkapan sekolah baru. Jadi, kami gak sekolah di tenda lagi," ucapnya berani.
Tak sampai di situ, keberanian anak-anak Majene kian kentara saat diajak ke dalam ruang kerja Bupati Majene oleh Asisten Deputi I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Kabupaten Majene, Mustamin, dan bertukar peran dalam "Sehari Menjadi Bupati".
Saat diminta Mustamin untuk duduk di kursi kerja Bupati, Akram, berbekal rasa percaya diri yang dikantonginya dari Mensos Risma, lantas mendatangi kursi dan duduk dengan gagahnya, sembari berlagak seolah memimpin agenda rapat.
“Assalamu'alaikum, sekarang, kita mau rapat persiapan Hari Anak Nasional di Kabupaten Majene," ucapnya tegas layaknya seorang Bupati.
Alih-alih malu dan meninggalkan tempat, bocah berseragam sekolah dengan peci hitam keemasan ini, justru melanjutkan perannya dengan memimpin doa di hadapan belasan teman-temannya. Hal ini memantik rasa penasaran teman-temannya.
Tak tinggal diam, anak-anak lain pun mulai mencoba satu per satu untuk bertukar peran menjadi Bupati, menjajal duduk di kursi yang mungkin tak akan bisa didapatkan pada lain kesempatan.
Diberikan kesempatan untuk berbincang langsung dengan Mensos, mengutarakan perasaan, sampai bertukar peran menjadi Bupati, menyingkirkan segala kepesimisan yang selama ini bersemayan dalam diri Akram.
“Saya berani duduk di tempat itu, karena kalau besar, cita-cita saya mau jadi Bupati. Teman-teman mauki juga seperti saya,” kata bocah yang berangan-angan menjadi Bupati ini.
Semangat Akram ini, dikatakan Mustamin, menjalar hingga ke seluruh teman-temannya. Ia menyampaikan maksud membawa anak-anak ke ruang kerja Bupati, tak lain, guna menumbuhkan motivasi dan semangat mengejar cita-cita.
“Kami bermaksud mengajarkan anak-anak semangat memimpin dalam bekerja. Ini bisa jadi motivasi bagi mereka,” katanya mewakili Bupati Majene yang di waktu bersamaan sedang tidak berada di tempat.
Akram, seorang siswa kelas 3 SDN 4 Mekkatta, yang sekolahnya sempat roboh akibat diguncang gempa Mamuju pada tahun 2020 lalu. Selama 2 tahun belakangan, anak-anak ini harus belajar di tenda-tenda darurat. Oleh Kementerian Sosial, sekolahnya telah dibangun kembali. Bersama teman-temannya dari SDN 4 Mekkatta, Akram kini dapat belajar dengan nyaman di ruang kelas.
Dalam rangka menyemarakkan HAN 2022 di Lombok Timur bersama anak-anak lainnya dari beberapa daerah di Indonesia, Akram, dan teman-temannya dari SDN 4 Mekkatta dan SDN 28 Aholeang, didatangkan ke Pendopo Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Majene. Sedari Minggu (31/7), mereka telah berangkat dari rumah masing-masing dengan berbagai imaginasi dalam pikiran.
Imaginasi mereka terjawab, sebab sembari menanti acara puncak pada esok harinya, anak-anak pengungsi gempa Majene ini diajak berkemah di Rujab Bupati sambil mengikuti sejumlah perlombaan, seperti Lomba Kreasi Anak, Lomba Adzan, Kegiatan Outbond, Sikat Gigi Bersama, Pendataan Dukcapil dan Pelayanan Sunat Massal, hingga Latihan Simulasi Penanganan Bencana.
Untuk anak-anak pengungsian di Kabupaten Majene, Kemensos menyerahkan bantuan sejumlah total Rp1,8 miliar. Bantuan ini berupa pembangunan sekolah anti gempa, perlengkapan sekolah, nutrisi, perlengkapan kebersihan diri, alat bantu (kursi roda, alat bantu dengar, tongkat pintar dan meja terapi) dan logistik untuk pengungsian.
Bantuan pembangunan sekolah di Majene dimaksudkan agar anak-anak tidak lagi belajar di tenda-tenda pengungsian. Bantuan ini dikelola oleh Sentra “Pangurangi” di Takalar, Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) dan Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial dan Non Alam (PSKBSNA) Kementerian Sosial.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Bagikan :