Jancuks! Rasakan Segar dan Hangatnya di SKA Baturaden

Jancuks! Rasakan Segar dan Hangatnya di SKA Baturaden
Penulis :
Koesworo Setiawan

PURWOKERTO (12 Februari 2022) - Warga Kota Surabaya dan sekitarnya, atau mereka yang pernah bersinggungan dengan budaya masyarakat kota Pahlawan, pasti familiar dengan sebutan “jancuk”. Kesempatan awal mendengar “jancuk”, yang terbayang adalah umpatan kepada lawan bicara. Tidak sepenuhnya salah.

 

Meskipun sesungguhnya “jancuk” tidak selalu berkonotasi negatif. Sebab, istilah ini juga bisa dimaknai sebagai ekspresi egalitarian dan eratnya persahabatan. Belakangan istilah “jancuk” berkembang di daerah lain, dengan berbagai makna.

 

Muda-mudi sekitar Kota Purwokerto dan Batu Raden, kini malah lagi gandrung dengan “jancuks” (pakai “s” ya). Mereka rela menunggu demi mendapatkan segelas “jancuks”. Lho?

 

Yaya .., “jancuks” yang satu ini dijamin menghadirkan nuansa positif dan kehangatan. “Jancuks” di Kota Purwokerto dan Baturaden tak lain adalah segelas minuman perpaduan antara jahe, kencur, jeruk, dan sereh. Plus gula batu untuk menambah rasa manis.

 

Segelas “jancuks” kini menjadi primadona di Sentra Kreasi Atensi (SKA) Baturaden – yang berada di bawah pengelolaan Balai Baturaden (unit pelayanan teknis Kementerian Sosial). Jurus bisnis ini tidak lepas dari ide Kepala Balai Baturaden Darmanto. Sejak diluncurkan 14 Januari lalu di SKA Baturaden, “jancuks” menjadi most wanted alias sajian yang paling banyak diburu.

 

“Sehari kami bisa menyediakan 15-20 gelas jancuks. Kalau hari-hari biasa sekitar 15 gelas. Malam minggu bisa lebih 20 gelas. Konsumen yang paling banyak memesan kebanyakan anak-anak muda yang nongkrong di sini,” kata penanggung jawab SKA Baturaden Oky Raditya. 

 

Program promo sekarang sedang berjalan. Untuk segelas “jancuks” dengan ukuran gelas besar dibanderol Rp8000 dari harga normal Rp12.000. Pelanggan bisa menikmati “jancuks” dalam sajian panas atau dingin.

 

Untuk melayani minat pembeli yang terus meningkat, dalam sehari, pengelola SKA belanja 1-2 kg jahe, 1/4 kg kencur, 2-3 ikat sereh, 2-3 kg gula batu, dan 1 kg gula pasir. “Kalau malam minggu ada penambahan bahan baku karena pelanggan juga meningkat,” kata Oky.

 

SKA Baturaden didesain dengan konsep angkringan. Pengunjung yang datang sudah berhadapan dengan gerobak angkringan dengan aneka makanan dan minuman. Ada sate-satean: sate usus, sate telur dan sate kere (satu lemak). Di “keluarga” sate ini, sate kere paling favorit.

 

“Pelanggan yang berminat mengambil makanannya lalu digoreng dulu. Jadi bisa disantap dalam kondisi hangat,” katanya. Pelanggan yang tengah mereguk nikmatnya “jancuks”, Rudyanto, memberikan testimoninya.

 

“Rasanya seger banget. Ada rasa khas, rasa jahe, jeruk, ya sereh, semuanya terasa. Diminum saat situasi tidak menentu seperti saat ini, minuman ini bisa menambah stamina,” kata pria asal Bogor ini.

 

Harga Rp8000 dirasa Rudi sangat terjangkau. “Kalau di Jakarta saya rasa bisa Rp15.000/gelas. Saya rekomendasi untuk mereka yang menginginkan stamina tubuhnya fit. Silakan mampir di SKA Baturaden,” katanya.

 

Selain itu, di sini juga disajikan aneka minuman. Selain “jancuks”, ada juga jahe susu, jahe jeruk, teh jahe, kopi jahe, aneka kopi, dan sebagainya baik panas maupun dingin.

 

“SKA Baturaden buka mulai jam 11.00 sampai 23.00. Kalau malam minggu kami buka sampai jam 24.00. Kami ingin memutus pandangan bahwa angkringan identik dengan buka pada malam hari,” kata Oky.

 

Makin tingginya pelanggan, membuat SKA Baturaden makin banyak mengumpulkan cuan. Menurut Oky, sehari omset SKA bisa mencapai Rp600 ribu di hari biasa, dan sampai Rp800 ribu di malam minggu. Kini total omset sudah mencapai Rp11 juta.

 

SKA merupakan ajang bagi para pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) yang telah mendapatkan pembinaan Kemensos untuk menyajikan berbagai hasil pelatihan yang selama ini sudah didapat. Baik dalam bentuk hasil kerajinan, hasil olahan kuliner, usaha laundry, konveksi dan berbagai bentuk usaha lainnya.

 

Misalnya Art Theraphy, Sentra Handycraft, Hijab Ciwitan, Fashion, Toko Kelontong, Urban Farming, Budidaya Ikan Cupang, Sport Center, Perpustakaan, dan Pelatihan Komputer. SKA sudah berjalan di beberapa balai Kemensos, termasuk SKA Baturaden.

 

Biro Hubungan Masyarakat

Kementerian Sosial RI 

Bagikan :