Kemensos Fasilitasi Akses Pendidikan Bocah Penjual Kerupuk yang Bercita-Cita Jadi Polisi

  • Kemensos Fasilitasi Akses Pendidikan Bocah Penjual Kerupuk yang Bercita-Cita Jadi Polisi
  • 16466590868391
  • 16466590916994

Penulis :
Humas Balai Melati Jakarta
Editor :
David Myoga
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

PANGKAL PINANG (5 Maret 2022) – Senyum bahagia nampak di wajah Romi Sandi, bocah laki-laki berusia 11 tahun saat mencoba seragam sekolah barunya yang diberikan petugas Balai Melati Jakarta saat mengunjungi rumahnya di Pasir Putih, Kecamatan Rangkui, Kota Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung.

Sandi, panggilan akrabnya bercerita bahwa dirinya ingin sekali menjadi seorang polisi. Ia mengungkapkan keinginannya untuk bisa melanjutkan sekolah. Seringkali ia menangis saat melihat anak-anak lain seusianya pergi ke sekolah. Namun, ia paham bahwa kesulitan ekonomi memaksa orangtuanya tak mampu mewujudkan mimpinya.
 
Sulitnya mendapatkan penghasilan terlebih saat pandemi Covid-19 memaksa Rudi, ayah Sandi berpikir keras bagaimana menghidupi keluarganya. Rudi memutuskan mengajak keluarganya merantau ke Kota Pangkal Pinang. 

“Sulit cari kerja di Palembang bu. Disini (Pangkal Pinang) kami kontrak rumah 600.000 sebulan. Awalnya numpang kami di rumah saudara, tapi kasihan saudara juga hidup susah. Kerja apa saja saya mau bu yang penting halal karena anak-anak butuh makan”, tutur Rudi. 

Istina, ibu Sandi menceritakan bahwa tak ada yang memaksa Sandi untuk berjualan. Saat itu Sandi mengatakan bahwa dirinya mau berjualan untuk membantu ayahnya mencari uang. 

“Anak ini halus hatinya. Mungkin gak tega karena saya ngurus adiknya yang masih kecil. Dia bilang, biar Sandi yang bantu bapak, bu. Dulu di Palembang, Sandi sekolah sampai kelas 4. Rencananya mau lanjut sekolah disini, tapi belum diurus karena belum ada uang”, cerita Istina. 

Sandi menuturkan bahwa dirinya setiap hari berjualan kerupuk di sekitar lampu merah Simpang 4 menuju pusat perbelanjaan Pangkal Pinang. Meski lelah, ia menjalaninya dengan semangat. Pernah lututnya terluka dan ia harus berjalan tertatih sambil menjajakan kerupuknya, tapi ia tak pernah menyerah. 

Tiap harinya, Sandi berjualan kerupuk dari pukul 11.00 hingga pukul 16.00 WIB. Tak langsung pulang, karena setelah itu ia lanjut mengamen hingga pukul 18.00 WIB. Penghasilan bersihnya berkisar Rp. 50.000,- dari hasil jualan kerupuk dan ngamen.

Berdasarkan hasil koordinasi yang dilakukan Balai Melati Jakarta dengan Dinas Sosial Kota Pangkal Pinang, didapatkan informasi bahwa keluarga Sandi merupakan penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) sejak Januari 2022. 

Pelaksana Kepala Balai Melati Jakarta, Romal Uli Jaya Sinaga menyatakan bahwa Balai Melati telah berkoordinasi dengan mitra kerja balai di daerah dalam proses mutasi sekolah Sandi dari Palembang ke Pangkal Pinang. 

“Kami sudah bersurat ke Dinas Pendidikan dan Dinas Sosial Kota Palembang untuk memfasilitasi akses pendidikan selanjutnya bagi Sandi. Kami juga telah menyerahkan bantuan Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) bagi keluarga Sandi berupa kebutuhan dasar, nutrisi, peralatan sekolah, peralatan kebersihan dan peralatan pengobatan luka”, ujar Romal.

“Kami pastikan Sandi akan melanjutkan pendidikannya. Negara menjamin setiap anak mendapatkan haknya untuk bisa bersekolah. Masa depan Sandi masih panjang dan menjadi tanggung jawab kita bersama untuk membantu wujudkan mimpi-mimpinya. Keluarga juga bisa membuka usaha mandiri. Kami akan terus berkoordinasi dengan Dinas Sosial Kota Pangkal Pinang dalam proses pendampingan bagi Sandi dan keluarganya”, ujar Romal.
Bagikan :