Kemensos Berikan LDP bagi Pengungsi Anak di NTT
Penulis :
Humas Rehsos Anak
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N
FLORES TIMUR (9 April 2021) – Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak memberikan Layanan Dukungan Psikososial (LDP) bagi pengungsi anak di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hal ini dilakukan untuk merespon bencana banjir bandang yang terjadi di sejumlah wilayah di NTT. Dalam situasi bencana, anak-anak yang berada di lokasi pengungsian termasuk dalam kelompok rentan yang membutuhkan Layanan Dukungan Psikososial sebagai salah satu bentuk pemulihan pasca situasi bencana.
Layanan Dukungan Psikososial diberikan secara langsung oleh tim yang terdiri dari Pekerja Sosial dan Psikolog Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak, Sakti Peksos, Pelopor Perdamaian dari Direktorat Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial (PSKBS), Pendamping PKH dan TAGANA. Kegiatan LDP di Flores Timur dilaksanakan di 4 posko yaitu di Kecamatan Ile Boleng tepatnya di Desa Nelelamawangi dan Desa Nelelamadike dan di Kecamatan Adonara yang berada di Desa Waiwerang dan Desa Lamahala. Daerah ini merupakan daerah yang terdampak banjir paling parah.
“Kegiatan LDP telah dilaksanakan sejak Tanggal 5 April 2021, namun tim sempat mengalami kesulitan dalam mengakses lokasi pengungsian dikarenakan putusnya akses jalan dan terbatasnya sumber daya yang ada,” ujar Meilani, Psikolog Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.
“Sejauh ini Tim LDP telah melakukan pendataan terhadap para pengungsi yang ada di Ile Boleng dan Adonara. Dari hasil pendataan tim di Desa Nelelemawangi dan Desa Nelelamadike, diketahui 452 jiwa berada di pengungsian dan sejumlah 142 orang anak yang terdiri dari 6 orang bayi, 42 orang balita, dan 94 anak usia 5-18 tahun berada di lokasi tersebut,” pungkas Tina, Pekerja Sosial Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak.
Selain melakukan pendataan, Tim LDP juga melakukan asesmen terhadap para pengungsi anak. Dari hasil asemen yang dilakukan diketahui bahwa anak-anak membutuhkan bantuan untuk pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian layak pakai. Selain itu, hasil asemen juga menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak yang merasa ketakutan terutama jika malam hari tiba. “Kami takut kalau air dan lumpur seperti kemarin datang lagi,” ujar salah satu pengungsi anak.
“Ada 2 orang anak berinisial W dan A yang membutuhkan perlindungan khusus dikarenakan mengalami trauma berat atas kejadian bencana banjir bandang yang menimpa keluarganya. Kedua anak tersebut kehilangan orangtua dan saudaranya. Pekerja Sosial telah melakukan pendampingan secara intens kepada anak-anak tersebut,” tambah Tina.
Sebagai salah satu upaya untuk memulihkan perasaan takut atau trauma pada anak atas kejadian bencana banjir bandang di NTT, Kemensos telah melakukan Layanan Dukungan Sosial bagi pengungsi anak. Kegiatan ini dilakukan melalui permainan seperti bernyanyi dan bergerak bersama, menggambar bersama sebagai terapi seni bagi anak, bermain bola, tebak-tebakan dan permainan edukatif lainnya yang difasilitasi oleh para Pekerja Sosial. Selain itu, anak-anak juga diajarkan mengenai protokol kesehatan yang harus selalu ditaati di lokasi pengungsian mengingat saat ini sedang di masa pandemi COVID-19. Anak-anak terlihat sangat senang, merasa terhibur dan antusias mengikuti kegiatan tersebut.
Selain bagi pengungsi anak, LDP juga diberikan kepada para orangtua anak melalui Kegiatan Temu Penguatan Keluarga. Hal ini dilakukan untuk memotivasi para keluarga agar dapat bertahan dalam situasi sulit dan tetap memberikan pengasuhan yang baik terhadap anak-anak mereka.
Bagikan :