Kemensos Terjunkan Psikolog untuk Penyintas Anak Korban Banjir Bandang Bima

Kemensos Terjunkan Psikolog untuk Penyintas Anak Korban Banjir Bandang Bima
Penulis :
Humas Balai Anak Paramita Mataram
Editor :
Intan Qonita N
Penerjemah :
Intan Qonita N

BIMA (10 April 2021) - Kementerian Sosial RI melalui Direktorat Rehabilitasi Sosial Anak dan Balai Anak "Paramita" Mataram menerjunkan psikolog untuk melakukan Psychologycal First Aid (PFA) kepada sedikitnya 100 anak yang berada di 4 Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di Kecamatan Bolo yang merupakan salah satu daerah terdampak banjir bandang. Sesuai arahan Menteri Sosial, Tri Rismaharini bahwa Balai Besar/Balai/Loka harus merespon cepat terhadap permasalahan sosial yang terjadi, Balai Anak "Paramita" Matatam menugaskan tim guna merespon kasus banjir bandang tersebut.

Lokasi pertama yang dikunjungi oleh tim adalah LKSA An-Nur Al-Hidayah di kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pada lokasi tersebut, terdapat 1 anak yang berinisial AM berusia 3 tahun 1 bulan mengalami perubahan perilaku setelah kejadian banjir, ia berperilaku seperti anak yang menarik diri dari lingkungan, tidak mau bermain dengan lingkungan sekitar, hanya mau digendong oleh ibu, anak menangis ketika ditinggal sendiri walaupun hanya sebentar dan ada orang lain di sekeliling anak. Selain itu nafsu makan anak juga menurun dan terlihat tidak bersemangat. Anak diindikasikan mengalami acute stress disorder

Intervensi berupa psikoedukasi pada ibu kandung AM sudah diberikan oleh Psikolog Balai Anak "Paramita" berupa langkah-langkah dalam menangani trauma healing pada anak. Selain itu juga diberikan psikoedukasi kepada ibu-ibu yg menghadiri acara dalam rangka penanganan preventif trauma pada anak. 

Ibu-ibu peserta kegiatan diberi penjelasan oleh psikolog tentang cara bersikap dan berperilaku ketika bencana banjir datang kembali agar orang tua dapat mengajari anak rencana preventif tersebut dan mencegah terjadinya kemungkinan stres atau trauma pada anak setelah bencana.

Putri Wahyuni, Psikolog Klinis Anak Balai Anak "Paramita" Mataram mengatakan, "Upaya pemberian psikoedukasi semacam ini sangat diperlukan guna pembekalan pengetahuan bagi ibu-ibu yang memiliki anak, agar anak mereka tak mengalami stress disorder pada penanganan pertama kondisi psikologis anak pasca bencana."

Kunjungan terakhir di LKSA Nurul Muhtar di Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Anak yang diberikan PFA sebanyak 25 orang. Hal yang sama seperti LKSA Madinah Putra & Putri terjadi pada LKSA Nurul Muhtar. Setelah kejadian banjir semua anak juga merasa ketakutan, akan tetapi saat ini semua anak sudah tidak lagi merasa takut. 

Emosi anak saat ini berkurang dan yang mereka rasakan saat ini adalah senang. Hal tersebut dikarenakan anak merasa mendapatkan dukungan dari lingkungan seperti keluarga dan teman. Anak juga dapat mengalihkan pikiran ketakutan dengan melakukan kegiatan yang lebih bermanfaat seperti mengaji, belajar dan bermain. Kedua faktor tersebut yang memperkuat penyembuhan kondisi psikis anak akibat bencana banjir.

Pada masing-masing LKSA yang telah dikunjungi, Tim Balai Anak "Paramita" Mataram memberikan bantuan paket Asistensi Rehabilitasi Sosial (ATENSI) berupa barang kebutuhan dasar yang merupakan hasil asesmen pekerja sosial Kabupaten Bima. Bertambah rasa senangnya anak pasca mendapatkan barang bantuan tersebut dilukiskan dari pancaran mata dan keriuhan suara anak-anak menerima barang-barang tersebut.
Bagikan :