Kemensos dan Save The Children Gelar Dialog Suara Anak Indonesia

  • Kemensos dan Save The Children Gelar Dialog Suara Anak Indonesia
  • 15983172529012
  • 15983172498739

Penulis :
OHH Ditjen Rehsos
Editor :
Annisa YH
Penerjemah :
Syilfi Farhati; Karlina Irsalyana

JAKARTA (19 Agustus 2020) - Dalam rangka memperingati Hari Kemanusiaan Dunia atau World Humanitarian Day 2020 yang tepat jatuh pada hari ini, Save The Children atau yang lebih dikenal dengan Yayasan Sayangi Tunas Cilik Indonesia menyelenggarakan Webinar Dialog Dengar Suara Anak "Membangun Indonesia Tangguh dari dan Bersama Generasi Penerus". Webinar ini secara khusus memberikan edukasi bagi anak-anak Indonesia mengenai penanggulangan bencana. Dalam hal ini anak seringkali menjadi kelompok yang paling rentan terdampak dalam kondisi bencana alam maupun non alam seperti pandemi COVID-19 ini. 

Kementerian Sosial hadir memberikan materi mengenai Pengurangan Resiko Bencana dan Perubahan Iklim bagi Anak-Anak yang disampaikan oleh Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat. Dalam paparannya Harry menjelaskan mengenai strategi-strategi yang dilakukan Kemensos merujuk pada Sustainable Development Goals (SDGs) diantaranya pembelajaran dan peningkatan kapasitas anak, perubahan perilaku, hingga pemetaan struktur sosial di masyarakat. Lebih lanjut Harry menjelaskan bahwa Kementerian Sosial memiliki relawan-relawan bencana yang juga dilatih secara khusus sebagai Taruna Siaga Bencana (Tagana). 

"Tentu ke depan bisa melibatkan anak-anak dalam pengurangan resiko bencana. UNICEF telah mengkategorisasikan peran-peran yang dapat dilakukan anak dalam membantu proses pemulihan, rehabilitasi, dan rekontruksi sesuai dengan usia perkembangannya masing-masing," jelas Harry. Anak-anak memliki peran penting sebagai calon pemimpin masa depan, sehingga mereka perlu dibekali informasi, pengetahuan, juga keterampilan terkait penanggulangan bencana. 

Menutup paparannya, Harry menyampaikan rasa optimis terhadap anak-anak bahwa di situasi bencanapun, anak-anak tetap dapat berdaya dan bahkan bisa menjadi agen perubahan. "Inilah yang sebetulnya perlu dikembangkan, bahwa anak sebagai generasi penerus, jangan hanya dipandang sebagai objek, namun bisa dipandang sebagai subjek baik dalam mitigasi bencana bahkan respon bencana dalam segala metode", papar Harry

Webinar ini dihadiri lebih dari 100 anak Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Dalam kesempatan ini pula, anak-anak Indonesia diberikan penjelasan lainnya mengenai pengurangan resiko bencana bagi anak dari para narasumber yang ahli di bidangnya seperti Komisi 8 DPR RI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Kemendes.
Bagikan :