Kembalikan Senyum Lansia Pasca Banjir Bandang di Lembata, Nusa Tenggara Timur

Kembalikan Senyum Lansia Pasca Banjir Bandang di Lembata, Nusa Tenggara Timur
Penulis :
Humas Dit. Lanjut Usia
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

LEWOLEBA TIMUR (14 April 2021) - Sudah hari ke-10 berada di pengungsian penyintas banjir bandang, masih terlihat guratan kesedihan di wajah Oma Maria (78 tahun), salah satu lanjut usia (lansia) yang selamat dari amukan alam di Wilayah Timur Indonesia.

Serbuan air itu menyapu rata rumah-rumah yang dilintasinya. "Semua barang-barang habis disapu air dari gunung," kenang Oma Maria dengan suara bergetar.

Nenek dengan 2 anak dan 2 cucu ini mengaku sulit menghapus kesedihannya. Semua harta benda dan rumahnya habis tersapu banjir bandang di Kecamatan Lewoleba Timur, Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. Bagi lansia, kondisi ini berat untuk dilalui.

Kementerian Sosial RI merespon bencana dengan mengupayakan berbagai cara, salah satunya melalui Layanan Dukungan Psikososial (LDP). 

Posko penyintas banjir di Kelurahan Lewoleba Timur, tempat Oma Maria dan 12 lansia lainnya tinggal sementara menjadi salah satu lokasi yang dikunjungi tim dari Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kementerian Sosial RI bersama Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dan Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH).

Layanan psikososial yang diberikan yaitu dengan mendengar cerita para lansia apa adanya secara individual, mulai dari cerita tentang keluarga, cerita aktivitas yang menyenangkan dan hobi para lansia. 

Selain itu, ada juga kegiatan berkelompok dengan sesama lansia. Fungsinya yaitu untuk "Saling Mengenal". Para lansia diminta menulis nama mereka di kertas, baik menulis sendiri atau dituliskan oleh anggota keluarganya lalu diletakkan di depan dada agar mereka saling mengenal , 

kegiatan selanjutnya adalah aktivitas "lempar bola kertas". mereka membuat bola kertas, mengepal-ngepal kertas menjadi bola, lalu melempar dan menangkap dengan  tangan mereka sendiri. Kemudian melempar bola kertas kepada sesama lansia sambil bernyanyi "di sini senang disana senang". 

Arti permainan ini adalah setiap orang mau memberi dan menerima dengan senang hati, karena semua yang ada di posko pengungsi adalah satu keluarga. "Kita sebagai satu keluarga saling memberi, dan juga belajar menerima keadaan segala yang terjadi. Satu sama lain harus saling memperhatikan dan saling peduli yaa," ungkap Feri Afrianto, Penyuluh Sosial Ahli Muda Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia Kemensos RI.

Kegiatan LDP ini mengembalikan senyum Oma Maria dan 12 lansia lainnya. Perlahan mereka melupakan peristiwa buruk yang dialami. Layanan ini membantu memulihkan kondisi psikologis para lansia yang sempat terpuruk.

Kegiatan LDP Bagi Lansia juga dilakukan di Posko SMP St. Santo Pius X Lewoleba yang menampung 40 Lansia. Banyak lansia yang mengungsi tidak memiliki keluarga, hal ini turut menjadi sumber tekanan bagi lansia.

Dengan kegiatan LDP yang dilakukan bersama anggota keluarga ini, setiap orang diberi kesempatan yang sama untuk memberi dan mengasihi dan saling peduli satu sama lain, khususnya memberi perhatian dan kasih sayang kepada lansia.

Bagikan :