Kemensos Tangkap Peluang Bisnis Jajanan Selama Ramadan

Kemensos Tangkap Peluang Bisnis Jajanan Selama Ramadan
Penulis :
Humas Ditjen Rehabilitasi Sosial
Editor :
Aryokta Ismawan
Penerjemah :
Karlina Irsalyana

JAKARTA (18 April 2021) - Kementerian Sosial RI bersama Pahlawan Ekonomi kembali hadir untuk mengupas tuntas salah satu fenomena yang khas di bulan Ramadan yaitu Peluang Bisnis Jajanan Ramadan. Webinar ini dibuka secara langsung oleh Staf Khusus Menteri Sosial Luhur Budijarso selaku Steering Committee Pahlawan Ekonomi.

Fenomena kulineran yang beragam, menjadi hal yang mengesankan karena dapat meningkatkan suka cita bagi kaum muslimin dalam menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan. Sambil menunggu waktu berbuka puasa, bisa mencari takjil, mencari jajanan-jajanan yang ingin disantap bersama saat berbuka puasa, tutur Luhur. 

Elisa dari Yuli Food salah satu UKM yang menyediakan beberapa produk yang sangat menarik, berkesempatan untuk membagi pengalaman selama menjual produk-produk yang bisa disantap untuk sahur dan berbuka puasa. Elisa menceritakan, bahwa sebelum COVID-19, dasar dari produksinya adalah jajanan anak-anak sekolah, mulai dari minuman es, cireng dan lain-lain. “Satu tahun yang lalu mendekati lebaran, saya coba buat wader krispi," kata Elisa.

Lebaran tahun lalu, produksi Yuli Food mencapai 60% dari produk baru ini, yaitu wader krispi. "Jadi, mulai ada Covid itu saya mulai buat wader krispi. Ternyata ini banyak penggemar karena mereka (konsumen) jarang keluar, ini untuk persiapan berbuka dan sahur. Dan sekarang sudah kearah oleh-oleh," lanjut Elisa. Ide awal yang pada akhirnya Elisa memutuskan untuk produksi wader krispi, ketika Elisa sedang berkunjung ke pasar, Elisa melihat ikan wader. "Coba saya krispi awalnya masih melempem, jadi setiap mau makan saya panasi dulu, akhirnya ketemu ini bisa tahan satu bulan," jelas Elisa.

Wader ini menjadi salah satu produk premium Yuli Food, keuntungannya mencapai 30% lebih. Pekerjanya dengan waktu dua jam bisa mendapatkan penghasilan yang baik. "Insya Allah kalau satu orang bisa menghasilkan 100.000 rupiah per hari, untuk mengerjakan wader ini, empat paket, empat resep. Jadi, mereka sejahtera, saya sejahtera, keuntungan untuk agen, untuk distributor juga lumayan besar. Cuma sekarang berdoa larisnya saja," terang Elisa.

Awal mula Elisa bisa menemukan dan menawarkan dengan cara mengelilingi disetiap agen satu per satu namun setelah mengikuti pelatihan dan setelah mengenal salah satu Steering Committe Pahlawan Ekonomi, yaitu Luhur Budijarso, Elisa mulai mengikuti pameran-pameran. "Jadi ini yang di agen frozen cuma 6.000 rupiah saya jual. Kalau saya jual dipameran itu bisa 12.000 rupiah. Akhirnya saya konsentrasi di harga yang premium," tutur Elisa.

Elisa telah merintis bisnisnya selama 10 tahun sejak menjadi pahlawan ekonomi dan mengalami banyak perkembangan. "Sejak jadi pahlawan ekonomi itu saya kagum karena Yuli Food tidak ada matinya, ada saja produknya. Semangat dan inovasinya luar biasa," jelas Luhur. 

Staf Khusus Menteri Sosial sekaligus Steering Committe Pahlawan Ekonomi, Luhur Budijarso dan Doddi Madya Judanto mengakui atas perjuangan Elisa karena mempunyai keberanian untuk menambah pasar yang baru yaitu pasar premium, yang harganya hampir dua kali lipat naiknya dan laku.

"Jadi, ketika jatuh bangun, dibilang banyak jatuhnya, ya tidak, justru banyak bangunnya. Buktinya sampai sekarang, dan dari jatuh itu banyak yang bangun dan sukses sampai sekarang, ceritanya macam-macam. Ini contoh yang mungkin bisa jadi inspirasi buat teman-teman yang lain," tutur Doddi Madya.

"Memang dari bu Elis kita bisa belajar banyak, bagaimana kita sebagai pelaku usaha harus memiliki tekad dan semangat yang baja, tidak boleh gampang jatuh. Yang bu Elisa lakukan ini untuk Yuli Food adalah bangkit lagi, mencari cara, mencari inovasi lagi, dan terobosan-terobosan lainnya," sambung Luhur.

Diakhir cerita Elisa menyampaikan pesan untuk para pelaku usaha dari pengalamannya, "Produk adalah jiwa kita, nyawa kita. Jadi, bagaimana kita mempertahankan supaya kita tetap hidup. Apapun kita lakukan selama itu masih di jalan yang benar yang penting halal dan barokah. Tetap semangat, lanjutkan," pesan Elisa.

Hal ini juga bisa dicontoh oleh para Penerima Manfaat yang ada di Balai-balai milik Kemensos untuk mempunyai keberanian berinovasi dalam berbisnis, harus mempunyai kemauan untuk mendorong satu produk tersebut lebih maju. "Yang penting kalau jatuhnya berapa kali, bangunnya harus lebih banyak lagi. Jalan itu pasti ada terus, walaupun kelihatan berat, tertutup pasti akan terbuka pintu kesempatan-kesempatan yang lain," tegas Doddi Madya.

"Kita belajar bahwa bisnis memang tidak pernah mudah, pasti ada jatuh bangun tinggal bagaimana kita berani untuk mencoba, memulai dan berani juga untuk bangun lagi ketika jatuh. Sehingga ketika terjadi badai, prahara, biduknya atau kapal usahanya itu bisa betul-betul solid, tidak gampang terombang-ambing, dan Insyaa Allah bisa terus jalan menuju pulau yang diinginkan, yaitu kesejahteraan bersama," sambung Luhur.

Webinar ini diikuti oleh Kepala Balai, pegawai dan penerima manfaat di Balai-balai Rehabilitasi Sosial milik Kemensos RI, serta para Pelaku Usaha yang sedang belajar mendapatkan peluang bisnis jajanan kuliner.
Bagikan :